Steven Tyler, vokalis Aerosmith, hadapi gugatan pelecehan seksual
Seorang perempuan bernama Julia Misley menggugat vokalis Aerosmith Steven Tyler atas dugaan pelecehan seksual berupa pemaksaan aborsi dan tindakan disengaja lainnya pada 1970-an.
Dugaan tersebut dilakukan ketika korban masih berusia di bawah umur, sedangkan Tyler berusia 20-an.
Pengacara untuk perempuan yang awalnya dikenal sebagai Julia Holcomb tersebut mengajukan gugatan tersebut pada Selasa (27/12) di distrik Los Angeles. Gugatan diajukan di bawah California Child Victim Act, yang memungkinkan penyintas pelecehan seksual saat anak-anak mengajukan gugatan sipil.
Melansir CNN (31/12), dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkannya, Misley mengatakan bahwa perubahan pada hukum yang ada mendorongnya untuk berani mengambil tindakan hukum.
“Saya ingin tindakan ini diekspos di industri yang melindungi pelaku pelecehan dari kalangan selebritas, untuk membersihkan dan menjaga nama baik industri, yang mengeksploitasi dan membiarkan saya tereksploitasi selama bertahun-tahun, bersama banyak anak dan orang dewasa naif serta rentan lainnya,” ungkap Misley.
Berdasarkan dokumen gugatan, Misley mengaku pertama kali bertemu Tyler pada 1973 usai salah satu konser Aerosmith yang digelar di Portland, Oregon. Saat itu, Misley berusia 16 tahun dan Tyler 25 tahun.
Tyler yang kini berusia 74 tahun kala itu membawa Misley ke kamar hotelnya dan melakukan sejumlah tindakan kriminal seksual kepadanya. Tidak hanya itu, dirinya juga membelikan Misley tiket pesawat agar dapat ikut ke penampilan band selanjutnya di Seattle.
Setelah konser itulah Misley dilecehkan. Kemudian pada 1974, Tyler bahkan membujuk ibu Misley untuk menyerahkan hak perwalian putrinya kepada sang vokalis dan berjanji untuk memberikan dukungan berupa sekolah hingga perawatan medis kepada Misley.
Akan tetapi, masih mengacu pada dokumen dalam gugatan, terdakwa (Tyler) tidak menepati janjinya dan terus melecehkan korban serta menyekokinya dengan alkohol dan narkoba. Lebih dari itu, Tyler menghamili Misley dan memaksanya untuk melakukan aborsi.
“Terdakwa satu menekan dan memaksa Penggugat untuk melakukan aborsi dengan mengancam akan mengembalikannya ke keluarganya dan berhenti mendukung serta mencintainya. Penggugat mengalah dan aborsi pun dilakukan,” demikian penjelasan dalam gugatan yang dilayangkan.
Tak berhenti di sana, Tyler pun diduga mempublikasikan perbuatan yang dilakukannya kepada Misley melalui sejumlah buku yang menjelaskan tindakannya.
Seperti memoar 2011 berjudul “Does the Noise in My Head Bother You?”, di mana Tyler menulis sangat jatuh cinta dan hampir menikahi seorang remaja yang identitasnya belum diketahui.
“Saya pergi dan tidur di rumah orang tuanya selama beberapa malam dan orang tuanya jatuh cinta dengan saya, menandatangani dokumen agar saya bisa mendapatkan hak asuh, sehingga saya tidak akan ditangkap jika membawanya keluar negara. Saya membawanya tur bersama saya,” tulis Tyler.
Terakhir, Misley mengatakan dalam keterangan tertulisnya, “Saya bersyukur atas kesempatan ini untuk mengambil tindakan dan untuk didengar”.