TFR

View Original

Art School Roadshow Jakarta Doodle Fest hadirkan kelas seni di Galeri Indonesia Kaya

Rangkaian program art school roadshow menuju perhelatan Jakarta Doodle Fest 2024 masih terus berlanjut.

Jakarta Doodle Fest (JDF) sendiri merupakan sebuah ajang selebrasi seni visual yang digawangi oleh media TFR News, dan akan hadir kembali pada tahun 2024 dengan tema baru: “Art to Cart”.

Tema baru ini bertujuan mengangkat pentingnya bagi para seniman untuk tidak hanya berkarya, tetapi juga untuk mendapatkan manfaat ekonomi dari karya mereka. Karenanya, program-program yang ditampilkan dalam JDF 2024 pun banyak yang mengangkat isu tersebut.

Di antaranya merupakan roadshow ke berbagai sekolah dan fakultas seni di Indonesia yang tahun ini akan mengunjungi Jakarta, Bandung, dan Malang.

First stop dari rangkaian art school roadshow telah diselenggarakan  di Malang, Jawa Timur, lebih tepatnya di Universitas Negeri Malang. Kemudian, roadshow pertama di Jakarta juga telah dengan sukses diadakan di Binus University.

Kali ini, didukung oleh Galeri Indonesia Kaya bersama ADnan PROductions (Adpro), JDF menyelenggarakan Art School Roadshow di Jakarta yang dihadiri para mahasiswa dari Institut Kesenian Jakarta pada Rabu, 2 Oktober 2024.

Art school roadshow kali ini membahas tema “Set Design Class” yang dibawakan oleh Adri Pradipta, seorang desainer interior, direktur artistik, dan skenografi lulusan dari Lasalle College of The Arts Singapore.

Adri telah memiliki pengalaman berkarier di bidang seni yang luar biasa dengan berkontribusi banyak di proyek-proyek besar, seperti “Panggung Musikal Indonesia” (2020), “Joshua Oh Joshua” (2024), dan “Sang Kembang Bale” (2024).

Kurang lebih ada 50 mahasiswa dari Institut Kesenian Jakarta yang hadir dan mengikuti serangkaian sesi yang telah disiapkan dengan sangat antusias.

Kelas kali ini cukup menarik karena membahas mendalam tentang set design yang tidak sering dibahas dalam perkuliahan. Menurut Adri sendiri, set designer tidak seperti yang kebanyakan orang kira yaitu hanya terpaku menggambar panel dan membuat props.

“Dalam prakteknya, set designer itu mengurus gambar, lampu, berdialog dengan hampir semua orang yang ada di suatu proyek mulai dari director, stage manager, technical director, dan lainnya.”

Baca Juga: Eugene Museum in Bali akan dibuka pada 2026, dirancang oleh Andra Matin

Sesi terbagi menjadi dua; materi dan praktek bedah naskah on the spot

Adri membuka sesi pertama dengan menyampaikan materi terkait penata artistik dalam teater. “Mereka adalah orang yang memikirkan visual yang ada di panggung, berdialog dengan sutradara, dan lainnya,” ujar Adri.

Kemudian, pemaparan teori ini dilanjutkan dengan membahas mengenai tata panggung atau tipe-tipe teater panggung, di mana pembahasan ini menjadi pembuka menuju pengenalan terhadap properti yang ada di panggung. Mulai dari role hingga job desk semua yang terlibat di sana.

Peserta tidak hanya mendapatkan materi yang disampaikan oleh expert-nya, tetapi Adri juga mengajak mereka untuk lebih interaktif dengan meminta para mahasiswa IKJ menebak serta mengklasifikasikan bagian-bagian dari properti yang ada di panggung.

Setelah itu, Adri mulai menceritakan prosesnya mendesain sebuah panggung hingga digunakan dalam sebuah pertunjukan teater. Di sini, ia menunjukan hasil proyeknya, salah satunya “Joshua Oh Joshua” yang membuat para peserta takjub.

“Ceritanya [film dan musikal] kurang lebih sama, cuma ketika berdialog dengan sutradara, penulis, dan koreografernya, kita sepakat bahwa pesan yang mau disampaikan adalah bagaimana kesenjangan orang kaya dan miskin sangat berbeda sekali. Jadi, panggungnya statis dengan semua scene yang nunjukin orang kurang mampu terjadinya di bawah, sedangkan di bagian atas untuk orang kaya,” jelas Andri ketika menceritakan konsep set designJoshua Oh Joshua”.

Setelah sesi materi selesai, workshop dilanjutkan dengan sesi praktek membedah naskah untuk diskusi artistik dalam membuat sebuah set design. Peserta yang hadir pun dibagi ke dalam 10 kelompok untuk kemudian mempresentasikan hasil analisis serta moodboard yang telah mereka buat dari naskah tersebut.

Dari situ, terpilih empat mahasiswa teraktif yang berkesempatan menjadi crew Adri di proyek selanjutnya. Salah satu peserta, Farhan dari IKJ yang juga menjadi salah satu dari empat mahasiswa terpilih itu mengatakan, “Acaranya seru banget dan banyak ilmu yang kita dapatkan di sini. Kak Adri menjelaskan materinya juga enak, kita jadi mudah paham dan untuk keseluruhannya mudah-mudahan acara seperti ini berkembang terus ke depannya!”

Selain workshop ini, program JDF bersama Galeri Indonesia Kaya masih berlanjut dengan workshop lainnya, yaitu: Stage Management Class, Costume & Makeup in Performing Arts, dan Branding & Promoting for a Musical.

Untuk informasi lebih lanjut tentang Jakarta Doodle Fest dan All The Small Things (ATST), silakan kunjungi laman sosial Instagram @jakartadoodlefest. Ayo dukung komunitas seni visual dan karya mereka dengan memeriahkan rangkaian acara Jakarta Doodle Fest 2024!