Superdry cari dana investasi, demi bayar utang bank yang jatuh tempo Januari 2023
Superdry sedang kalang kabut dilanda utang yang jatuh tempo pada Januari tahun depan. Akibatnya, jenama itu tengah mencari dana investasi baru untuk membayar pinjaman bank tersebut.
Dilaporkan oleh Bloomberg (18/11), kesulitan pelunasan utang terjadi lantaran jenama asal London tersebut mulai merasakan dampak dari krisis biaya hidup yang melanda konsumennya.
Pasalnya, krisis biaya hidup yang dimaksud adalah peningkatan biaya kebutuhan dasar seperti pangan, yang meningkat pesat dalam waktu singkat dan hal itu tidak sebanding dengan pemasukan.
Hingga akhirnya, Superdry pun mencari calon investor baru untuk mengganti fasilitas beragun aset (asset-backed facility) senilai £70 juta atau sekitar Rp1,3 triliun miliknya.
Kondisi tersebut pertama terungkap dalam laporan triwulan keempat Superdry yang keluar pada Oktober lalu. Yakni ketika direktur Superdry mengakui adanya ketidakpastian material produknya yang berpotensi menyulitkan jenama di masa depan.
Dalam laporan yang sama, Superdry juga menyoroti kebutuhan pendanaan ulang dari fasilitas Pinjaman Beragun Aset yang akan berakhir pada Januari 2023.
Kepada Bloomberg, juru bicara Superdry mengklaim bahwa, “diskusi positif” tentang dana investasi untuk membayar utang ini, telah “berlangsung dengan pemberi pinjaman.”
Meskipun pihak jenama itu tak memberikan keterangan lebih lanjut terkait investor potensialnya.
Di samping itu, menurut laporan Fashion United (22/11), Superdry ternyata hanya menjadi salah satu dari sederet jenama yang terdampak krisis biaya hidup konsumennya.
Jenama lainnya, seperti TrouvaMade.com dan merek Inggris Joules telah mengajukan kebangkrutan pada bulan ini.