Menuju Indonesian Dance Festival 2024, IDF hadirkan program Kampana

Indonesian Dance Festival (IDF) merupakan festival tari kontemporer terbesar dan terlanggeng di Asia Tenggara. IDF telah berdiri sejak 1992 dan memasuki usia ke 32 tahun pada tahun ini.

Selama berdiri, IDF telah menghasilkan sekitar 150 karya dari koreografer Indonesia yang tergabung ke dalam 16 festival. Tak hanya itu, IDF juga melibatkan 400 seniman tari & seniman multidisipliner yang menghasilkan 90 karya koreografer internasional.

Kali ini, IDF kembali digelar pada 2-6 November 2024 di Jakarta. Ini menandai pergelaran IDF ke-17 yang nantinya akan dilangsungkan di Jakarta, tepatnya terbagi dalam tiga venue: Graha Bakti Budaya, Komunitas Salihara Arts Center, dan Gedung Kesenian Jakarta.

Dengan mengusung tema “Liquid Ranah”, IDF 2024 mengajak para seniman dan penonton untuk menjelajahi berbagai kemungkinan gerak yang cair. Mengeksplorasi bentuk, identitas, kenangan, suara, gestur, tindakan, dan pikiran.

Salah satu hal yang di-highlight ialah bagaimana festival ini merayakan tari kontemporer memperkaya interaksi kita dengan tempat, komunitas, dan media sehari-hari.

Baca Juga: Gandeng 100 seniman, Jakarta Illustration & Creative Arts Fair (JICAF) 2024 resmi dibuka

Menghadirkan program Kampana, wadah diskusi & akurasi penari

Menuju hari puncak Indonesian Dance Festival 2024, berbagai aktivitas dan program menarik pun diselenggarakan, salah satunya yaitu program Kampana.

Kampana merupakan salah satu program IDF yang bergerak sebagai laboratorium bagi para dancer

Di sini, Kampana menyediakan waktu dan ruang bagi seniman muda untuk mengembangkan penelitian artistik mereka agar memudahkan proses kreatif dalam menciptakan karya baru.

Sebelum dipentaskan di IDF, para peserta Kampana akan mengikuti workshop secara online dan offline. Workshop-nya pun diselenggarakan selama tiga hari mulai dari tanggal 18 hingga 20 September lalu.

Di sini, ada enam peserta Kampana yang berasal dari berbagai negara Asia Tenggara. Mulai dari Indonesia, Filipina, dan Laos.

Tak hanya itu, workshop ini juga menghadirkan para kurator IDF seperti Linda Mayasari, Nia Agustina, River Lin, dan Arco Renz.

Sesi ini menyediakan kesempatan untuk para penari membagikan concern dan segala pertanyaan yang mereka miliki untuk menyempurnakan penampilannya nanti di IDF 2024.

Menariknya lagi, masing-masing peserta berkesempatan untuk menampilkan demo dari konsep dan karya tari yang telah mereka persiapkan sebelumnya.

Salah satu contohnya yaitu Try Anggara dari Indonesia, penari yang sejak 2012 telah berkolaborasi dengan seniman dari Amerika, Jepang, Kosta Rika, dan Korea Selatan.

Try Anggara menunjukkan konsep dan tariannya yang bertemakan nasi bungkus. 

Hal tersebut merupakan hasil dari pengalaman yang paling dekat dengan kehidupannya sehari-hari, di mana orang tuanya memiliki bisnis nasi bungkus/nasi padang.

Dengan adanya program Kampana ini, diharapkan peserta dapat berbagi kemajuan sekaligus tantangan yang mereka hadapi dalam proyek mereka saat ini, sehingga bisa menampilkan pertunjukan yang terbaik pada malam puncak IDF 2024 nanti.