L’Oréal hadapi hampir 60 gugatan atas tuduhan terkait produk hair relaxer
Setidaknya, terkumpul sebanyak 57 gugatan hukum dilayangkan ke L’Oréal USA atas produk hair relaxer (pelemas rambut) yang diklaim menyebabkan kanker dan masalah kesehatan lainnya.
Angka tersebut disebutkan dalam judicial panel yang digelar Diandra Debrosse Zimmermann dari firma hukum DiCello Levitt dan penggugat lainnya pada Senin (6/2) kemarin, dilansir dari The Guardian (7/2).
Puluhan aduan tersebut diajukan ke pengadilan federal Chicago dan bagian lainnya di Amerika Serikat (AS), yang tidak hanya menyasar jenama L’Oréal tapi juga beberapa perusahaan lainnya.
Tuduhan tersebut menyebutkan bahwa produk perusahaan kosmetik yang berguna untuk meluruskan rambut bertekstur ternyata memiliki bahan kimia berbahaya didalamnya.
Bahkan, gugatan itu juga menyebut bahwa perusahaan-perusahaan itu mengetahui keberadaan kimia berbahaya pada produknya, tetapi tetap memasarkannya untuk konsumen.
Baca juga: Ariana Grande akuisisi kembali merek kecantikannya, R.e.m Beauty, senilai $15 juta
Tuduhan kepada L’Oréal diawali hasil penelitian pada Oktober 2022
Puluhan gugatan yang terkumpul di Februari ini, ternyata berawal dari penelitian lembaga National Institutes of Health yang dipublikasikan sejak Oktober 2022 lalu.
Pasalnya, laporan tersebut menyebut bahwa sejumlah perempuan yang telah menggunakan hair relaxer selama beberapa tahun, memiliki dua kali lipat resiko terkena kanker rahim.
“Kami menghitung sekitar 1,64% perempuan yang tak pernah menggunakan pelurus rambut berisiko mendapat kanker rahim di usia 70-an, tapi bagi para pengguna, resiko ini meningkat 4,05%,” tulis keterangan resmi Alexander White dari National Institute of Environmental Health Safety AS.
Penggugat pertama hair relaxer L’Oréal
Beredarnya publikasi riset itu menggerakkan seorang perempuan bernama Diandra Debrosse Zimmermann dari firma hukum DiCello Levitt untuk membuat pengaduan ke pengadilan AS.
Atas gugatan itu, Zimmermann mengharapkan litigasi multi distrik, yakni pengumpulan pengaduan dari pihak yang terdampak oleh hair relaxer L’Oréal dan perusahaan lain, untuk dilaporkan ke pengadilan distrik AS.
Selanjutnya, mereka mengadakan judicial panel bersama hakim distrik AS Mary Rowland yang berlangsung Senin (6/2) kemarin, dengan tujuan perampingan temuan kasus dan masalah praperadilan lainnya untuk kasus ini.
Mengutip sumber sama, Zimmermann pun mengatakan bahwa keputusan panel, “mengakui dampak baik dari litigasi hair relaxer ini.” Lalu, mengklaim akan ada aduan firma hukum lain dalam beberapa minggu ke depan.
Zimmermann juga mengatakan bahwa kemungkinan akan ada ribuan perempuan yang ikut menggugat, terutama mereka dengan kulit berwarna, karena mereka adalah pasar utama produk hair relaxer.
L’Oréal tepis tudingan lewat keterangan resminya
Pada bulan yang sama dengan peluncuran hasil riset lembaga kesehatan Oktober lalu, L’Oréal angkat suara dan menepis tuduhan yang diterimanya melalui keterangan resmi dalam situsnya.
Dalam keterangan yang dipublikasikan pada 27 Oktober 2022 itu, L’Oréal mengaku bahwa perusahaannya memprioritaskan kesehatan, kesejahteraan, dan keamanan para konsumen mereka.
“Kami percaya bahwa keamanan produk kami dan gugatan hukum akhir-akhir ini tidak memiliki nilai hukum,” lanjut pernyataan perusahaan kosmetik asal Perancis tersebut.
“Produk kami mengikuti evaluasi ilmiah oleh para ahli untuk soal keamanan dan memastikan bahwa kami mengikuti seluruh peraturan di setiap pasar di mana kami beroperasi,” pungkas L’Oréal.