Brad Pitt mengaku mengidap prosopagnosia atau kebutaan wajah

Aktor Brad Pitt ternyata memiliki kekhawatiran dan kesulitan yang dirasakannya dalam lingkungan sosial, terutama saat berada di pesta dengan keadaan berkerumun. Melansir GQ, Pitt mengaku mengidap prosopagnosia dan kesulitannya untuk mengingat dan mengenali wajah orang yang jarang ditemuinya menyisakan rasa tidak nyaman dan kekhawatiran akan asumsi dirinya yang sombong dari orang-orang.

Rupanya, meski dirinya mengidap prosopagnosia atau kebutaan wajah adalah dugaan personalnya, Pitt percaya bahwa Ia mengidap kondisi 'buta wajah' tersebut. Ya, dugaan itu pun bukanlah diagnosa medis.

Melansir Faceblind, prosopagnosia merupakan kondisi neurologis yang dapat membawa pengidapnya untuk kesulitan mengenal wajah keluarga, teman, bahkan dirinya sendiri. Biasanya mereka berusaha mengenali orang lain melalui cara-cara berbeda seperti mengingat atau melihat bentuk rambut, pakaian, dan suara. Pasalnya, diestimasikan bahwa 1 dari 50 orang di dunia mengidap prosopagnosia.

Ketika wawancara oleh Ottessa Moshfegh dari GQ membahas tentang kendala, Pitt mengungkapkan bahwa dirinya berjuang untuk mengingat dan mengenali wajah orang baru. Namun, aktor ini takut bahwa hal tersebut menimbulkan impresi bahwa dirinya susah untuk didekati dan suka menyendiri. Betapa tidak, sebelumnya Pitt telah menyampaikan kekhawatiran yang sama kepada Esquire. Pitt bilang bahwa ketika dirinya meminta orang-orang mengingatkan di mana dan kapan bertemu, mereka justru tersinggung.

"Sangat banyak orang membenci saya karena mereka pikir saya tidak menghargai mereka... Namun, ini semua juga menjadi misteri bagi saya. Saya selalu gagal untuk menangkap wajah," jelas Pitt. 

Tak hanya Pitt, sejumlah figur penting lainnya juga telah menyampaikan kesulitannya sebagai pengidap prosopagnosia. Beberapa diantaranya adalah Steve Wozniak yang pertama menyampaikan dalam wawancara pada 2017 dengan The Carousel. Selanjutnya adalah Jane Goodall, seorang konservator dan saintis, menceritakan hal yang serupa pada bukunya “Reason for Hope: A Spiritual Journey”. 

Sekadar informasi, prosopagnosia pertama dilaporkan oleh Bodamer (1947) terhadap dua individu yang mengalami ketidakmampuan untuk mengenali wajah, yang dinilai berbeda dengan agnosia visual secara general. Data kasus hingga abad terakhir ini menunjukkan bahwa mayoritas kondisi ini disebabkan oleh kerusakan otak yang disebabkan oleh trauma kepala, stroke, atau penyakit degeneratif.