Disney hadirkan karakter plus-size perdana di film animasi “Reflect”

Setelah berdiri hampir selama satu abad, Disney akhirnya debut mengenalkan karakter protagonis perempuan plus-size pertamanya dalam film pendek “Reflect”

Melansir The Guardian (28/10), animasi tersebut rupanya menjadi bagian dari musim kedua "Short Circuit: Experimental Films", Walt Disney Animation Studios.

Film animasi “Reflect” ini mengisahkan anak perempuan penari balet bernama Bianca yang harus melawan 'refleksi dirinya di cermin' karena ketidakpercayaan dirinya atas penampilannya.

Kondisi mental yang dibahas dalam film berdurasi enam menit itu ternyata dikenal sebagai gangguan dismorfik tubuh, yang menghasilkan rasa gelisah, malu, hingga cemas.

Animasi yang tayang di Disney+ sejak September lalu ini merupakan karya seniman animasi dan sutradara Hillary Bradfield yang juga menggarap "Encanto" (2021) dan "Frozen II" (2019). 

Sang sutradara pun berharap film pendek tersebut akan mendorong penonton untuk lebih menghargai penampilan dan bentuk tubuhnya, setelah menyaksikan kisah Bianca.

“Terkadang kita masuk ke ruang gelap untuk mencapai tempat yang terbaik. Dan itu membuat tempat baik itu menjadi lebih indah,” ujar Bradfield dalam sebuah wawancara, dikutip dari The Guardian (28/10). 

Namun, film yang hadirkan karakter plus-size pertama Disney ini ternyata menuai ulasan yang beragam. Di satu sisi, penggemar memuji Disney karena berhasil membawa karakter plus-size dalam animasinya. 

“Ketika saya berusia 16 tahun, saya membutuhkan film Disney ini, sebelum akhirnya berhenti balet karena merasa menjadi gadis gemuk di kelas. Saya senang anak kecil (sekarang) akan memiliki (film) ini. 10/10 untuk Reflect!” tulis akun @MeganPotter_ dalam cuitan Twitternya. (26/10)

Di sisi lain, banyak mengkritik bagi "Reflect". Salah satunya, penulis Marvel Studios Visual Dictionary, Adam Bray yang mengatakan, durasi film kurang panjang untuk pesannya dapat menyentuh penonton. 

Akan tetapi, di samping semua pro dan kontra itu, melansir CNN Entertainment (28/10), beberapa tahun belakangan ini, rupanya Disney diketahui tengah berusaha untuk menghadirkan karakter yang lebih inklusif yang merepresentasikan berbagai bentuk tubuh, gender, hingga ras dan budaya.

Bahkan, pada 2020 silam, Disney meluncurkan inisiatif Stories Matter untuk mendorong keberagaman representasi, dan pesan, dalam produk. 

“Disney berkomitmen untuk menciptakan cerita dengan tema inspirasional dan aspirasional yang mencerminkan keragaman pengalaman manusia yang kaya di seluruh dunia,” tulis penjelasan gerakan Stories Matter dalam laman resminya.