Demi dongkrak penjualan, GUCCI bakal fokus pada klien privat dan individu kaya raya
Rumah mode mewah GUCCI tampaknya sedang menyusun ulang strategi demi mendongkrak penjualan. Pasalnya, mereka dikabarkan tengah berfokus menyasar individu kaya raya sebagai target pasar utama.
Melansir FASHION UNITED (17/2), siasat itu dilakukan akibat kurang maksimalnya pendapatan yang dialami jenama asal Italia tersebut, sebagaimana disampaikan KERING selaku perusahaan induk GUCCI.
Meski GUCCI dianggap kehilangan momentum penjualannya, CEO KERING François-Henri Pinault menyatakan bahwa penjualan kepada klien privat bisa menghasilkan sekitar $40.000 (sekitar Rp606,2 juta) hingga $3 juta (sekitar Rp45,4 miliar).
Di luar itu, kelompok kaya raya, sebagai demografis yang tidak rentan terhadap penurunan ekonomi hari ini, dianggap menjadi satu-satunya harapan bagi GUCCI untuk dapat menjaring keuntungan.
Baca juga: Pasar global pet fashion terus bertumbuh, jenama berlomba luncurkan aksesoris hewan peliharaan
GUCCI bakal buka lebih banyak butik privat untuk individu kaya raya
Menurut sumber yang sama, salah satu penyebab kurang baiknya pendapatan jenama mewah GUCCI adalah penurunan penjualan di Tiongkok dan Amerika Serikat.
Di lain sisi, GUCCI juga disinyalir belum memaksimalkan pemasarannya dibanding jenama mewah lain.
Hal itu terlihat dari investasi GUCCI untuk pemasaran yang hanya menyentuh angka €487 juta (sekitar Rp7,8 triliun), hampir setengah dari pengeluaran Louis Vuitton yang mencapai €890 juta (sekitar Rp14,4 triliun).
Oleh sebab itu, salah satu misi terbaru GUCCI adalah untuk membuka lebih banyak butik privat baru yang menjual pakaian, mebel, hingga perhiasan kelas atas bagi individu kaya raya.
Tantangan GUCCI terjadi di tengah transisi direktur kreatifnya
Sebelumnya, pada November tahun lalu, GUCCI baru saja ditinggalkan oleh direktur kreatif Alessandro Michele yang dikenal atas estetika serba ekstra-nya.
Selanjutnya pada Januari ini, melansir Harper’s BAZAAR (28/1), GUCCI akhirnya menunjuk pengganti Michele, yakni Sabato De Sarno mantan Direktur Fesyen Valentino.
Seperti Michele, De Sarno akan mengawasi lini perempuan, laki-laki, produk kulit, aksesoris, hingga ragam koleksi produk gaya hidup dari jenama mewah GUCCI.
Kabarnya, De Sarno akan meluncurkan koleksi debutnya di GUCCI dalam peragaan Spring 2024 di Milan Fashion Week, September mendatang.
Ternyata, sebelum Valentino, De Sarno juga telah menapakkan kaki sebagai Direktur Fesyen di Prada dan Dolce & Gabbana.
Menelisik perjalanan De Sarno menjajaki berbagai rumah mode mewah legendaris, CEO GUCCI Marco Bizzarri mengatakan bahwa direktur kreatif terbaru itu diharapkan bisa menampilkan “warisan unik,” dan kekayaan sejarah GUCCI.
Namun, di sisi lain, laporan Harper’s BAZAAR menyebut bahwa arahan De Sarno kemungkinan akan lebih lembut dibanding Alessandro Michele yang berani dan inovatif.