Tangi Street Art Festival hidupkan jalanan di Gianyar, Bali dengan berbagai warna!

Tangi Street Art Festival kembali untuk ketiga kalinya pada 11-17 Mei 2025 di Desa Guwang, Sukawati di Gianyar, Bali, dimeriahkan seniman dari berbagai daerah di Indonesia & seluruh dunia.

Acara ini menghidupkan desa tersebut dengan warna-warna bold, gambar, dan pesan powerful; mengubah ruang publik menjadi kanvas terbuka untuk merayakan street art.

Dipersembahkan oleh Yayasan Kolaborasi Dunia Tangi, festival seni ruang publik ini lebih dari sekadar mural dan digelar untuk memantik dialog antara orang, budaya, dan generasi melalui karya seni yang dapat ‘hidup’ dan ‘bernapas’.

Tahun ini, Tangi Street Art Festival mengambil inspirasi dari filosofi Bali Tri Hita Karana yang berpusat pada keseimbangan antara manusia, alam, dan dewa.

Konsep ini erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat sekitar dan menjadi inspirasi utama para seniman untuk mengeksplorasi tema terkait harmonisasi, koeksistensi, dan hubungan melalui karya-karya yang ditampilkan; sehingga tak hanya relevan tetapi juga menawarkan perspektif baru.

Terdapat sembilan seniman yang berpartisipasi dalam festival tahun ini dari dalam dan luar negeri, yaitu seniman mural asal Bali Slinat, Awshit, dan Ayu Muniarti; Stereoflow dari Jakarta dan Sicovecas dari Yogyakarta.

Sedangkan lineup internasional dimeriahkan oleh Luogo Comune dari Italia, Joren Joshua dari Belanda, dan Joan Aguiló dari Spanyol; didukung oleh Istituto Italiano di Cultura dan Erasmus Huis.

Baca juga: Tomo Land Art & Illustration Festival siap digelar sebagai one-stop recreation event!

Ekspansi fokus ke audiens muda

Berbeda dari dua edisi sebelumnya, tahun ini Tangi melakukan ekspansi dengan berfokus pada audiens lebih muda melalui kolaborasi dengan Blue Karma Children Foundation untuk menggelar lokakarya khusus anak-anak.

Kegiatan tersebut digelar secara gratis di Kulidan Space Kitchen and Coffee Shop, sebuah creative hub di Guwang, Gianyar, dan bertujuan untuk memantik rasa penasaran, imajinasi, dan kepercayaan diri artistik generasi muda.

“Kami percaya street art adalah milik semua orang, termasuk anak-anak. Melalui program ini, kami menanamkan bibit-bibit seniman masa depan, pemimpi, dan storyteller. Inisiatif ini menjadi cara untuk mendukung generasi berikutnya dengan alat untuk berekspresi dan saling terhubung,” jelas Zolalongor, melansir siaran pers, Rabu (14/5).

Adapun selain mural, Tangi juga akan melengkapi festivalnya dengan film screening, live music, dan grafiti.

Tangi Art Festival 2025 juga meluncurkan Color Connect, sebuah inisiatif pertukaran budaya yang dikembangkan oleh Kolaborasi Dunia Tangi Foundation dan bertujuan untuk menjembatani komunitas street art dari berbagai belahan dunia dan mengajak mereka untuk berkolaborasi, bertukar ide, hingga merayakan kreativitas.

Dalam skala internasional, Tangi juga mengumumkan kolaborasi dengan Wall Share Japan, di mana seniman asal Bali Dwimabim akan terbang ke Osaka, Jepang untuk membuat mural dan berinteraksi dengan komunitas street art Jepang.

Sebaliknya, seniman Jepang BakiBaki akan bergabung dengan Tangi, membawakan visual dinamis yang menjadi ciri khasnya ke Bali.

Apabila kamu tertarik untuk merasakan langsung kemeriahan Tangi Street Art Festival, kamu bisa datang langsung ke Sukawati, Bali. Informasi lebih lanjut mengenai acara ini bisa kamu lihat di Instagram @tangistreetartfest, ya!