Penerbit buku Balai Pustaka pindah haluan, rilis film perdana “Kutukan Peti Mati”

Penerbit buku yang kini berkembang menjadi perusahaan multimedia, Balai Pustaka merambah dunia sinema dengan merilis film perdana bergenre misteri-horor bertajuk “Kutukan Peti Mati”.

Menurut kabar ANTARA (2/6), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sejak 1917 berfokus sebagai penerbit dan percetakan, Balai Pustaka, telah pindah haluan.

Perubahan tersebut pun telah dikonfirmasi oleh direktur utamanya, Achmad Fachrodji.

“Balai Pustaka harus berpindah haluan. Bukan hanya menggeluti bidang penerbitan dan percetakan, tapi, juga multimedia dalam bentuk pembuatan film,” jelas Achmad kepada ANTARA (2/6).

Kemudian, ia turut menjelaskan, “Buku-buku intellectual property (IP) yang dimiliki Balai Pustaka banyak yang menarik untuk diangkat ceritanya dalam bentuk film.”

Alhasil, Balai Pustaka memprakarsai proyek filmnya dengan meluncurkan adaptasi novel “Sarcophagus Onrust” karya penulis Astryd D’Savitri.

Adaptasi tersebut dilakukan dalam karya sinema yang bertajuk “Kutukan Peti Mati” dan direncanakan tayang di bioskop mulai 20 Juli mendatang.

“Tentunya, para pecinta film akan sangat tertarik dan penasaran untuk melihatnya,” imbuh Achmad merespons perilisan “Kutukan Peti Mati” yang semakin dekat.

Sebagai informasi tambahan, selain “Kutukan Peti Mati”, Balai Pustaka disinyalir tengah memproduksi film dari novel melegenda “Sitti Nurbaya”.

Baca juga: “Baby Shark” diangkat menjadi acara podcast

“Kutukan Peti Mati” disutradarai Irham Acho Bahtiar

Rupanya, film akan menampilkan sisi sejarah dari Pulau Onrust di Kepulauan Seribu, yang dibalut dengan kisah misteri.

Lebih lanjut, film menceritakan tentang hantu bernama Maria Van De Velde beserta kisah misteri zaman penjajahan Belanda yang menjadi latar kisahnya.

Lantas, judulnya berbeda karena apa yang diangkat menjadi tajuk film perdana Balai Pustaka hanya salah satu misteri tentang sebuah peti mati yang terjadi di pulau tersebut.

Sedangkan, menurut ANTARA, novel “Sarcophagus Onrust” sendiri menceritakan banyak hal dan kejadian yang terjadi di Pulau Onrust.

Film yang akan tayang lebih kurang sebulan lagi itu, disutradarai oleh Irham Acho Bahtiar dengan bintang utamanya Yoriko Angeline sebagai Susan dan Aliff Alli sebagai karakter Bram.

Di lain sisi, ada pula aktris Christina Danilla yang akan memainkan peran Maria Van de Velde, serta Eryck Amaral sebagai Jan Koenraad.

Tak lupa, sederet pemain senior seperti Donny Damara, Dewi Rezer,hingga Mathias Muchus akan turut meramaikan film misteri ini.

Erick Thohir turut arahkan Balai Pustaka untuk kembangkan IP Indonesia

Berkaitan dengan IP dari Indonesia, Menteri BUMN Erick Thohir turut mengarahkan Balai Pustaka agar lebih berfokus pada pengembangan IP karya kreatif yang sudah dimiliki Indonesia.

Hal itu disampaikan Erick pada seminar daring Minggu (4/6) kemarin. 

“IP daripada Balai Pustaka, kita sedang bicara dengan direksi dan komisaris Balai Pustaka bahwa kenapa tidak Balai Pustaka fokus kepada IP-IP yang sudah dimiliki Indonesia,” tutur sang menteri.

Menteri BUMN itu mencontohkan cerita-cerita seperti “Lutung Kasarung” dan “Legenda Tangkuban Perahu”, yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi karya sinema.

“Nanti kita pegang IP-nya, silahkan produsernya dari pihak swasta,” lanjut Erick. Menurut ANTARA, skema itu diadaptasi Erick dari “Mulan” asal Tiongkok yang dijadikan film oleh Walt Disney.

Segala upaya pengembangan Balai Pustaka tersebut disinyalir menjadi upaya agar perusahaan dapat memproduksi konten yang lebih menarik, menghidupkan kembali IP yang telah dimilikinya, dan membuatnya menjadi lebih kekinian.