Sony PlayStation dituntut $5,9 miliar atas tuduhan “pemerasan” terhadap pelanggannya

Perusahaan konsol gim PlayStation dari Sony dituntut sebesar $5,9 miliar atau sekitar Rp88 triliun akibat dugaan pemerasan konsumen lewat harga gim yang selangit. Gugatan tersebut diberikan secara kolektif dalam Competition Appeal Tribunal (Pengadilan Banding Persaingan) di Inggris.

Sony PlayStation dianggap telah menyalahi aturan hukum kompetisi antara perusahaan developer gim dengan menetapkan harga yang terlalu tinggi dan membuat kompetisi pasar gim menjadi tak sehat. 

Bukan hanya masalah harga, komisi yang diambil Sony dalam PlayStation Store pun dianggap tidak masuk akal. Setiap gim yang terjual dalam toko, Sony mengambil potongan sebesar 30%.  

Dari harga dan komisi yang melangit tersebut, diduga bahwa Sony telah mengantongi $5,9 miliar dari pengelabuan harga kepada konsumen selama enam tahun terakhir, mulai dari Agustus 2016.

Melansir The Guardian, setidaknya dari sekitar sembilan juta pelanggan Sony PlayStation di Inggris, setiap individu telah dirugikan sebanyak $78,5 (sekitar Rp1,1 juta) hingga $659 (sekitar Rp9,8 juta).

“Lewat tindakan hukum ini, saya berdiri bersama jutaan rakyat Inggris yang telah secara tidak sadar diberikan harga terlalu tinggi. Kami percaya Sony telah menyalahi posisinya dan telah memeras pelanggannya," ujar Alex Neil, advokat hak konsumen dari Inggris yang memimpin gugatan tersebut.

Neil mengklaim bahwa Sony menyalahi posisinya sebagai pemain utama dalam industri gim, yang merupakan salah satu industri hiburan terbesar di Inggris. Menurut Neil, banyak orang yang rentan dan bergantung pada konsol gim untuk berjaring dan membangun komunitas. 

Tidak hanya itu, Gugatan kepada Sony ini didampingi oleh pengacara dari Milberg London, sebuah firma hukum yang berfokus pada pembelaan hukum hak kelompok kecil masyarakat. 

“Sony mendominasi distribusi gin digital PlayStation dan konten dalam gim. Ini telah menerapkan strategi anti-persaingan yang mengakibatkan harga berlebihan kepada pelanggan yang tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan Sony untuk menyediakan layanannya,” ujar Natasha Pearman dari Milberg. 

Pearman juga menyampaikan bahwa gugatan kolektif yang dilakukan Neil dan rekanannya menjadi langkah yang tepat dan sesuai dengan Undang-Undang Hak Konsumen 2015 di Inggris. “Kami berharap dapat bekerja sama dengan Alex dan memastikan bahwa kelompok tersebut mencapai tujuannya untuk melindungi dan memberikan kompensasi kepada konsumen,” tambah Pearman.