TikTok uji coba layanan pesan-antar makanan di China
Tidak sebatas media sosial, perusahaan induk TikTok, ByteDance, tengah uji coba layanan pesan-antar makanan di China lewat aplikasi Douyin. Inisiasi ini disinyalir sebagai bentuk dukungan Douyin terhadap bisnis makanan dan selaras dengan pemulihan ekonomi lokal China pasca lockdown COVID-19.
Pasalnya, di Negeri Tirai Bambu tersebut, pasar jasa pengiriman makanan hampir seluruhnya dikendalikan oleh Meituan dan Alibaba, yang pada 2020 telah menarik sebanyak 69% dan 26% pasar. Kehadiran fitur terbaru Douyin ini siap untuk bersaing dengan platform lain yang telah ada sebelumnya.
Melansir TechPlanet, aplikasi TikTok versi China, Douyin, menyediakan layanan pemesanan bagi pengguna melalui tautan dalam video singkat rumah makan. Setelah itu, pengguna dapat mengisi alamat dan melakukan pembayaran, dengan begitu makanan akan langsung dikirim ke rumahnya.
Layanan dari Douyin terbilang berbeda dari layanan pesan-antar makanan lainnya. Pasalnya, Douyin tidak menyediakan tim pengiriman sendiri sehingga tiap rumah makan harus memiliki armada pengantar makanan. Product Manager Douyin juga menjelaskan, layanan ini masih di level percobaan yang dini.
Sekitar satu tahun yang lalu, perusahaan induk TikTok ini pernah mencoba program pesan-antar yang diberi nama "Xindong Waimai". Layanan tersebut diluncurkan sebagai mini program dalam Douyin. Namun, tidak ada tindakan baru yang dilakukan bahkan setelah dua bulan peluncuran. Perusahaan akhirnya memilih untuk tidak menambah cakupan pelayanan untuk jangkauan yang lebih luas.
Disinyalir bahwa layanan pesan-antar ialah peluang bisnis yang paling dilirik sejumlah perusahaan logistik dan media sosial karena kenaikan drastis penggunaannya sejak pandemi COVID-19. Bahkan, pada 2021 saja, pengguna layanan tersebut meningkat sebanyak 30% menjadi 554 juta orang pengguna.
Tak hanya ByteDance, perusahaan raksasa e-commerce lainnya seperti JD.com juga diduga mulai terpikat dengan bisnis food delivery ini. Bulan lalu, JD Retail Chief Executive Xin Lijun membocorkan rencana perusahaannya untuk terjun ke bisnis itu kepada Bloomberg. Lijun menjelaskan, rencana itu sejalan dengan kemampuan Dada Nexus sebagai mitra logistiknya untuk mengantarkan makanan.