Observatorium Bosscha menyesalkan gambaran tak benar di “Pengabdi Setan 2: Communion”
Saat menonton film horor “Pengabdi Setan 2: Communion” boleh jadi pikiran akan langsung tertuju pada salah satu observatorium terkenal di tanah air, Bosscha yang terletak di Lembang, Jawa Barat.
Pasalnya, film garapan sutradara Joko Anwar itu membuka cerita dengan latar tempat yang menyerupai Observatorium Bosscha. Namun, pada Kamis (11/8) kemarin, akun resmi Bosscha mengunggah pernyataan dan rasa penyesalan atas penyebaran kesan tidak benar tentang observatorium oleh film itu.
Betapa tidak, “Observatorium Bosscha sama sekali tidak terlibat dalam produksi film bernuansa horor yang tengah beredar,” bunyi pembukaan tulisan dalam akun Instagram resmi, bosschaobervatory.
“Kami amat menyesalkan pemunculan gambar yang dengan segera orang kenali sebagai ikon Observatorium Bosscha yang memberi kesan tidak benar tentang Observatorium Bosscha,” tambahnya.
Selaras dengan itu, bila menengok kehebohan cuitan warganet di Twitter pun, banyak yang membahas tentang keberadaan observatorium astronomi tertua Indonesia yang ikonik itu dalam film horor tersebut.
"KENAPA BANG JOKO ANWAR KEPIKIRAN JADIIN BOSSCHA TEMPAT YG BANYAK ANU (hantu) NYA :( Padahal Bosscha ini tempat impian para generasi 90an gara-gara hype petualangan sherina :(," bunyi cuitan salah satu akun @danny_APP.
Ya, bagi generasi yang lahir tahun 90an, Bosscha justru lekat dengan kenangan petualangan seorang anak bernama Sherina, lewat gambarannya dalam film "Petualangan Sherina" pada 2000 silam.
Sehingga para warganet generasi tersebut merasa kenangan masa kecilnya yang indah akan tempat itu seakan “dihancurkan” akibat keangkeran Bosscha dalam film horor terbaru Joko Anwar.
Di sisi lain, ternyata Joko Anwar sempat memberikan penjelasan lewat cuitannya pada Selasa (9/8). Katanya, teropong bintang yang ada dalam film bukanlah yang asli, tetapi sangat menyerupai Teleskop Refraktor Ganda Zeiss di Bosscha.
“Teropong bintang mockup yang seukuran aslinya dibangun untuk film “Pengabdi Setan 2” agar terlihat otentik. Totalitas demi memberikan yang terbaik untuk penonton,” tulis Joko Anwar.
Selain itu, Observatorium Bosscha pun bilang menjunjung tinggi kebenaran lewat ilmu astronomi yang dikembangkan dan disebarkan kepada masyarakat, terutama anak-anak sekolah. Maka itu, ketidakbenaran citra dalam film “Pengabdi Setan 2: Communion” pun sangat disesalkan.
Sekilas informasi tentang situs di Lembang ini, observatorium itu dibangun Bosscha Sterrenwacht atas ide Karel Albert Rudolf Bosscha. Tujuannya untuk memajukan ilmu astronomi di Hindia Belanda. Pusat penelitian ini berdiri pada 1 Januari 1923 dan menjadi bagian Institut Teknologi Bandung (ITB) sejak 1951.
Tak tanggung-tanggung, sebagai observatorium astronomi modern pertama di Asia Tenggara, Bosscha memakan waktu lima tahun dalam pembangunnya. Mengikuti tren material pada masanya, bangunan yang sering digunakan untuk pengamatan bulan sabit muda ini dibangun dengan beratap asbes.