Agensi Johnny & Associates Inc. meminta maaf atas klaim pelecehan seksual
Presiden raksasa hiburan Jepang Johnny & Associates Inc. telah mengeluarkan permintaan maaf formal atas klaim pelecehan seksual terhadap mendiang pendirinya, Johnny Kitagawa.
Permohonan maaf tersebut diungkapkan seiring dengan tuduhan yang dikeluarkan oleh sejumlah mantan tokoh musik dan beberapa pihak lainnya mengenai peristiwa tersebut.
Pada Minggu (14/5) kemarin, Julie Keiko Fujishima selaku presiden dan keponakan dari mendiang presiden agensi tersebut, mengeluarkan permintaan maaf melalui sebuah video serta pernyataan tertulis di situs perusahaan.
Melansir Japan Times, ungkapan maaf tersebut keluar sebulan setelah Penyanyi sekaligus Penulis Lagu Kauan Okamoto mengklaim bahwa Kitagawa pernah melakukan tindakan kekerasan seksual padanya ketika ia masih remaja.
Tuduhan oleh beberapa mantan artis laki-laki dari agensi tersebut terhadap pendirinya yang telah meninggal empat tahun lalu itu sontak langsung menjadi headline berbagai media outlet di dalam dan luar Jepang.
Terlebih setelah BBC meluncurkan tayangan dokumenter mengenai peristiwa tersebut di bulan Maret lalu.
Mobeen Azhar, reporter yang menginvestigasi cerita dalam film dokumenter BBC, menyambut baik permohonan maaf dari Johnny & Associates Inc., tetapi menurutnya pihak perusahaan harus mengambil tindakan lebih lanjut.
“Saya yakin kita masih jauh dari keadilan bagi anak laki-laki yang dieksploitasi oleh Johnny Kitagawa saat ia memimpin Johnny & Associates,” ujar Azhar, dikutip Senin (15/5).
Baca juga: Perusahaan di Cikarang diduga syaratkan karyawati staycation bareng untuk perpanjang kontrak
Okamoto mengaku dilecehkan sebanyak lebih dari 15 kali
Pada April lalu, Okamoto yang merupakan penyanyi berdarah Jepang dan Brazil itu mengungkapkan pengalaman pahitnya dalam sebuah konferensi pers.
Ia membeberkan bahwa Kitagawa telah melakukan kekerasan seksual kepadanya sekitar 15 sampai 20 kali ketika ia masih berada di bawah naungan agensinya.
Lebih jauh, Okamoto mengutarakan bahwa setidaknya ada tiga orang lainnya yang mengalami peristiwa serupa di agensi tersebut.
Dalam video yang diunggah di YouTube pada Sabtu (13/5), Okamoto menggambarkan pengalamannya bahwa ia merasa seperti dilecehkan oleh orang tuanya sendiri, mengingat Kitagawa memang dianggap sebagai bapak industri hiburan di Jepang.
Katanya, selama ini ia tidak memberi tahu siapa pun mengenai pelecehan yang dialaminya lantaran saat itu ia sangat menghormati dan menghargai sosok Kitagawa.
Setelah kabar ini terkuak, pada Kamis (11/5) lalu, penggemar artis-artis dari agensi milik mendiang Kitagawa meluncurkan petisi yang meminta perusahaan untuk melakukan investigasi terkait tuduhan kekerasan seksual tersebut. Sekitar 16.000 orang sudah menandatanganinya.
Johnny & Associates Inc. akan lakukan investigasi internal
Menanggapi keterlambatan dalam merespons tuduhan itu, Fujishima mengatakan perusahaannya akan segera melakukan investigasi internal sembari bekerja sama dengan pengacara dan penasihat, serta berdiskusi dengan korban yang mengklaim tuduhan.
“Kami benar-benar mohon maaf kepada para korban. Kami menindaklanjuti isu ini dengan serius,” ujarnya.
Sementara itu, menurut Azhar, keterlambatan dalam meluncurkan pernyataan ini muncul setelah perusahaan mendapatkan tekanan dari pihak pers dan penggemar. Azhar mengatakan, “Ini tidak dapat diterima.”
Fujishima sendiri mengaku tidak mengetahui tindakan pelecehan yang dilakukan oleh Kitagawa. Di lain sisi, investigasi akan memakan cukup waktu karena terduga pelaku sudah tidak ada.
Lebih jauh, Fujishima telah berbicara dan memohon maaf kepada Okamoto mengenai tuduhan tersebut. Ketika ditanya bagaimana ia akan bertanggung jawab, Fujishima mengatakan bahwa ia telah memutuskan mengurungkan niatnya untuk mengundurkan diri dari jabatannya guna mencegah terjadinya hal serupa.
“Menerima pendapat dan menggelar diskusi dengan para anggota yang berada di dalam perusahaan tentang apa yang ingin mereka lakukan saat ini serta di masa depan adalah cara saya bertanggung jawab,” terangnya.
Johnny Kitagawa pernah mendapat tuduhan kekerasan pada 1999
Sebelumnya, di tahun 1999 silam, majalah Shukan Bunshun pernah melaporkan tuduhan kekerasan berupa kekerasan pada anak dan eksploitasi seksual terhadap Johnny Kitagawa.
Namun, Kitagawa dan perusahaannya yang saat itu juga dipimpin oleh ibu Fujishima, Mary Kitagawa, menuntut balik majalah tersebut.
Pada 2002, Pengadilan Distrik Tokyo kemudian memerintahkan media outlet tersebut untuk membayar ganti rugi total sebesar ¥8.8 juta atau sekitar Rp958 juta.
Lalu, setahun kemudian, Pengadilan Tinggi Tokyo mengubah jumlah kompensasi yang harus dibayarkan menjadi ¥1.2 juta atau sekitar Rp130,6 juta, sebab terdapat pernyataan mengenai tuduhan kekerasan yang konsisten.
Johnny Kitagawa sendiri merupakan sosok yang sangat dihormati di dunia hiburan Jepang. Ia dikenal karena berhasil meluncurkan beberapa boyband ternama, termasuk Arashi, Hey! Say! Jump!, dan SMAP.