Film “Lightyear” dikabarkan tidak tayang di berbagai negara
Film spin-off dari “Toy Story”, “Lightyear” dikabarkan tidak akan tayang di berbagai negara Asia dan Timur Tengah karena terdapat adegan same-sex affection di dalamnya.
Adegan ini diperagakan oleh karakter penjaga ruang angkasa yang baru, Alisha yang ingin berkeluarga dengan pasangannya dan ditandai dengan ciuman di bibir. Adegan ini awalnya sudah dikeluarkan dari film oleh Disney, tetapi dimasukkan kembali oleh animator Pixar.
Melansir Variety (13/6), jajaran eksekutif Disney menentang hampir setiap adegan yang memperlihatkan bentuk same-sex affection. Hal itu dijelaskan dalam surat yang diterima Variety dari karyawan LGBTQIA+. Tidak hanya Disney, tim kreatif dan eksekutif Pixar juga menentang.
Menurut karyawan, sikap Disney yang menuntut penghapusan adegan bertentangan dengan pernyataan CEO Disney, Bob Chapek. Dalam tanggapan terkait UU “Dont Say Gay” yang baru disahkan di Florida, Bob bilang, “Dampak terbesar yang dapat perusahaan lakukan dalam menciptakan dunia yang lebih inklusif adalah melalui konten inspiratif yang kami hasilkan.”
“Lightyear” tak pernah mengajukan izin ke lembaga sensor di Arab Saudi karena tahu tak akan lolos. Berbeda dengan Uni Emirat Arab yang awalnya mengizinkan tayang, tetapi akhirnya dilarang karena seruan di media sosial yang menilai film itu menghina umat muslim dan agama Islam.
Dikutip dari CNN (13/6), Mesir, Lebanon, dan China pun tak mengizinkan penayangan film ini. Sebelum itu, pihak otoritas China rupanya meminta penghapusan adegan same-sex affection tersebut, tetapi ditolak oleh Disney. Hingga kini, belum ada kabar lebih lanjut dari pihak China, sehingga diasumsikan film tersebut dilarang untuk tayang di sana.
Variety juga melaporkan bahwa “Lightyear” tidak akan tayang di Malaysia. Pasalnya, Lembaga Penapis Film (LPF) mengambil sikap yang sangat negatif terhadap film apa pun yang berisi tema, dialog, atau adegan yang melibatkan “seks homoseksual dan tidak wajar.”
Sementara untuk Indonesia, dikutip dari CNN (14/6), Rommy Fibri Hardiyanto, ketua Lembaga Sensor Film (LSF) membantah bahwa spin-off “Toy Story” itu tak tayang di Indonesia. Pihaknya baru meninjau film tersebut, sesuai dengan permintaan yang diajukan Disney pada Mei lalu.
Namun, peninjauan belum dilakukan secara lengkap karena pihak Disney belum memberikan materi film secara utuh, seperti subtitle dan picture lock.
"Dan, sampai hari ini LSF belum menerima filmnya untuk disensorkan secara lengkap dan utuh, termasuk dengan subtitle-nya. Jadi, LSF belum bisa mengatakan film itu boleh atau tidak boleh tayang karena belum disensorkan secara utuh," jelas Rommy.
Akan tetapi, saat melakukan peninjauan sementara, pihak LSF memberikan catatan terhadap salah satu adegan dalam film “Lightyear”.
“Dalam peninjauan itu, tim LSF menemukan catatan, ada sekian detik yang dianggap ciuman LGBT. Kemudian LSF memberi saran ke pemilik film untuk mempertimbangkan audiens di Indonesia," kata Rommy. Pasalnya, film tersebut akan ditayangkan di dalam bioskop yang tergolong sebagai ruang publik, berbeda jika dalam festival.
Meski begitu, pihak LSF tak meminta agar adegan tersebut dihapus. Menurut Rommy, keputusan itu diserahkan kepada Disney, selaku pihak yang paling memahami film tersebut. LSF juga siap membuka diskusi dengan pihak Disney untuk mendengar tanggapannya dan membicarakan hal apa yang dianggap tabu dan tidak oleh masyarakat Indonesia.
Walaupun menuai polemik di berbagai negara, “Lightyear” siap tayang di Amerika Serikat dan Kanada pada Jumat, 17 Juni besok.