Tak sesederhana rekam dan edit, bikin konten video YouTube butuh data

Jika ditanya soal proses pembuatan konten YouTube, boleh jadi hal yang pertama terlintas ialah merekam bahan dan mengeditnya. Namun, YouTuber Nessie Judge mengungkapkan bahwa pada kenyataannya, proses yang dilewati untuk sampai mengunggah satu video tak sesimpel itu.

Saat berbincang dengan TFR secara eksklusif, salah satu pembawa acara YouTube Fanfest Indonesia (YTFF) 2022 ini menjelaskan bahwa setiap video membutuhkan proses dan effort yang berbeda.

“Kalo aku, personally at this stage, kita di awal bulan udah mikirin konten yang akan dibuat sebulan. Dan dari situ, we work through, kayak, each content. Jadi, setiap konten pastinya butuh effort yang beda, ya,” jelas YouTuber yang doyan cerita kisah horor dan konspirasi ini belum lama kepada TFR.

Meski upaya dan waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan setiap konten akan berbeda, ternyata tahapan yang dilalui cukup sama. Bahkan, Nessie bilang, prosesnya bisa saja dikerjakan satu orang.

“Jadi kita brainstorming, terus research buat materinya, abis itu approval, masuk ke shooting. Abis itu, editing. Setelah editing, approval lagi. Baru kita upload, dan akhirnya bisa dinikmati,” terang Nessie yang mengaku tak terlalu fokus marketing dan hanya promo konten-konten di media sosialnya.

Meski begitu, Nessie mengatakan bahwa dirinya cukup terbantu dengan fitur-fitur yang ada di YouTube. Salah satunya ialah untuk mengingatkan subscriber atau penontonnya bahwa ada video baru.

Rupanya, konten YouTuber satu ini cukup dipengaruhi oleh penontonnya. Bisa begitu karena Nessie sangat teliti dalam melihat hal yang digemari mereka. Namun, bagaimana Nessie mengetahui hal ini?

“Buat hal-hal di balik kamera yang mungkin orang nggak tau, kita constantly nge-check analytics untuk tahu tentang viewers kita, siapa aja yang nonton, umurnya berapa dan segala macem, dan kita juga bikin konten based on those datas, gitu. Jadi, ada data analysis-nya,” ujar Nessie Judge kepada TFR.

 

Penonton pun dilibatkan

Selaras dengan apa yang dikatakan Nessie, Senior Product Manager YouTube Indonesia Olavina Harahap pun menjelaskan bahwa YouTube selalu berusaha mengembangkan fitur dan kontennya. 

Tidak hanya itu, saat berbincang dengan TFR, Olavina pun bilang, anak perusahaan di bawah Google ini selalu mendengarkan kebutuhan dari para penikmat dan juga kreator yang berkarya di platformnya.

“Kita harus sering berinovasi dari apa yang dibutuhkan user dan kreator. Saya melihatnya, kita tuh belajar setiap hari, nggak ada kayak rumusnya gimana cara supaya berhasil,” jelas Olavina kepada TFR.

Pasalnya, kata Olavina, Indonesia pun sudah mencapai 100 juta pengguna YouTube setiap harinya yang menikmati berbagai macam konten hiburan hingga edukasi. Tak hanya itu, YTFF Indonesia 2022 yang jadi ajang pertemuan konten kreator dan penikmat YouTube pun disambut dengan antusias.

Menghadirkan 30 kreator tanah air, tiga juta penonton menghadiri siaran langsung selama dua jam pada Kamis (8/9). Bahkan, kolom komentar live itu dipenuhi antusias yang saling bersaut-sautan. Selain itu, ada pula pertunjukan, sketsa komedi, main bareng gim, hingga meet & greet digital selama tiga hari.

Dalam rilis persnya, Google Indonesia menyebut, salah satu hal menarik dari acara ini ialah kemampuan untuk mempertemukan kreator dan penonton, yang saling menginspirasi dan berkreasi dengan semangat #BikinBareng. Lewat tagar #BikinBareng, para penonton bisa ikut berkontribusi dalam YTFF Indonesia yang menjadi bagian dalam 10 tahun YouTube Fanfest Asia Pasifik ini. Setidaknya, pada Selasa (13/8), ada 2.500 video dari 941 kanal berbeda yang diunggah dalam YouTube Shorts bertagar #BikinBareng.

Hal ini seakan sebuah pertanda kemajuan akses konten video YouTube di tanah air. Kudos buat para kreator dan penonton yang selalu mengembangkan ekosistem informasi berbasis video di Indonesia! Jadi, kamu masih berpikir bahwa menjadi konten kreator YouTube alias YouTuber adalah hal gampang?