Seniman hingga jurnalis buat petisi untuk lawan penggunaan AI dalam karya seni dan tulis
Sekelompok seniman, penulis, jurnalis, hingga ilustrator bersatu dan membuat petisi untuk melawan penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam karya-karya di bidangnya.
Melansir HYPEBEAST (3/5), gerakan tersebut dipimpin seniman dan penulis, Molly Crabapple yang telah menyuarakan keresahan soal penggunaan AI dalam beragam karya sejak beberapa waktu ke belakang.
Sebelumnya, kekhawatiran Crabapple akan kemungkinan seniman digantikan ‘robot’ dituangkannya dalam tulisan di Los Angeles Time pada Desember 2022, di mana ia menyebut gambar hasil AI sebagai ‘horor’.
Adapun dalam gerakan yang juga berfokus pada penulisan dan diinisiasi Crabapple, dirinya melawan perangkat AI seperti Midjourney dan DALL·E 2 serta menggaet lebih dari 950 seniman dan penulis.
Beberapa di antaranya adalah penulis Vox Aja Romano, komentator MSNBC Chris Hayes, hingga jurnalis Popular Front Jake Hanrahan.
Baca juga: Produk AI Art digugat atas pelanggaran hak kekayaan intelektual
Kelompok sebut kerja penulisan dan jurnalisme berisiko punah
Pada pembukaan petisi yang berkolaborasi dengan Center for Artistic Inquiry and Reporting tersebut, kelompok ini menjelaskan pentingnya hubungan antara para penulis dan seniman.
Menurutnya, kerja penulisan oleh manusia, “menghadirkan lebih dari sekadar berita, dengan menghadirkan nilai intrinsik manusia dalam ceritanya.”
Alhasil, menurut surat petisi tersebut, perangkat-perangkat AI telah mengeliminasi pentingnya hubungan penulis dan seniman dan membuat kerja-kerja tersebut, “berisiko punah.”
“Penerbitan media menganggap hak kekayaan intelektual dengan begitu serius. Bisnisnya tidak berjalan tanpa menegakkan hukum dan nilai untuk melindungi hak tersebut,” tulis surat kelompok itu.
Tulisan pun lanjut menjelaskan, “Jika ruang redaksi bertujuan melawan penjurian perusahaan, mereka harus berkomitmen untuk mendukung editorial kesenian yang dibuat manusia, bukan kumpulan server.”
Petisi bukan kali pertama seniman melawan penggunaan AI
Di awal 2023, sekelompok seniman mengambil jalur hukum dan menggugat DeviantArt, Midjourney, dan Stability AI atas dugaan pelanggaran hak kekayaan intelektual atas banyak karya seniman di seluruh dunia.
Aduan yang diajukan ke United States District Court for the Northern District of California itu menuntut penggunaan image generator yang mengumpulkan gambar dari internet dalam set data LAION-5B.
Pusat dari masalah yang diangkat mereka ialah cara kerja perangkat AI tersebut yang semena-mena mencomot gambar, bahkan yang dilindungi hak ciptanya.
Selain itu, salah satu kabar terkini tentang karya AI datang dari gambar yang mengadopsi lukisan “Girl with a Pearl Earring” Johannes Vermeer dan dipamerkan di Museum Mauritshuis.
Karya buatan seniman Julian van Dieken tersebut, menuai kritik publik lantaran sang seniman menggunakan perangkat AI untuk membuat karyanya.