Pameran “Tarung Grafis” menampilkan perkembangan seni grafis Indonesia
ArtSociates mempersembahkan pameran bersama seni grafis dengan seniman-seniman Bali dan Jogja dengan judul “Tarung Grafis”. Bekerja sama dengan Devfto Printmaking Institute dari Ubud, Bali, yang dirintis oleh Devy Ferdianto dan Miracle Prints Artshop & Studio dari Jogja yang dirintis oleh Syahrizal Pahlevy, pameran tersebut dibuka sejak 13 Mei 2022 dan akan berlangsung hingga 5 Juni 2022.
“Tarung Grafis” menawarkan perkembangan dari seni grafis Tanah Air dan perpanjangan artistik dari seni grafis. Beberapa di antara karya yang ditampilkan dengan ketat menggunakan konvensi seni grafis. Di luar itu, penonton juga dapat melihat karya-karya eksploratif yang keluar dari seni grafis.
Pameran tersebut terdiri dari 2 kubu pegiat grafis berdasarkan daerahnya, dengan total 26 seniman yang terdiri dari 13 seniman asal Jogja dan 13 seniman dari Bali. Beberapa di antaranya adalah Agung Pekik, Fakri Syahrani, Syahrizal Pahlevi, Agugn Prabowo, Devy Ferdianto, dan I Made Palguna. Pameran ini terselenggara dan dipicu oleh dialog antara Devy dan Syahrizal bersama dengan kedua kuratornya, yaitu Asmudjo J. Irianto dan Tisna Sanjaya, mengenai perkembangan seni grafis, dan disambut dengan sangat antusias oleh Direktur ArtSociates, Andonowati.
Tentang seni grafis
Seni grafis merupakan salah satu medium berkarya dalam seni rupa yang bersandar pada konvensi teknik dan edisi yang cukup ketat. Klasifikasi dalam seni grafis ditentukan oleh teknik dan jenis acuan cetaknya. Edisi merupakan jumlah karya yang diproduksi dalam satu cetakan karya grafis. Hal ini juga menjadi konvensi dalam seni grafis.
Para pegrafis konvensi akan berpegang pada kesepakatan tersebut dalam menetapkan batasan bagi karya seni grafis. Karya-karya yang tidak dilandasi oleh konvensi tersebut, bagi para pegrafis “murni”, bisa jadi bukan termasuk dalam kategori seni grafis. Di sisi lain, terobosan, penyeberangan, atau bahkan pembubaran kategori merupakan dorongan yang selalu hidup dalam diri seniman, khususnya di era seni rupa kontemporer. Karena itu, selalu muncul dorongan dari para seniman berlatar belakang seni grafis untuk bereksperimen melampaui konvensi seni grafis.
Hampir seluruh karya dari kubu Bali dikerjakan di Devfto. Hal itu menunjukkan pola produksi karya seni grafis hasil kolaborasi antara seniman dan master printer. Sebagian besar seniman kubu Bali bukan pegrafis mandiri. Kebanyakan dari mereka dikenal sebagai pelukis atau multi-media. Kubu Jogja berisi pasukan yang sebagian besar dikenal sebagai pegrafis.
Karya kubu Jogja hadir sesuai dengan konvensi seni grafis maupun expanded (perpanjangan/perkembangan dari teknik seni grafis murni).
Seniman-seniman yang terlibat dalam “Tarung Grafis” tidak hanya mencetak karyanya di kertas. Ada yang menggunakan kanvas, ada pula yang menggunakan aluminium. Cukup banyak karya dengan ukuran besar serta sangat kecil. Terdapat pula karya grafis instalasi.
Hal ini menarik, sebab kubu Bali yang banyak diisi oleh para pelukis justru menampilkan karya-karya cetak grafis konvensi. Sebaliknya, karya-karya pegrafis Jogja dalam pameran ini sebagian justru merupakan karya expanded.
Usaha mengembangan seni grafis Indonesia
Pada hari pembukaan pameran, diselenggarakan acara pemberian penghargaan bagi tiga karya terbaik, yang dinilai berdasarkan keputusan lima juri, yaitu Andonowati, Asmudjo J. Irianto, Konfir Kabo, Simon Tan, dan Tisna Sanjaya.
Mulai 2022, ArtSociates berkomitmen untuk mendukung perkembangan seni grafis Indonesia melalui berbagai program, seperti residensi dan pameran. Melihat fenomena karya edisi/multiple, dalam NFT misalnya, yang juga sangat khas seni grafis, rasanya dibutuhkan lingkungan kerja yang baik bagi seniman dan dukungan bagi studio cetak grafis yang sudah cukup tersebar di kota-kota besar.
Selain program pameran dan residensi seniman yang sedang berjalan, ArtSociates juga berencana meluncurkan platform Hybridium. Platform yang mendukung karya prints & multiple ini akan beroperasi secara daring-luring, sebagai usaha untuk memperluas jangkauan seni grafis Indonesia ke pasar nasional dan global.
ArtSociates berharap dapat membuka kemungkinan lebih luas bagi perkembangan seni cetak grafis Indonesia, memberi kesempatan bagi masyarakat untuk mengenal lebih dalam tentang medium ini, dan pada akhirnya membuka peluang tumbuhnya dan semakin kuatnya komunitas seni grafis.