Teguh Ostenrik dan Mande Austriono: Seimbang dan sederhana jadi kunci tetap mindful
Seniman legendaris Teguh Ostenrik dan arsitek ternama Mande Austriono sebut bahwa keseimbangan dan kesederhanaan merupakan kunci dalam menjaga mindfulness dalam berkarier di industri kreatif.
Kedua hal itu disampaikan keduanya dalam kesempatan malam PechaKucha Jakarta Volume 47 “Mind Over Matter” yang digelar di MavSpace yang terletak di selatan ibu kota, Kamis (5/5) kemarin.
Bagi Teguh, keseimbangan antara karier dan kehidupan personal membuatnya dapat terus berkarya dan memberi dampak lewat bahasan-bahasan karyanya yang tajam.
Sementara, bagi sang arsitek dengan karakteristik desain minimalis, Mande mengaku kesederhanaan membuatnya dapat mencapai lebih banyak hal.
Sebagai informasi, PechaKucha sendiri merupakan acara berbagai dan berjejaring, dari para narasumber dengan sistem presentasi 20 slide selama 20 detik.
Selain Teguh dan arsitek pendiri DFORM, Mande, “Mind Over Matter” turut diramaikan oleh Rizzandi Ary dan Bagus Anindityo dari OTW.FIRE serta pendiri Halo Ibu, Ashtra Dymach.
Bagi yang tertaik menyaktikan PechaKucha Jakarta Volume 47 “Mind Over Matter”, rekaman acara dapat diakses melalui kanal YouTube Maverick Indonesia.
Baca juga: The Fox, The Folks jadi satu-satunya seniman Indonesia di “Petra Light Festival” Yordania
Kreativitas dan produktivitas seorang seniman bersumber keseimbangan karier dan personal
Teguh Ostenrik merupakan perupa, pelukis, dan pematung senior berusia 73 tahun yang mempelajari seni di Berlin, Jerman, negara yang menjadi rumahnya untuk beberapa waktu di awal kariernya.
Malam Jumat kemarin, Teguh menyatakan, “Menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, sangat penting. Terlebih lagi kegiatan olahraga dan menikmati ruang terbuka, dapat membantu meningkatkan kreativitas dan produktivitas kita.”
Selain itu, konsistensi dalam berkarya membuat Teguh dapat terus menghasilkan karya-karya terdepan.
Pasalnya, meski segudang pencapaian telah diraih Teguh, bukan berarti perjalanan kariernya mulus.
Ia bercerita, bahkan karya terakota pasca sarjananya di Jerman yang disebut jenius oleh tiga profesor, sempat tak diterima ketika ditampilkan di Indonesia.
Namun, ia terus patuh mengenalkan karyanya, hingga 15 tahun kemudian hingga sekarang, karya terakota tersebut mulai diterima dan dipasang di beberapa area publik Jakarta, Bali dan Singapura.”
Alhasil, baginya, “konsisten terhadap gagasan membawa saya mendapat penghargaan Tokoh Seni Rupa dari majalah Tempo tahun 2009 karena saya hidup untuk berkesenian, bukan sebaliknya.”
Lebih lanjut, dalam menghadapi era di mana pergerakan dan perubahan berlangsung begitu cepat seperti hari ini, pria yang disebut sebagai seniman NFT tertua di dunia tersebut menyatakan, “Kolaborasi antar generasi dan (menerima) kemajuan teknologi, (sangat) penting untuk seniman.”
Paham minimalis mengundang karier dan pengalaman hidup yang maksimal
Selain Teguh, sosok dalam industri kreatif lainnya yang meramaikan PechaKucha Jakarta Volume 47 “Mind Over Matter” ialah arsitek Mande Austriono.
Rupanya, Mande yang menerapkan paham minimalis dalam karya arsitektur maupun gaya hidup personal, menemukan pemikiran itu saat dirinya dilanda rasa bingung atas tujuan hidup dan kariernya.
Hal itu terjadi di 2014, ketika Mande menuju usia 30 dan sudah bekerja di sejumlah firma arsitektur internasional di luar Indonesia, “saya mencari apa tujuan saya untuk hidup,” tuturnya sembari mengingat.
Sebagai seseorang yang menyukai budaya Jepang sejak kecil, Mande terinspirasi dengan minimalisme dalam desain. Dirinya pun menjalankan paham minimalis dalam hidup dan berkarier di firma buatannya.
Ia pun betul-betul sepenuhnya ketika mendalami hal itu dan mulai mencoba gaya hidup sederhana.
Setelah itu, Mande baru menyadari apa yang dijalankannya senafas dengan istilah lagom asal Swedia yang berarti, “Hidup itu harus jangan lebih, jangan kurang, secukupnya.”
Kesederhanaan itu pun mengantarkan Mande ke hidup maksimal kualitas, dengan memiliki space rumah dan barang-barang secukupnya misalnya, Ia dapat merasakan berbagai pengalaman di luar kebendaan.
Sederhana, juga diartikan Mande sebagai berhemat. Tak hanya berhemat finansial, hal itu diimplementasikan Mande dalam menyeleksi hal-hal yang pantas untuk dipusingkan.
Mande mengaku dirinya menyeleksi apa yang pikirannya konsumsi, “Intinya saya ngapain mikirin urusan orang lain, fokus ke diri sendiri.”
Pandangan yang dituangkan dalam desain Mande pun diterima baik oleh klien dan calon pengguna jasanya dan mengantarkannya dapat mendesain lebih dari 90 hunian pribadi sejak DFORM berdiri.