Disney salip jumlah pelanggan Netflix

The Walt Disney Co. mengumumkan pertambahan jumlah pelanggan pada ketiga platform layanan streaming-nya (Disney+, Hulu, dan ESPN+) yang mencapai 221,1 juta berbayar. 

Melansir CBS News (10/8), angka ini terbilang besar bila dibandingkan dengan platform pesaing Netflix yang akhir-akhir ini melesu dan memiliki pelanggan di bawah angka 221 juta.

Tidak hanya itu, khusus untuk Disney+ sendiri, per Juli tahun ini, layanan streaming tersebut ternyata telah menambahkan sebanyak 14,4 juta pelanggan berbayar baru dan jumlah ini meningkatkan angka pelanggan berbayar keseluruhan sebanyak 152 juta bulan ini.

Meskipun begitu, Disney+ tetap menyebutkan bahwa terdapat kemungkinan besar, jumlah pelanggan ini terjadi pengurangan seiring dengan berkurangnya hak streaming di India. Meski di sisi lain, melansir BBC (11/8), perusahaan melaporkan permintaan untuk Disney+ tetap kuat.

Pandemi COVID-19 memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan berbagai layanan streaming, seperti Netflix dan Disney+. Namun, pemulihan pandemi tampaknya memberi dampak berbeda kepada keduanya, di mana sejauh ini terlihat Disney+ yang mampu bertahan.

Berdasarkan data, pelanggan Disney+ yang baru tersebut ternyata lebih banyak berasal dari luar Amerika dan Kanada, bahkan jumlahnya jauh lebih banyak daripada yang diprediksi.

Perusahaan juga mengumumkan, pada akhir tahun ini, pihaknya akan memberlakukan iklan ke dalam layanannya dan akan dikenakan tarif sebagaimana harga berlangganan saat ini, yaitu $7,99. Sementara, untuk layanan bebas iklan akan dinaikkan ke harga $10,99 per bulannya.

Kabarnya, layanan beriklan ini akan mulai diluncurkan di Amerika tahun depan. Toh, Eksekutif Disney berpendapat, mereka tak berencana menangguhkan pelanggan. Melainkan, perusahaan melihat potensi beriklan yang juga diharapkan perusahaan lain dalam layanan tersebut.

Pasalnya, keuntungan bagi pelanggan datang dengan pengorbanan yang besar, di mana perusahaan mengalami kerugian sebesar $1,1 miliar pada kuartal tersebut.

Eksekutif memprediksi bahwa pihaknya akan mengalami puncak kerugian tahun ini. Namun, masih terselamatkan dengan keberadaan taman hiburannya yang diminati lagi pasca pandemi.

Total pendapatan sepanjang April-Juni meningkat sebanyak 26% dari tahun lalu yang mendatangkan laba sebesar $1,5 miliar. Tidak hanya itu, saham perusahaan juga melonjak sebanyak 6% saat kabar jumlah pelanggan Disney melampaui Netflix ini tersebar.