Film ko-produksi Indonesia “Tiger Stripes” raih Grand Prize di Cannes
Film horor karya sutradara asal Malaysia Amanda Nell Eu yang diproduksi bersama sineas dari Indonesia dan sejumlah negara lainnya, yakni “Tiger Stripes”, berhasil memenangkan Grand Prize di Cannes’ Critics’ Week.
Hadiah tersebut dianugerahkan oleh juri yang dipimpin oleh Audrey Diwan, sutradara “Happening” pemenang penghargaan Venesia.
Sementara itu, melansir Variety, French Touch Jury Award diperoleh oleh sutradara asal Belgia Paloma Sermon-Dai melalui karyanya bertajuk “It’s Raining in the House” yang mengangkat kisah tentang masa remaja.
Adapun hadiah Revelation dari Louis Roederer Foundation diberikan kepada Jovan Ginic, aktor yang membintangi film “Lost Country” karya sutradara Vladimir Perisic; dan hadiah SACD didapat oleh film “The Rapture” karya Iris Kaltenbäck.
Menanggapi pencapaian besar ini, Eu mengaku merasa terhormat hasil karyanya dapat disambut dengan sangat baik oleh para juri.
“Kami sangat merasa terhormat dapat diundang ke le Semaine de la critique di Cannes dan bisa memenangkan hadiah ini benar-benar tidak dapat dipercaya. Saya sangat tersentuh dengan reaksi para juri terhadap film ini, ini sangat berarti bagi saya!” ujarnya, dikutip dari NME, Rabu (31/5).
Baca juga: Film “Like & Share” dinobatkan sebagai film terbaik di Osaka Asian Film Festival 2023
Tentang “Tiger Stripes”
“Tiger Stripes” menceritakan seorang remaja perempuan berusia 12 tahun bernama Zaffan yang menemukan rahasia menakutkan tentang dirinya, hingga menyebabkan ia diasingkan oleh orang di sekitarnya.
Dari sanalah Zaffan mulai menerima dan merangkul tubuhnya untuk kemudian muncul sebagai perempuan yang kuat serta penuh kebanggaan.
Menurut sang sutradara, film ini dilatarbelakangi oleh pengalaman pribadinya ketika harus menghadapi pubertas, masa di masa ia harus berhadapan dengan perasaan pribadi dan ketidakpercayaan diri.
“Titik awalnya sangat personal; bagaimana saya harus menghadapi perasaan dan ketidakpercayaan diri untuk tumbuh menjadi gadis muda, melalui masa pubertas,” ceritanya dalam sebuah wawancara bersama NME.
Film ini dibintangi oleh Zafreen Zairizal, Deena Ezral, dan Piqa. “The Tigers” diproduksi oleh Foo Fei Ling, Patrick Mao Huang, Fran Borgia, Juliette Lepoutre, Pierre Menahem, Jonas Weydemann, Ellen Havenith, dan Yulia Evina Bhara.
Nantinya, film ini akan dirilis di Prancis oleh Jour2Fete dan akan diwakili di pasar internasional oleh Films Boutique.
Eu sendiri membeberkan bahwa saat ini ia tengah mengerjakan film fitur keduanya yang akan berlatar di Malaya pasca Perang Dunia II di tahun 1930-an.
Film lain yang memenangkan hadiah
Film lainnya tentang remaja, “It’s Raining in the House”, berlatar di Belgia dan menceritakan seorang perempuan berusia 17 tahun bernama Purdey dan adik laki-lakinya bernama Makenzy yang merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya.
Sedangkan film “Lost Country” yang dibintangi oleh Jovan Ginic mengangkat Serbia di tahun 1996 sebagai latar cerita, di mana saat itu terjadi demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa melawan rezim Milosevic.
Alurnya menceritakan seorang anak laki-laki bernama Stefan yang harus menghadapi ibunya, seorang juru bicara dan kaki tangan dari pemerintah yang korup dan ditentang oleh teman-temannya. Film “Lost Country” dijual oleh Memento International.
Edisi ke-62 Cannes’ Critics’ Week, yang dikepalai oleh Ava Cahen, kemudian ditutup oleh “La fille de son pére”, yakni film lanjutan dari “Perdrix” karya Erwan le Duc.
Selain Audrey Diwan, juri yang terlibat dalam acara ini meliputi sinematografer asal Portugal Rui Poças yang menggarap film “Tabu” dan “Zama”; aktor, koreografer, dan penari asal Jerman Franz Rogowski yang membintangi “A Hidden Life”; jurnalis, kurator, dan penasihat programming Berlinale asal India Meenakshi Shedde; serta sutradara programming Sundance Kim Yutani.