Ditinggal Lee Soo-man, SM Entertainment tersandung skandal korupsi internal
Belakangan drama perebutan kekuasaan SM Entertainment mencuri perhatian publik. Namun, ternyata dramanya masih belum usai setelah SM Entertainment ditinggal pendirinya, Lee Soo-man (LSM).
Pasalnya, melansir All Kpop (13/4), beberapa media keuangan Korea Selatan mencurigai adanya korupsi internal di SM Entertainment saat memasuki bulan pertama era tanpa campur tangan LSM.
Kecurigaan tersebut bukan datang kepada LSM, melainkan Chief Sales Officer (CSO) SM, Jang Jae-ho.
Akan tetapi, Jae-ho yang diangkat sebagai CSO oleh Lee Sung-soo sempat meninggalkan perusahaan pada Oktober lalu usai konflik dengan kepala produser saat itu, Lee Soo-man.
Rupanya, Jae-hoo dan Lee Sung-soo (eks CEO SM dan kini menjadi direktur produksi) berteman dekat.
Lantas, tepat sehari setelah HYBE mengumumkan keputusan untuk mundur dari pertarungan merebutkan SM pada 13 Maret, Jae-hoo melanjutkan posisi sebagai direktur internal.
Awal mula kecurigaan korupsi internal
Tuduhan ini bermula karena adanya dugaan bahwa Jae-ho sebenarnya pemain kunci yang “mengusir” LSM dan “membela” SM dari akuisisi HYBE, mengembalikan perusahaan menjadi “normal” menurutnya.
Melansir sumber yang sama, tahun lalu Jae-ho mulai memihak perusahaan investasi Align Partners untuk “menghapus” LSM sebagai pendiri dan punya posisi tak tertandingi di SM saat itu.
Menyadari hal tersebut, LSM kabarnya memarahi keponakannya, Lee Sung-soo, karena “bekerja dengan Jae-ho”. Perbedaan pahamnya dengan LSM berujung pada pengunduran diri Jae-ho.
Baca juga: Nama Lee Soo-man dihapus dari beberapa album SM Entertainment
Akan tetapi, setelah resign pun Jae-ho dikabarkan tetap ikut campur dalam urusan manajemen SM bahkan diperjadi jadi pengawas dari strategi SM untuk lepas dari LSM.
Tak hanya itu, Jae-ho bahkan hadir dalam negosiasi dengan HYBE dn Kakao selama pembicaraan akuisisi saham SM Entertainment beberapa waktu lalu.
Di mana, struktur manajemen SM per 31 Maret kemarin menetapkan Kakao tidak dapat terlibat langsung dalam urusan manajemen perusahaan meski telah menjadi pemegang saham utama.
Dugaan akan ada perombakan manajemen SM Entertainment
Melansir sumber yang sama, orang dalam memperkirakan dengan kembalinya Jae-ho, ia akan “membersihkan” SM dari anggota dewan dan petinggi yang cenderung memihak LSM.
Pembersihan ini dilakukan sebagai langkah pertama Jae-ho untuk mengatasi masalah saham signifikan LSM di anak perusahaan SM, Dream Maker (24,14%) dan SM Brand Marketing (42,31%).
Bahkan, ada perkiraan bahwa tiga tahun ke depan, urusan manajemeni internal SM akan dilakukan langsung melalui Jae-ho dan Align Partners, mengingat Kakao tak punya kuasa soal manajemen.
Alhasil, orang dalam bagian keuangan mulai mempertanyakan bagaimana konsep “kemerdekaan” SM Entertainment yang dianjurkan oleh Align Partners, saat masih berada di bawah LSM.
Bisa begitu karena, dengan kekuasaan Jae-ho yang signifikan untuk membuat keputusan, ini tampak sebagai transisi dari satu tangan pusat (Soo-man) ke tangan lainnya (Jae-ho).