J.K. Rowling rilis buku terbaru, bantah itu dari pengalaman pribadi
Cerita fiksi terbaru Robert Galbraith, nama samaran J.K Rowling, "The Ink Black Heart" baru saja dirilis pada Selasa (30/8) lalu. Buku terbaru Rowling tersebut mengisahkan tentang seorang bernama Edie Ledwell, kartunis video YouTube yang dipersekusi oleh figur misterius di dunia maya.
Rupanya, penulis hit “Harry Potter” berusia 57 ini juga menulis koleksi buku misteri di bawah nama Robert Galbraith dan sejauh ini buku “The Ink Black Heart” menjadi seri keenamnya.
Melansir Rolling Stone (29/8), karakter Edie Ledwell dalam cerita keenam seri thriller "Cormoran Strike" Rowling ini, mendapat kecaman dari penggemarnya sendiri karena dikritik sebagai rasis dan transfobia.
Cerita pun berisi lika-liku Ledwell yang terus mendapat ancaman bunuh diri karena kartunnya hingga akhirnya terbunuh dalam keadaan ditikam hingga meninggal di kuburan. Kemudian, hadir karakter detektif Robin Ellacott yang mencoba memecahkan kasus pembunuhan sang kartunis.
Di sisi lain, melansir NCBC News (31/8), sejumlah penggemar “Harry Potter” bahkan menganggap buku “The Ink Black Heart” sebagai cerminan pengalaman J.K Rowling sendiri. Pasalnya, reputasi penulis itu sempat terancam akibat doxxing online, seperti tokoh dalam cerita fiksi terbarunya.
Pada 2020 silam, Rowling pernah dikecam publik karena secara terbuka mendukung seorang ahli pajak Inggris yang secara lantang mengungkap bahwa dirinya anti-trans lewat cuitan Twitternya.
Hingga beberapa tahun terakhir, pengunjung situs dan pengikut Twitter Rowling telah menurun. Tidak hanya itu, dengan sikapnya, banyak yang menyebut bahwa Rowling ialah transfobia.
Di sisi lain, pada kolom tanya jawab di situs resminya JKRowling.com, Rowling menyangkal tudingan tentang novel terbarunya yang disebut-sebut berasal dari pengalaman pribadinya.
“Saya tidak pernah membuat buku, dan buku ini tentu bukan berasal dari pengalaman saya. Anda tahu, dengan maksud membicarakan kehidupan saya sendiri. Itu bukan berarti, tentu saja, pengalaman hidup Anda tidak ada dalam buku,” terang Rowling, sebagai mana melansir dari People (31/8)
Dalam kesempatan berbeda, Rowling pun menegaskan kepada Graham Norton bahwa buku yang ditulisnya itu bukanlah menjelaskan apa yang terjadi pada dirinya beberapa tahun lalu.
“Saya telah menulis buku itu sebelum hal-hal tertentu terjadi pada saya secara online. Saya berkata kepada suami saya, 'Saya pikir semua orang akan melihat ini sebagai tanggapan atas apa yang terjadi pada saya,' tapi sebenarnya tidak. Draf pertama itu selesai pada saat hal itu terjadi,” pungkasnya.