Twitter makin kacau, mantan karyawan bikin platform alternatif Spill
Kekacauan di Twitter usai platform tersebut diambil alih oleh Elon Musk tampaknya masih terus berlanjut.
Akan tetapi, kekacauan tersebut ternyata justru dimanfaatkan oleh mantan karyawan dari perusahaan burung biru itu untuk menciptakan platform alternatif terbaru, yang diberi nama “Spill”.
Spill ialah media sosial yang didirikan Alphonzo “Phonz” Terrell dan DeVaris Brown.
Rupanya, Terrel merupakan head of social and editorial di Twitter yang pada November lalu terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang dilakukan oleh Musk.
Sedangkan Brown adalah product manager lead yang meninggalkan Twitter pada 2020 untuk mendirikan Meroxa, sebuah perusahaan rintisan seri A yang mempermudah perusahaan lain membangun saluran data.
Melansir TechCrunch (16/12), keduanya mengumumkan pendaftaran waitlist untuk Spill pada Jumat (16/12). Aplikasi tersebut merupakan platform percakapan real-time yang mengutamakan kebudayaan. Platform tersebut ditargetkan untuk diluncurkan sekitar enam sampai delapan minggu lagi.
Berasal dari ras kulit hitam yang melihat banyaknya kreator konten hingga pendiri perusahaan kulit hitam sering diabaikan, keduanya ingin menciptakan platform yang menyediakan monetisasi kreator sejak awal ia bergabung.
Bahkan, Spill dikabarkan akan menggunakan teknologi blockchain untuk memetakan bagaimana sebuah unggahan menjadi viral untuk kemudian memberikan kompensasi kepada pencipta tren tersebut. Meski begitu, Terrell enggan menyebut platform besutannya sebagai perusahaan web3.
“Ini bukan web3. Tetapi penggunaan blockchain untuk memberikan kredit pada kreator dan mengatur model bagi kami untuk memberikan kompensasi kepada mereka secara otomatis,” kata Terrell.
Terkait pembagian pendapatan, Spill sendiri belum memberikan keputusan apa pun, termasuk metode yang akan digunakan untuk melacak bagaimana sebuah unggahan menghasilkan pendapatan iklan.
Namun, keduanya ingin para kreator bisa mendapatkan uang yang nyata, bukan dalam bentuk kripto. Menariknya, nama “Spill” sendiri diambil dari istilah “spill the tea” yang ramai dipakai di media sosial. Lewat aplikasi ini, keduanya ingin menciptakan platform yang aman bagi pengguna dan kreator.
Saat ini, Spill masih membuka pendaftaran waitlist, di mana pengguna bisa memesan dan menerima pembaruan terkait platform tersebut sebelum resmi diluncurkan.