GUCCI diprotes atas kampanye Harry Styles dengan kaus teddy bear dan kasur balita
Setelah Balenciaga, kali ini GUCCI hadapi kritik warganet atas kampanye koleksi “HA HA HA” bersama Harry Styles lantaran dianggap mengandung konten eksploitasi seksual terhadap anak.
Sekitar sepekan yang lalu, Senin (12/12), GUCCI mengunggah promosi kolaborasinya bersama Styles dan disandingkan tulisan, “pertunjukan yang dibintangi oleh Harry Styles dan koleksi Gucci HA HA HA. Temukan kampanye di tautan dalam bio.”
Unggahan tersebut mencantumkan foto Styles yang mengenakan sejumlah pakaian GUCCI, salah satunya adalah kaos bergambar boneka beruang (teddy bear) merah jambu.
Foto pertama menunjukan Styles berpose dengan tangan di saku celana, bersama matras kecil disampingnya. Sedangkan pada foto selanjutnya, Styles berpose dalam empat foto sambil menggotong kasur kecil yang dianggap warganet sebagai kasur balita.
Melihat kampanye itu, warganet membanjiri kolom komentar instagram GUCCI dengan kritik lantaran dianggap menyajikan konten yang tak senonoh.
Kebanyakan dari mereka mengasosiasikan kampanye GUCCI dengan kesalahan yang dilakukan Balenciaga beberapa waktu lalu, yakni kampanye foto anak dengan tas boneka beruang beraksesoris BDSM (bondage, dominance, sadism, and masochism).
Terlebih lagi, baik Balenciaga maupun GUCCI dibawahi oleh satu perusahaan yang sama, yakni Kering.
Salah satu komentar terbaru menuliskan, “Menjijikan. Perusahaan Kering, kalian tidak gila. Kami tahu kalian siapa dan kalian melakukan hal mengerikan.” (23/12) Bahkan, tagar ‘#cancelgucci’ (boikot GUCCI) telah membanjiri kolom komentar media sosial GUCCI.
Sampai-sampai, cicit dari pendiri GUCCI, Alexandra Gucci Zarini ikut angkat suara. Dalam sebuah unggahan instagram berkonten serupa dengan kampanye GUCCI, Ia menulis, “@gucci Mengapa kalian membuat ‘pertunjukan’ dengan matras balita bersama seorang laki-laki dewasa? Saya khawatir ini akan dikira sebagai ideologi yang diamini Rumah Mode Kering.” (15/12)
Hingga saat ini, GUCCI belum memberikan komentar atau respon apa pun untuk menanggapi reaksi publik akan kampanye tersebut.