Adidas batalkan pengaduan atas desain tiga garis Black Lives Matter
Setelah menggugat desain tiga garis yayasan Black Lives Matter, Adidas dikabarkan telah mengurungkan niatnya.
Pasalnya, pada Rabu (29/3) kemarin Adidas mengungkap bahwa aduan pelanggaran hak merek dagang yang diberikannya pada Senin (27/3), akan segera ditarik.
Lewat keterangan resminya, jenama perlengkapan olahraga asal Jerman tersebut menyatakan, “secepat mungkin, Adidas akan menarik perlawanan terhadap pengajuan merek dagang Black Lives Matter Global Network Foundation.”
Melansir kabar Reuters (29/3) yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh TFR, Adidas mencabut pengaduannya karena khawatir perusahaannya akan dicap tak mendukung gerakan Black Lives Matter.
Sebagai informasi, Black Lives Matter (BLM) merupakan gerakan yang berkembang satu dekade lalu sebagai protes atas kekerasan aparat kepolisian terhadap orang berkulit hitam di Amerika Serikat.
Sedangkan, Black Lives Matter Global Network Foundation merupakan organisasi nirlaba yang mendukung gerakan BLM secara luas.
Baca juga: Childish Gambino menang gugatan pelanggaran hak cipta atas lagu “This Is America”
Aduan Adidas terhadap desain Yayasan Black Lives Matter
Pada Senin (27/3) kemarin, Adidas meminta Kantor Merek Dagang Amerika Serikat (AS) untuk menolak proposal logo Black Lives Matter Global Network Foundation Inc..
Desain logo tersebut dituangkan dalam sejumlah merchandise seperti kaus, topi, dan tas.
Menurut Adidas, kemiripan logo yang sama-sama memiliki tiga garis walau dengan arah yang berbeda tersebut bisa membuat publik mengira produk keluaran yayasan itu sebagai produk Adidas.
Dalam laporan pengaduannya tersebut, Adidas menekankan jenamanya telah menggunakan logo sejak 1952 silam dan menjadi “begitu populer secara global dan sangat dikenal publik.”
Adidas berulang kali gugat sejumlah perusahaan atas kemiripan logo
Persoalan merek dagang berbentuk desain tiga-garis Adidas, telah membawa jenama asal Jerman tersebut ke berbagai pertemuan persidangan.
Betapa tidak, selama beberapa belas tahun terakhir, setidaknya 90 gugatan telah dibawa Adidas ke meja hukum, dengan lebih dari 200 kesepakatan penyelesaian yang dihadapinya.
Salah satunya ialah gugatan terhadap label fesyen milik desainer Thom Browne, yang berujung kemenangan bagi jenama Browne tersebut.
Kabar lainnya dari Adidas, pada awal Maret tahun ini, perusahaan mengumumkan potensi kerugian tahunan pertamanya dalam 31 tahun yang disebabkan oleh koleksi pakaian dan sepatu YEEZY.