Hadirkan sederet pembicara, Marketeers Tech for Business ungkap tren Digital Marketing 2025

Marketeers kembali menggelar ajang tahunan Marketeers Tech for Business (TFB) untuk keempat kalinya pada Selasa (3/6) lalu di CGV Grand Indonesia, Jakarta.

Mengusung tema “Digital Marketing Madness”, Marketeers TFB 2025 kembali menjadi panggung utama untuk mengulas transformasi strategi digital marketing di era teknologi yang semakin pesat.

Acara ini menghadirkan insight dan tren terbaru yang menjadi panduan penting bagi para pelaku bisnis untuk tetap relevan dan kompetitif di pasar digital.

Tahun ini, Marketeers menyoroti bahwa digital marketing bukan lagi sekadar soal “posting konten”, melainkan tentang membangun strategi yang solid dan terintegrasi dengan teknologi.

Berbagai tema terkait insight dan tren terkini itu pun dibawakan para pembicara kompeten dengan study case dari para perusahaan lintas industri yang terbukti berhasil menerapkan strategi yang dibagikan.

Beberapa pembicara yang turut berbagi wawasan dan meramaikan Marketeers TFB 2025 di antaranya VP dan General Manager (SEA) SleekFlow Asnawi Jufrie, VP Shared Services Human Capital PT Pertamina (Persero) Helmi, EVP of Passenger Transport Marketing & Sales PT Kerita Api Indonesia (Persero) Krisna Arianto, hingga Head of Brand Lion Parcel Benno Suryo Ariantoputro.

“Kami sebut ‘Digital Marketing Madness’ karena banyak pemasar yang tidak paham soal digital marketing,” ujar CEO MarkPlus, Inc. & Marketeers Iwan Setiawan, dikutip dari siaran pers, Kamis (5/6).

Baca juga: Marketeers gelar kelas pemasaran bersama pakar, bahas Marketing Plan 2025

Hadirkan diskusi terbuka strategi digital marketing

Tak hanya mendengarkan presentasi, di sini para peserta diajak berdiskusi langsung untuk menyerap ilmu praktikal serta memantik ide-ide kreatif baru dalam menyusun kampanye digital yang lebih berdampak dalam mendukung performa perusahaan.

Menurut Iwan, terdapat tiga resep untuk mencapai performa dalam strategi digital marketing, yakni mengandalkan matrik Return on Ad Spend (ROAS), terus mengejar konsumen baru, dan masuk ke setiap tren yang terjadi.

Ia juga mengatakan bagaimana kekuatan brand dan performance dari perusahaan menjadi dua kunci dalam membangun performa bisnis yang berkelanjutan. 

Berangkat dari persoalan inilah Marketeers Tech for Business mengangkat sembilan insight penting di era digital marketing yang makin dinamis.

Beberapa insight dan tren yang diangkat di panggung ini di antaranya termasuk Omnichannel is the New Standard, AI is the New Marketing Booster, Gen Z is the New Youth, dan Funnel is the New Raodmap.

Kemudian, beberapa tren lainnya termasuk Data is the New Customer Relationship, Content is the New Ad, Digital Value is the New Selling, Immersive is the New CX, serta Micro Influencer is the New Mega.

Selain menghadirkan sesi diskusi, acara ini juga kembali menggelar ajang penghargaan OMNI Brands of the Year yang tahun ini menyoroti performa para merek dan perusahaan yang selama setahun terakhir sukses melakukan pendekatan omnichannel marketing dan transformasi digital.

Total ada 54 perusahaan yang berhasil memenangkan penghargaan ini usai memenuhi empat kriteria penilaian, yakni Creativity, Innovation, Reach, dan Impact.

“Kalau Anda melakukan digital marketing saja, maka Anda akan kehilangan 60-80% dari calon pelanggan Anda. Kita tidak mendiferensiasikan strategi kita based on channel. Jadi tidak ada strategi kanal fisik, tapi semua terintegrasi karena yang kita jadikan panduan adalah customer journey,” jelas Iwan.