Sejarah fashion week sejak awal sampai sekarang
Kehadiran Citayam Fashion Week memberikan warna yang berbeda di dunia fashion week. Para anak muda yang melenggang di Citayam Fashion Week terfokus untuk berekspresi, memperlihatkan identitas, dan kreativitas melalui busana yang mereka kenakan. Fenomenanya pun semakin ramai diperbincangkan dan tak jarang orang rela datang untuk menengok suasana di sana.
Pekan mode atau fashion week sebenarnya telah menjadi fenomena yang mendunia, seperti contohnya Paris Fashion Week yang selalu ditunggu setiap tahunnya. Namun, jika kita coba tarik garis ke belakang, sebenarnya fashion week itu apa, sih? Kapan pertama kali muncul dan bagaimana acara ini terus dilangsungkan sampai hari ini?
Apa itu fashion week?
Ketika mendengar kata fashion week, apa yang pertama kali terlintas di pikiranmu? Mungkin tak akan jauh dari brand ternama yang memamerkan koleksi terbarunya melalui model yang melenggang di catwalk, kan? Yes, pengertian fashion week memang tidak jauh dari itu.
Melansir Teen Vogue, fashion week adalah momen di mana para desainer papan atas di dalam industri fashion mempresentasikan koleksi terbaru mereka dan koleksi yang akan datang dalam serangkaian pertunjukkan dan presentasi catwalk.
Beberapa pekan mode yang terkenal banget saat ini seperti New York Fashion Week, Paris Fashion Week, London Fashion Week, Milan Fashion Week, dan masih banyak lagi. Tahukah kamu kapan pertama kali fashion week muncul? Ternyata, sejarah fashion week sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu.
Baca Juga: Accessorise for nature: Gebrakan aksesori trendi ramah lingkungan
Sejarah fashion week
Sejarah fashion week bermula sejak pertengahan tahun 1800-an. Melansir The Italian Reve, fashion week hadir bersamaan dengan kelahiran industri couture di Paris pada tahun 1850. Saat itu, para desainer ternama biasa mengadakan acara peragaan busana untuk ditunjukkan kepada klien mereka.
Seorang perancang busana Charles Frederick Worth disebut sebagai ‘the father of haute couture’ karena konsepnya yang menarik banyak pelanggan, di mana ia memeragakan busana rancangannya melalui model. Karena inilah, Charles juga disebut sebagai the father of the modeling career.
Konsep peragaan busana melalui model untuk ditunjukkan kepada pelanggan mulai diadopsi oleh toko Ehrich Brothers di New York tahun 1903. Peragaan busana yang dilakukan tersebut disebut sebagai fashion week pertama di Amerika Serikat. Sejak saat itu, di tahun 1910 mulai banyak toko yang menyelenggarakan catwalk mereka sendiri.
Di tahun 1920, fashion week semakin banyak diselenggarakan oleh toko busana di seluruh negeri. Namun, pertunjukkan peragaan busana pada masa itu biasanya lebih teatrikal dan didasarkan pada satu tema, serta terdapat komentar naratif, tidak seperti hari ini yang menunjukkan model yang melenggang di catwalk dengan ekspresi datar.
Memasuki tahun 1940-an, para desainer banyak yang terinspirasi dari street style Paris dan mengadakan pekan mode sendiri. Namun sayangnya, ketika Perang Dunia II, orang-orang elit tidak bisa dengan mudah melakukan perjalanan ke Paris, sehingga membuat seorang fashion publicist Eleanor Lambert meluncurkan “Press Week” pertama di New York pada tahun 1943. Press Week merupakan sebutan untuk New York Fashion Week yang kita kenal hari ini.
Tahun 1945, couture shows telah diadakan di Paris. Saat itu, Chambre Syndicale de la Haute Couture mengharuskan couture house untuk menyajikan setidaknya 35 koleksinya kepada pers dengan memakai model. Industri modeling jadi mulai berkembang dari Paris ke New York saat itu, di mana model akan tampil di depan kamera dan memamerkan pakaian dari desainer kepada pers juga calon pelanggannya.
