TikTok dan Bumble bermitra untuk berjuang hentikan revenge porn
Demi menanggulangi penyebaran konten revenge porn di dunia maya, aplikasi TikTok dan Bumble bermitra dengan layanan Stop Non-Consensual Intimate Image Abuse (StopNCII.org/Hentikan Kekerasan Intim Non-konsensual) untuk mengawasi konten pornografi tanpa persetujuan tersebut.
StopNCII.org merupakan sebuah detektor dan pemblokir konten tidak senonoh tersebut. Layanan online itu adalah hasil pengembangan dan inisiasi perusahaan induk Facebook dan Instagram, yakni Meta.
Pasalnya, berdasarkan laporan Bloomberg (1/12), StopNCII.org dikembangkan oleh Meta dengan lembaga nirlaba Inggris SWGfL, sebuah saluran bantuan revenge porn.
Ternyata, Meta telah berupaya mengembangkan perangkat pendeteksi konten serupa sejak 2017 di Australia. Saat itu, inisiatif tersebut meminta pengguna mengirim pesan revenge porn ke diri sendiri.
Saat itu, perusahaan perusahaan yang kala itu masih bernama Facebook berjanji untuk menghapus gambar tersebut. Alhasil, inisiatif itu justru menuai kekhawatiran publik tentang kebocoran privasi.
Pada akhirnya, layanan perangkat StopNCII.org yang telah diluncurkan pun mampu mendeteksi konten berupa foto maupun video yang berpotensi sebagai revenge porn tanpa mengunggah ataupun melihat isinya. Bisa begitu karena ia dideteksi lewat unique string kode tulisan dan nomor di baliknya.
Lebih lanjut, temuan StopNCII.org dikirim ke tim moderasi perusahaan mitranya, tergantung dari platform mana konten itu berasal. Nantinya, konten yang dinilai sebagai revenge porn akan dieliminasi dari platform.
Sebagai informasi, peningkatan kesadaran tentang pornografi tanpa persetujuan itu turut didorong oleh aturan terbaru yang tengah dipersiapkan pemerintahan Inggris terkait perlindungan dalam dunia maya yang menghadirkan platform untuk memiliki perangkat penghapus konten revenge porn.
Putusan legislatif serupa juga telah berlaku di Australia, di mana situs media sosial harus menghapus konten pornografi yang telah dilaporkan dalam kurun waktu 24 jam.