Perawatan kulit untuk pria: Teruji secara ilmiah atau taktik pemasaran semata?
Read in English
Baca bagian 1 - Jarak antara pria dan perawatan kulit
Kita sudah sering mendengar istilah “perawatan kulit untuk pria.” Istilah itu sendiri sebenarnya sudah cukup menjelaskan dan memperjelas bahwa ada produk perawatan kulit yang didesain khusus untuk pria. Hanya dengan keberadaan istilah ini dalam industri perawatan kulit, kita bisa mendapat gagasan bahwa ada perbedaan antara kulit pria dan wanita, sehingga pria tidak bisa menggunakan produk perawatan kulit yang sudah ada dan harus menggunakan produk yang berbeda.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hal ini, TFR menghubungi dr. Listya Paramita, Sp.KK (@drmita.spkk), dermatolog yang berbasis di Yogyakarta yang secara aktif bersuara untuk meluruskan miskonsepsi mengenai kesehatan kulit dan dermatologi, yang sangat nyata di Indonesia. Mengenai kulit pria dan wanita, dr. Mita mengonfirmasi bahwa memang ada perbedaan di antara keduanya.
“Perbedaannya ada pada ketebalan kulit. Kulit pria 20% lebih tebal dibandingkan wanita,” jelas dr. Mita. Karena perbedaan ini, kulit pria memiliki jauh lebih banyak minyak dan kelenjar keringat dibandingkan kulit wanita. Kelenjar ini juga jauh lebih aktif sehingga pria menghasilkan keringat dan minyak dua kali lebih banyak dibandingkan wanita. Tergantung pada kondisi kulit, pria juga bisa jadi lebih rentan terhadap masalah kulit dibandingkan wanita.
Dalam survei kecil yang TFR lakukan mengenai topik ini, 48,4% responden mengaku memiliki masalah kulit yang spesifik, seperti jerawat, kering, dan penuaan. 45,2% menyatakan bahwa mereka tidak memiliki masalah kulit apa pun, dan 6,4% responden tidak yakin apakah mereka memiliki masalah kulit.
Dari survei ini, kita bisa menyatakan bahwa (mudah-mudahan) sebagian besar responden setidaknya sadar akan kondisi kulit mereka dalam menjawab “ya” atau “tidak” untuk pertanyaan ini. Temuan ini sejalan dengan kenyataan bahwa 90,3% responden sadar akan pentingnya memiliki kulit yang sehat.
Namun, TFR menemukan bahwa fakta-fakta itu tidak begitu sesuai dengan fakta bahwa 25,8% responden tidak menggunakan produk perawatan kulit apa pun. Jumlah ini lebih dari seperempat total responden. Di sini tampaknya ada perbedaan, sekali lagi, antara pemahaman mengenai betapa pentingnya kesehatan kulit dan apa yang dilakukan produk perawatan kulit. Aspek lain yang mungkin memengaruhi pengambilan keputusan seorang pria dalam menggunakan perawatan kulit salah satunya adalah desain produk.
Dalam survei ini, kami menemukan bahwa kata ‘sederhana’ terus digunakan untuk menggambarkan desain kemasan produk perawatan kulit yang mungkin akan menarik minat responden untuk membeli. Desain yang praktis, elegan, dan kokoh tampaknya menjadi hal yang akan menarik perhatian mereka. Ketika ditanya mengenai merek, wajar jika sebagian besar responden (32,3%) menyebut sebuah merek FMCG.
The Body Shop menyusul di peringkat kedua sebagai merek favorit responden dengan 29%, tetapi kemudian kami menemukan merek FMCG lain di tempat ketiga. Dari sini, dapat disimpulkan bahwa aksesibilitas ke produk adalah aspek penting yang menjadi pertimbangan responden dalam memilih produk perawatan kulit.
Perawatan kulit memang penting bagi mereka yang ingin menjaga kulit tetap sehat. Namun, “merawat kulit adalah sebuah pilihan, semuanya terserah pada preferensi masing-masing individu,” ucap dr. Mita. Jika individu tersebut merasa butuh menjaga kulit mereka atau setidaknya ingin memiliki kulit yang sehat, dr. mita merekomendasikan setidaknya perawatan kulit mendasar, yang meliputi:
Membersihkan. Ada produk pembersih wajah untuk semua jenis kulit bagi yang menginginkan sesuatu yang sederhana. Ada juga tipe pembersih lainnya, seperti pembersih berbasis minyak dan micellar water. Selalu pilih yang paling sesuai dengan kondisi kulit kalian!
Melembabkan. Jangan takut untuk menanyakan jenis pelembab yang terbaik untuk kulit kalian, karena pelembab berfungsi untuk melindungi kulit dari serangan eksternal. Memilih pelembab yang salah bisa membuat kulit kalian lebih rentan terhadap berbagai masalah.
Perlindungan UV. Cara terbaik adalah memilih produk tabir surya dengan spektrum luas yang dapat melindungi kulit dari UVA dan UVB dengan setidaknya 30 SPF. Ada banyak pilihan tabir surya yang juga berfungsi sebagai pelembab. Tergantung kebutuhan, kalian bisa hanya menggunakan pelembab yang mengandung SPF.
Sekarang, kita masuk ke pertanyaan terakhir dan paling penting dalam artikel ini: bisakah pria menggunakan perawatan kulit yang bukan “untuk pria”?
“Bisa,” ujar dr. Mita. “Pada prinsipnya, perawatan kulit tidak bergender.” Produk perawatan kulit “untuk pria” kebanyakan adalah bagian dari strategi pemasaran. Selama produk itu bekerja dengan baik dan berkontribusi terhadap kesehatan kulit, tidak ada yang salah dengan pria menggunakan perawatan kulit yang bukan “untuk pria,” tambahnya.
Maya, perwakilan The Body Shop, menyuarakan hal senada. “Dalam sepuluh tahun terakhir, kami menyadari bahwa, terutama di Asia, pria masih mencari produk yang paling jantan. Itulah awal mulanya kami melabeli beberapa produk kami sebagai produk “untuk pria,”” jelasnya.
Meskipun perawatan kulit tidak pernah bergender, wajar kalau pasar akan lebih fokus pada demografi yang lebih responsif, yaitu wanita. Kenyataan ini mungkin yang mendorong pria menjauh dari produk perawatan kulit secara umum, sehingga kategorisasi spesifik dibutuhkan untuk bagian dunia yang spesifik.
Sekarang kita tahu bahwa pria selalu bisa menggunakan produk perawatan kulit apa pun yang bermanfaat bagi mereka, baik produk "untuk pria" maupun bukan. Akankah mereka memilih aksesibilitas, kesederhanaan, dan manfaat daripada label? Bukan kami yang bisa menjawabnya, tetapi jika kalian mengunjungi Instagram Daniel Adnan, kalian akan menemukan salah satu pria yang akan menjawabnya.