Fashion week semakin berkembang di Amerika seiring dengan berkembangnya desain fashion. Eleanor Lambert merevolusi industri fashion ketika ia membentuk Council of Fashion Designers of America atau Dewan Perancang Mode Amerika pada tahun 1962, yang mengangkat mode sebagai cabang seni dan budaya Amerika yang mendukung pertumbuhan mode Amerika dalam ekonomi dunia.
Pada pertengahan tahun 1960-an, majalah seperti Vogue mulai mengganti ilustrasi mode dengan potret model yang memamerkan gaya terbaru dari para desainer. Peragaan busana juga semakin marak dilakukan untuk desainer memamerkan koleksi mereka dua kali dalam setahun pada bulan Februari dan September. Acara ini kemudian dikenal sebagai New York Fashion Week yang masih terus berlangsung sampai hari ini.
Baca Juga: Fashion Week kini hadir di metaverse melalui platform dunia virtual Decentraland
Paris Fashion Week yang merupakan fashion week terbesar di dunia pertama kali diselenggarakan di Istana Versailles pada tahun 1973 oleh Fédération Française de la Couture (Federasi Mode Prancis). Sementara itu, aristokrat Italia Giovanni Battista Giorgini menyelenggarakan sejumlah pertunjukkan di Palazzo Pitti, Italia. Peragaan busana ini disambut meriah oleh banyak orang sampai menyebabkan masalah lalu lintas, hingga akhirnya pertunjukkan dipindahkan ke Milan Fashion Week pada tahun 1975.
Pada tahun 1984, London Fashion Week yang diselenggarakan oleh British Fashion Council muncul yang bertujuan untuk mempromosikan desain Inggris di dalam negeri dan luar negeri. London Fashion Week pertama diadakan di tempat parkir mobil dengan tenda. Dalam peragaan busana ini, mereka juga memberikan penghargaan Designer of the Year Award untuk desainer terbaik.
Kemudian pada tahun 1980-an, istilah “supermodel” sudah menjadi lebih populer. Lahir pada era ini para supermodel terkenal dunia seperti Naomi Campbell, Carla Bruni dan Linda Evangelista untuk Versace.
Sejak tahun 1980-an sampai hari ini, pekan mode semakin banyak diadopsi oleh banyak negara dan rutin dilakukan dengan memperlihatkan koleksi pakaian milik desainer ternama dengan potret model, baik itu model laki-laki maupun perempuan.
Di Indonesia sendiri, terdapat ajang fashion week ternama, yaitu Indonesia Fashion Week yang pertama hadir pada tahun 2018 dan Jakarta Fashion Week pada November 2021 lalu. Fenomena Citayam Fashion Week juga menjadi ramai diperbincangkan tahun ini, di mana Citayam Fashion Week memberikan kesempatan untuk anak muda berekspresi dan berkreasi melalui pakaian yang mereka kenakan, sama halnya seperti pekan mode pada umumnya.
Baca Juga: Think pink: beragamnya wajah warna pink
Alasan fashion week sustain sampai hari ini
Ada alasan yang menyebabkan fashion week tetap bertahan sampai hari ini. Salah satunya yaitu pekan mode merupakan sarana untuk para brand ternama memamerkan koleksinya. Untuk bisa ikut menghadiri acara pekan mode, biasanya brand ternama harus membeli slot kepada pihak penyelenggara.
Acara ini juga dihadiri oleh tamu VIP seperti artis ternama, pejabat, desainer kelas dunia, hingga para miliarder yang bisa menjadi klien potensial untuk brand tersebut. Karena banyaknya peminat, pihak penyelenggara biasanya akan diberikan suntikan dana dari para sponsor.
Selain memang hadir untuk mencari profit, pekan mode saat ini menjadi tempat untuk para model memperlihatkan kemampuannya berpose dan membuat klien tertarik dengan busana yang mereka kenakan. Jadi, bisa disimpulkan bahwa kehadiran fashion week sampai saat ini sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan koleksi terbaru sebuah brand, ranah untuk menuangkan kreativitas desainer, serta tempat para model melebarkan sayap karirnya.