Chanel hadirkan festival wewangian multi-sensory di Paris

Rayakan koleksi parfum dan wewangiannya, jenama mewah Chanel membuka festival multi-sensory “Le Grand Numéro de Chanel” di Paris, sejak 15 Desember 2022 hingga 9 Januari mendatang. 

Meski bersifat gratis, para pecinta Chanel mesti memesan slot untuk dapat mengunjungi pameran di Grand Palais Éphémère, yang jadi lokasi Chanel biasanya melangsungkan peragaan busana, itu. 

Pasalnya, “Le Grand Numéro de Chanel” atau yang diartikan sebagai “Chanel dalam Skala Besar ” dalam Bahasa, merupakan pameran retrospektif koleksi wewangian yang pernah diproduksinya.

Betapa tidak, sederet koleksi jenama yang didirikan di Paris ini mulai dari Chanel N°5, Chance, Bleu, Coco Mademoiselle, rangkaian Les Exclusifs, hingga eksplorasi awal Ernest Beaux memformulasikan aroma terbaiknya untuk dipilih Gabrielle Chanel, seluruhnya ditampilkan selama festival.

Tidak hanya memamerkan artefak serta pengalaman yang menggugah inderawi, festival Chanel ini juga menyajikan keindahan filosofi di balik tiap wewangian. 

Hal itu ditampilkan dalam pengalaman multi-sensory lewat pertunjukan seni performans dan instalasi, musik, pelajaran sejarah fesyen, konsultasi bersama ahli, hingga pengalaman virtual imersif.

Koleksi yang dipamerkan dipilih langsung oleh kurator pameran, Thomas du Pré de Saint Maur, selaku kepala global resource kreatif untuk produk wewangian dan kecantikan, perhiasan, dan jam Chanel.

“Ini adalah sebuah momen besar, sebuah gestur kreatif, sebuah objek budaya, sebuah metafora dari kehidupan,” ujar Thomas kepada BAZAAR (15/12).

Melansir sumber yang sama, teknologi menjadi pijakan yang penting dalam presentasi festival. Pasalnya, di satu sisi konsep pameran terinspirasi oleh dampak teknologi, tetapi di sisi lainnya juga dimanfaatkan secara maksimal demi membangun pengalaman terbaik bagi pengunjungnya.

Thomas mengaku, konsep menyajikan keterampilan dan filosofi dari tiap wewangian diambil karena dewasa ini persebaran informasi digital kian pesat dan semakin mengurangi pengalaman fisik dan keseruan dalam menikmati tiap wewangian.

Akan tetapi, di sisi lain, “Le Grand Numéro de Chanel” memanfaatkan kemutakhiran teknologi untuk membangun pengalaman imersifnya.

Salah satunya diterapkan dalam smell management (tata kelola penciuman) dengan menggunakan teknologi yang menguapkan wewangian secara kering (dry vaporisation of fragrance), agar indera penciuman audiens tak kewalahan ketika mengunjungi tiap ruangan dengan aroma yang berbeda.

“Itu merefleksikan misteri dari wewangian. Dia ada di satu waktu, tapi hilang di waktu lainnya,” pungkas Thomas.