Krisis iklim mengancam berbagai situs peninggalan, termasuk Piramida Giza dan Sphinx
Menurut sejumlah ahli, kenaikan permukaan laut dan cuaca ekstrim akibat perubahan iklim mengancam banyak situs arkeologi penting dunia, termasuk Piramida Giza dan Sphinx.
Melansir Mirror (6/12), situs-situs bersejarah itu dapat hilang dalam 30 tahun ke depan, akibat air bah yang menenggelamkan Kota Alexandria, tempat berdirinya dua peninggalan bersejarah budaya Mesir tersebut.
Direktur Antiquities Museum di Bibliotheca Alexandrina, Hussein Abdel Basir, mengatakan kepada Mirror pada Selasa (6/12), “Saya khawatir perubahan iklim akan mengubah monumen di kota Alexandria dan saya takut kota dan bagian dari Delta Mesir akan tenggelam dari waktu ke waktu bila hal ini (krisis iklim) terus terjadi.”
Lebih lanjut, Ia mengungkap bahwa Kota Alexandria menjadi rumah dari banyak harta karun peninggalan budaya Citadel of Qaitbay pada abad ke-15.
Polusi udara dan cuaca ekstrim juga mengancam situs-situs yang telah berumur ratusan tahun itu. “Jika tak ada tindakan yang dilakukan, itu akan berdampak negatif ke situs peninggalan tersebut di akhir abad (ke-21),” imbuh Basir.
Kekhawatiran serupa juga diutarakan oleh pakar ilmu Mesir, Zahi Hawass yang mengatakan, “Dalam 100 tahun semua peninggalan ini akan hilang karena perubahan iklim.”
Di sisi lain, menurut laporan media Inggris tersebut, pemerintah Mesir telah menginvestasikan €11 juta dalam upaya menyelamatkan Citadel of Qaitbay dari erosi. Serta menenggelamkan 4.700 bongkahan semen untuk melindungi monumen bersejarah yang ada di sana.
Sumber lainnya, yakni New York Times (12/11) melaporkan bahwa dalam seabad ke depan, Valley of Kings of Luxor di Mesir akan “hilang sepenuhnya,” lantaran batu-batuan kuil yang telah menunjukkan kerusakan akibat cuaca.
Sebagai tambahan informasi, krisis iklim juga mengancam banyak situs bersejarah di belahan dunia lainnya, seperti Machu Picchu di Peru.