Semarang Gallery gelar pameran perupa asal Jepang Kanoko Takaya, bertajuk “KUNE KUNE (LIKA LIKU)”

Semarang Gallery telah membuka pameran tunggal perupa asal Jepang, Kanoko Takaya, bertajuk “KUNE KUNE” yang berarti “LIKA LIKU” sejak 3 Desember 2022 hingga 3 Februari tahun depan.

Kanoko Takaya, ialah seorang perupa asal Kyoto, Jepang, yang telah menetap dan berkarya di Indonesia selama delapan tahun. Sejak periode awal kariernya di Tanah Air, Ia terus mengeksplorasi ketertarikannya terhadap, “realisme magis kebudayaan visual di Indonesia.”

Dalam karya-karyanya, Kanoko menyajikan pengalaman ‘ke-tubuh-an’ dari pengalaman personalnya, hasil interaksi dengan kebudayaan Indonesia dan menyelami wawasan seputarnya.

“Tubuh-tubuh yang menjadi refleksi atas identitas,” tulis penjelasan resmi pameran oleh Ignatia Nilu, “Mengakses bentuk-bentuk relasi kultural dengan alam, budaya, bahasa, sosial termasuk kekuasaan dan politik.”

Sensasi ke-tubuh-an, inderawi, dikembangkan Kanoko ke dalam lika-liku “KUNE KUNE”, yakni tubuh yang bergerak, postur yang dinamis, serta gestur yang menyajikan ekspresi gejolak emosi. Ide tersebut terefleksikan dalam bentuk, garis, dan perpaduan warna karya-karya Kanoko. 

“Selayaknya metafora atas penggambaran tubuh diantara berbagai situasi serta perubahan sosial bahkan tantangan ekologi yang terus menerus di hari-hari ini — Tubuh baru yang senantiasa dinamis dalam perubahan,” lanjut penjelasan pameran “KUNE KUNE”.

Selama periode berkarya di Nusantara yang dimulai dengan hari-harinya di Kota Solo dan Pulau Dewata, Kanoko membagi karyanya ke dalam tiga babak; “Indonesian Series”, “Inner Series”, dan terakhir adalah “Movement Series”, yang seluruhnya dipamerkan di Semarang Gallery selama pameran tunggalnya digelar.

“Indonesian Series” merupakan seri karya Kanoko selama masa transisi dari budaya urban Kyoto dan dihadapkan dengan kehidupan barunya di Solo sebagai seorang gaikokujin (orang asing). Pada periode ini, ia kerap membuat ilustrasi bertemakan kuliner, arsitektur khas Indonesia, kegiatan adat dan sosial, lingkungan, hingga ekspresi budaya dalam patung, dan topeng yang digubah ulang bentuknya. 

Sedangkan, dalam dua seri karya terkininya, “Inner Series” dan “Movement Series”, Kanoko berfokus pada bentuk garis yang berkelok, berlika-liku, dengan penuh lekukan. 

“Untuk karya-karya terbarunya, Kanoko menggabungkan tekstil, kanvas, dacron, resin, benang dan berbagai material menjadi bentuk dan tekstur yang mencitrakan anatomi tubuh. Anatomi tubuh yang selalu bergelombang, meliuk, dinamis,” jelas Ignatia Nilu, dikutip dari HYPEBEAST (21/12).

Lebih lanjut, pengantar pameran menjelaskan, “Kanoko menyederhanakan figur-figur yang sebelumnya sangat jelas bertutur dalam narasi visual menjadi garis lengkung dari lekuk tubuh dan menjadikannya sebuah daya pikat yang magis terhadap tatapan budaya sekitarnya.”

Haiza PuttiComment