Min Hee-jin dan Bang Si-hyuk jadi kandidat terkuat direktur SM yang baru
Usai mengakuisisi 14,8% saham SM Entertainment dari Lee Soo-man pada Jumat (10/2) lalu, kali ini HYBE Labels dikabarkan akan mengajukan dua kandidat terkuatnya, Bang Si-hyuk dan CEO ADOR Min Hee-jin dalam reorganisasi internal rapat dewan bulan depan, sebagaimana dilansir dari AllKpop (13/2).
Pasalnya, setelah HYBE menjadi pemegang saham terbesar menggantikan Lee Soo-man, rapat dewan tersebut akan membahas tentang struktural perusahaan untuk posisi direktur baru di SM Entertainment.
Maka itu, sebagai pemegang saham utama, HYBE Corporation akan bersaing dengan Kakao Entertainment yang memegang posisi pemegang saham terbesar kedua SM Entertainment..
Hal ini bikin kasus SM Entertainment dengan HYBE dan Kakao semakin menjadi perbincangan hangat.
Bahkan, kabarnya, hasil pemilihan direktur terbaru ini akan memberikan dampak untuk masa depan industri hiburan K-pop dan kepemilikan finansial perusahaan.
Lee Soo-man relakan royalti 70 tahun ke HYBE
Akuisisi saham dari sang pendiri SM Entertainment ke HYBE dirumorkan sebagai langkah Lee Soo-man (LSM) untuk menyelamatkan posisinya di perusahaan yang dibangunnya sejak 1995.
Sebagai founder, Lee Soo-man telah menjalankan perusahaan dengan pola pikir “Saya Lee Soo-man, Lee Soo-man adalah SM, SM adalah Lee Soo-man,” dikutip dari Koreaboo (13/2).
Seiring berjalannya waktu, pola pikir ini justru membuat SM seolah hanya perusahaan milik Soo-man.
Apalagi, terdapat kontrak yang mengungkapkan bahwa Soo-man akan menerima 6% dari semua pendapatan terkait musik dari 2022 hingga 2092 melalui perusahaannya yang lain, LIKE Planning.
Tak hanya itu, Lee Soo-man juga akan mendapatkan 3% pendapatan terkait manajemen hingga 2025 yang membuatnya menerima sekitar Rp900 miliar royalti yang akan langsung masuk ke rekeningnya.
Kontrak itu ternyata tidak diterima oleh Bang Si-hyuk. HYBE memutuskan untuk menghilangkan klausul ini dan Lee Soo-man tak lagi akan menerima royalti seperti yang tertulis di kontrak sebelumnya.
Dengan kata lain, akuisisi saham pada posisi tertinggi senilai hampir Rp5 triliun yang dilakukan HYBE membuat Lee Soo-man harus menyerahkan royalti yang seharusnya didapatkan selama 70 tahun mendatang dari SM Entertainment kepada HYBE sebagai pemegang saham utama SM saat ini.
Baca juga: BTS putuskan rehat, saham agensi langsung merosot
“Selama proses pembentukan perjanjian ini, kami telah memutuskan untuk tidak menerima klausul yang menyatakan bahwa royalti akan dibayarkan kepada mantan produser eksekutif Lee Soo-man sebagai wujud komitmen kami untuk meningkatkan kerangka kerja perusahaan.” ungkap pernyataan HYBE.
Pernyataan itu juga menyebutkan Lee Soo-man memutuskan untuk bekerja sama sepenuhnya dalam memperbaiki struktur perusahaan yang telah menghasilkan berbagai bintang K-pop dunia.
Yakni dengan mentransfer saham perusahaan afiliasi SM yang dipegang secara pribadi ke HYBE.
HYBE tetap akan jadi kompetitor bisnis SM Entertainment
Tidak hanya itu, dalam pernyataan di balik akuisisi saham perusahaan, baik HYBE maupun SM Entertainment memang akan membagikan visi SM dan Lee Soo-man.
Dalam pernyataan itu, keduanya cita-cita dan tujuan di massa depan untuk mengimplementasikan metaverse, membangun sistem multi-label, dan visi kampanye untuk menyelamatkan dunia.
Akuisisi yang dilakukan diharapkan akan meningkatkan daya saing global K-Pop. Namun, pernyataan tersebut juga menegaskan bahwa keduanya bersinergi tapi tetap berkompetisi.
“SM Entertainment dan HYBE akan menggabungkan kemampuannya untuk membuat K-pop mendunia dan akan menciptakan sinergi kuat dalam berbagai saluran bisnis yang dimulai dari label dan platformnya,” ungkap Soo-man dan Si-hyuk.
Meski menjadi pemegang saham utama, perusahaan yang menaungi BTS, Seventeen, hingga NewJeans itu menyatakan, mereka akan tetap bersaing dengan SM Entertainment sebagai kompetitor di industri K-Pop.