Folkaland Konstelasi Interaksi hadir kembali sebagai tempat kreator terhubung
Acara Folkaland kembali hadir tahun ini untuk menjadi tempat para kreator kreatif, brand lokal Indonesia, serta konsumen yang dikenal sebagai “Folkies” terhubung serta tumbuh bersama.
Pada tahun ini, Folkaland yang berlokasi di dalam ruangan, tepatnya di ASHTA District 8 Lantai 1 dan 2, Jakarta Selatan ini mengangkat tema dan nama “Konstelasi Interaksi”.
Konstelasi sendiri berarti perkumpulan, atau sekelompok yang berhubungan satu sama lain. Sedangkan interaksi adalah saling memengaruhi dan melakukan aksi.
Bukan tanpa alasan, tema ini berkaitan dengan energi dan mood yang diusung dalam DNA Folkaland; connection (koneksi atau hubungan), feel (perasaan), dan experience (pengalaman).
Dengan mengusung Konstelasi Interaksi, Folkaland ingin mengajak para pecinta lokal, content creator dan penggiat lokal untuk saling terhubung dan berinteraksi.
Tidak hanya itu, harapannya lewat acara ini baik kreator, para pemilik brand lokal, hingga konsumen dapat saling mengapresiasi dan membangun hubungan positif dalam rangkaian kegiatan.
Hal ini bertujuan untuk membantu para penggiat brand lokal, membangun awareness brand-nya, berinteraksi lebih lama dengan para potential customer-nya.
Baca juga: Kolaborasi Bocorocco X Garuda Indonesia hadirkan Bocorocco Aeroport
Berbentuk pop-up event
Hadir dengan konsep agak berbeda, Folakaland kali ini merupakan pop-up event, yang dilaksanakan selama satu bulan penuh dengan dibagi menjadi dua batch. Batch pertama digelar pada 2 sampai 17 Februari 2024, sedangkan batch selanjutnya pada 18 Februari hingga 3 Maret 2024 mendatang.
Tidak hanya konsep, pemilihan lokasi pun juga cenderung berbeda. Pasalnya, menurut Founder Folkaland Ariyani Sukma, ASHTA dipilih karena memiliki lokasi strategis di pusat kota.
“Selain itu, ASHTA sendiri sudah terbiasa bekerja sama dengan brand lokal, hal ini menjadi salah satu pertimbangan kami untuk berkolaborasi dengan ASHTA, kali ini,” ujar Ariyani.
Pasalnya, hal ini pun berhubungan target market dari Folkaland itu sendiri. Ibu baru atau muda, eksekutif muda, serta mindful spender menjadi segmen yang disasar kali ini.
Di samping itu, segmentasi lain yang juga ingin digaet adalah Gen Z dan pasangan yang baru menikah. Tak terkecuali pengunjung perkantoran yang berada di sekitar ASHTA.
Segmentasi tersebut pun berpengaruh pada tenant yang digandeng karena tidak hanya disaring serta dipilih oleh tim Folkaland, melainkan juga didukung oleh ASHTA.
“Kami memilih tenant yang kiranya selaras dengan target market Folkaland juga dengan target market ASHTA. Yang juga dikurasi oleh tim ASHTA,” terang Ariyani.
Menariknya, Folkaland tidak hanya berisikan tenant brand lokal, acara ini pun menawarkan berbagai workshop yang tersedia dan dapat diikuti oleh publik selama akhir pekan.
“Intention dari workshop Folkaland, sebagai sarana mengembangkan diri dan refreshment, sehingga yang dipilih adalah workshop art and craft dengan durasi tidak terlalu lama,” ujarnya.
Kilas balik Folkaland sebelumnya
Folkaland yang dimulai pada 2018 lalu ini hadir dengan inisiatif untuk menciptakan sebuah platform bagi brands lokal independen serta untuk orang-orang yang memiliki semangat dan ketertarikan terhadap industri home & living di Indonesia agar bisa berkumpul dan berkolaborasi.
Sebelumnya, Folkaland sendiri telah dilaksanakan di Plaza Senayan pada 2019 silam dan tiga kali setelah pandemi, tepatnya pada 2023 yakni di Urban Forest, CIBIS Park, dan Istora Senayan.
Dibandingkan dengan lokasi lain, Folkaland di Istora Senayan tercatat dihadiri pengunjung paling banyak yaitu sekitar 18.000 pengunjung dengan diramaikan oleh 30 tenant brand lokal.