TFR

View Original

Festival Sinema Prancis 2023 akan hadir di 14 kota di Indonesia

Institut Français Indonesia kembali menghadirkan Festival Sinema Prancis (FSP) untuk edisi ke-25 yang akan digelar pada 17-26 November 2023 mendatang.

Mengusung tema “Palme d’Or”, acara ini akan digelar secara hibrida di 14 kota di Indonesia, mulai dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Medan, Surabaya, hingga Bali.

“Kami memilih tema ini untuk merayakan edisi ke-25 FSP karena Palme d’Or adalah penghargaan paling bergengsi yang paling diidamkan dalam perfilman dunia yang diberikan pada Festival Cannes di Prancis,” ujar Koordinator FSP Mathilde Bureau dalam konferensi pers, Kamis (9/11) lalu.

Nantinya, acara ini akan menampilkan lebih dari 19 film dari berbagai genre di ke-14 kota terpilih, serta 10 film yang dapat diakses secara daring melalui platform Klik Film pada 20-26 November 2023.

Menariknya, seluruh film yang ditayangkan selama Festival Sinema Prancis akan hadir dengan subtitle Bahasa Indonesia dan/atau Inggris, serta dapat disaksikan secara gratis!

Salah satunya yang menjadi sorotan ialah film “Anatomy of Fall” karya Justine Triet yang merupakan film Prancis ke-10 pemenang penghargaan Palme d’Or.

“FSP 2023 akan menampilkan film-film yang telah mendapatkan penghargaan di Festival Film Cannes dan festival film besar Eropa lainnya. Kami ingin menampilkan film-film tersebut ke masyarakat dunia, termasuk Indonesia,” ungkap dia.

Baca juga: Prancis akan wajibkan influencer menandai foto ber-filter, ada hukuman bagi pelanggar

Dilengkapi dengan sesi diskusi dan lokakarya

Berbeda dari penyelenggaraan pada tahun-tahun sebelumnya, Festival Sinema Prancis 2023 tak hanya akan memutar ragam film terbaik asal Prancis, namun juga dilengkapi dengan sesi diskusi dan lokakarya kreatif bersama para profesional di industri film Prancis dan Indonesia.

“Kami membuat sejumlah perubahan, salah satunya adalah mengadakan diskusi setelah screening film, lokakarya, hingga pertunjukan tari. Dengan begitu, orang-orang yang hadir dapat langsung berdiskusi mengenai film yang ditonton, proses produksinya, dan sebagainya,” lanjut Bureau.

Selain itu, acara ini turut mempersembahkan retrospeksi untuk memperingati 50 tahun kepergian Jean Pierre Melville, seorang sineas berpengaruh asal Prancis.

Oleh sebabnya, film-film seperti “Léon Morin, prêtre” (1961), “Army of Shadows” (1969), dan “The Red Circle” (1970) akan diputar untuk lebih memahami karya Melville serta periode Gerakan Nouvelle Vague.

Adapun program khusus Film de Genre atau Fokus Genre Film, yang akan menyajikan film-film dengan dunia visual khas.

Kali ini, film dengan unsur ketegangan, horor, dan darah akan diputar dengan tujuan memicu ketegangan penonton dan merayakan keragaman bentuk penyutradaraan yang mendefinisikan sinema Prancis.

“FSP tahun ini lebih kaya akan program, karena kami juga menyiapkan pemutaran film Indonesia dan menghadirkan sineas-sineas Indonesia yang bersinar di Festival Cannes, yang mana sangat sayang untuk dilewatkan,” jelas Co-koordinator FSP 2023 Aninditha B. Ayodhya dalam kesempatan yang sama.

Diramaikan oleh aktor hingga filmmaker Prancis!

Tak hanya itu, aktor dan filmmaker asal Prancis akan datang langsung untuk meramaikan Festival Sinema Prancis (FSP).

Seperti Roman Duris, Paul Kircher, dan Adéle Exarchopoulos yang akan hadir pada malam pembukaan FSP 2023 bersamaan dengan pemutaran film “The Animal Kingdom” (2023).

Di Jakarta, film tersebut akan tayang di Djakarta Theater dengan kehadiran sang sutradara dan aktor utamanya, yakni Thomas Cailley dan Kircher.

Sutradara film lainnya, seperti Julie Lecoustre dan Emmanuel Marre yang menggarap “Zero Fucks Given” (2021) serta aktor sekaligus penari Mahdi Baki dari film terbaru sutradara Cédric Klapisch bertajuk “Rise” (2022) juga akan menyapa para penggemar di Indonesia.

Para aktor dan filmmaker tersebut akan berpartisipasi dalam diskusi, tur media, serta memandu lokakarya untuk Festival Sinema Prancis 2023.

Informasi lebih lanjut mengenai detail jadwal kegiatan dan pemutaran film dapat dilihat di situs web ataupun media sosial Institut Français Indonesia, ya!