QR code disematkan dalam prangko, arahkan ke situs yang terangkan cerita di balik gambarnya
PT Pos Indonesia belum lama ini meluncurkan inovasi baru untuk prangko. Barang yang kini kerap dikoleksi itu kini disematkan teknologi QR code.
Inovasi tersebut memungkinkan kolektor atau pemilik masuk ke dalam situs yang menjelaskan cerita di balik gambar prangko yang dipindai (scan).
Dengan begitu, pemilik prangko dapat mengetahui cerita di balik gambar, beserta kejadian, dan penjelasan lainnya yang ada pada secarik kertas bergambar itu.
“Dengan memanfaatkan teknologi, prangko jadi lebih hidup. Tidak hanya gambar mati, tetapi ada cerita di baliknya,” terang Direktur Utama PT Pos Indonesia Faizal R. Djoemadi, dikutip dari ANTARA, Senin (19/6).
Baca juga: Seniman Doddy Hernanto manfaatkan teknologi untuk berkarya lewat QR art
Sudah mulai diterapkan
Adapun teknologi QR code ini sudah mulai diterapkan pada Prangko Seri Malioboro yang memiliki tiga desain, yakni Teras Malioboro, Ketandan Malioboro, dan Ngejaman Malioboro.
Seperti nama-nama desainnya, masing-masing prangko tersebut menggambarkan Malioboro dalam sejumlah aspek.
Melansir Merdeka.com, Teras Malioboro merepresentasikan sentralisasi ekonomi rakyat yang ada di kawasan Malioboro.
Sedangkan Ketandan Malioboro adalah gambaran bagaimana Malioboro berfungsi sebagai ruang pluralis bagi siapa pun yang hidup di Yogyakarta.
Ada pula Tugu Ngejaman sebagai ikon Malioboro yang menandakan presentasi sejarah yang terjadi sepanjang evolusi ruas jalan tersebut.
Sebagai informasi, prangko tersebut baru diluncurkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta pada 7 Juni 2023 lalu dalam rangka menyambut perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-76 Kota Yogyakarta.
Prangko Seri Malioboro ialah hasil inovasi dan kolaborasi PT Pos Indonesia bersama Pemkot Yogyakarta, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), dan Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri).
Sementara itu, gambar pada prangko tersebut dibuat oleh seniman perempuan asal Yogyakarta bernama Astuti Kusumo.
Secara keseluruhan, terdapat empat lukisan karya Astuti yang dipatenkan dalam prangko seri terbaru ini, dengan rincian tiga lukisan dijadikan seri prangko dan satu lukisan untuk sampulnya.
Kenalkan fungsi prangko
Faizal mengungkapkan bahwa peluncuran Prangko Seri Malioboro merupakan penanda penting untuk memperkenalkan kegunaan prangko.
Pasalnya, selain dapat digunakan sebagai alat bayar, prangko merupakan benda koleksi yang menjadi pengingat akan sejarah serta budaya suatu daerah.
Adapun menurut Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kominfo Wayan Toni Supriyanto, seri terbaru ini tak hanya memiliki nilai intrinsik dan nominal.
Prangko seri Malioboro juga berfungsi sebagai bentuk apresiasi terhadap ikon sejarah serta pariwisata Kota Jogja.