CEO The Goods Dept buka suara soal alasan paksa karyawan resign yang viral di Twitter

Perusahaan The Goods Dept akhirnya buka suara tentang dugaan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap lebih dari 30 orang karyawannya yang sempat jadi perbincangan sejak akhir Oktober kemarin.

Isu itu jadi viral usai akun Twitter @DiahLarasatiP (3/11) menceritakan kronologi toko ritel ternama yang memaksa lebih dari 30 orang karyawan mengundurkan diri atau mengganti rugi sekitar Rp30 juta per orang.

Terpantau bahwa unggahan Instagram The Goods Dept pada 31 Oktober dibanjiri komentar warganet dengan nada yang serupa, menunjukkan keberpihakan pada karyawan yang dipaksa mengundurkan diri. 

“Ni brand nggak lama bakal hancur karena nggak ngasih hak karyawan yg dipaksa resign…,” tulis akun @eiqdisrama. Namun, tak lama, The Goods Dept menutup akses komentar seluruh unggahannya.

Hingga akhirnya pada Rabu (9/11) kemarin, CEO The Goods Dept Ruby Sjabana buka suara kepada detikFinance tentang isu yang berkembang di dunia maya itu.

Ruby mengaku, perusahan yang berada di bawah ERIGO itu terpaksa memberi pilihan kepada karyawan mengundurkan diri atau ganti rugi karena banyaknya barang yang minus saat dilakukan stock opname (SO).

“Saat kami melakukan audit internal, kami menemukan kerugian yang berulang yang besar sekali,” ujar Ruby, mengutip dari detikFinance (10/11)

Pasalnya, The Goods Dept disinyalir alami kerugian sampai miliaran dan kejadian itu ternyata tak terjadi untuk pertama kalinya. “Tahun lalu juga kejadian, nilainya juga miliaran tapi tahun lalu kita nggak kasih sanksi, kita nggak menuntut apa-apa, kita putihkan, kita maafkan,” jelas Ruby.

CEO itu melanjutkan, “Setelah kejadian ini banyak para mitra bertanya pada kita sebenarnya aman nggak dan kita menanggung kerugian itu. Jadi harus ada sesuatu peraturan yang ditegakkan.”

Lantas, The Goods Dept merasa bahwa rekomendasi pengunduran diri dan permintaan ganti rugi ke karyawan merupakan bentuk pertanggungjawaban mereka terhadap UMKM yang telah menitipkan barangnya di toko ritel mereka.

“Di ritel memang semua yang bekerja di toko harus mempertanggungjawabkan apa pun kekurangan barang, seperti di minimarket juga begitu,” pungkasnya.

Beberapa jam setelah berita detikFinance naik (10/11), akun @DiahLarasatiP yang pertama kali mengunggah soal PHK karyawan The Goods Dept itu memberi respons pada berita itu.

“Dahlah lawak bgt nih, mahal-mahal nyewa PR buat presscon, nggak ada satu pun wartawan yang nanya kenapa sampe HAK-HAK mereka gak dikeluarin? mereka kekeuh soal nyalahin karyawan?” tulisnya.

Ia menutup tulisannya dengan mengatakan, “Apakah di kontrak kerja ada statement bahwa kalo stok menghilang bisa pukul rata salahnya semua karyawan? Ngaco.”