Patung buatan AI pertama di dunia, gabungkan gaya lima pematung termasuk Michelangelo
Patung buatan artificial intelligence (AI) pertama di dunia telah hadir dengan tajuk “The Impossible Statue” yang dibuat oleh sekelompok insinyur dari Swedia.
Pasalnya, patung ini menggabungkan gaya berkarya lima maestro patung termasuk Michelangelo.
Ditampilkan di Museum Teknologi dan Science Stockholm, Tekniska Museet, “The Impossible Statue” ialah hasil kolaborasi firma insinyur Sandvik Machining Solutions dan konsultan The A.I. Framework.
Melansir Artnet (24/5), patung itu pun merajut gaya berkarya dari lima pematung tersohor, yakni Michelangelo, Auguste Rodin, Käthe Kollwitz, Takamura Kotaro, dan Augusta Savage.
Bentuk “The Impossible Statue” berbahan stainless steel ini terbilang surealis, menampilkan figur tubuh manusia yang seperti berputar, dan bersentuhan dengan sebuah bola, seperti Bumi, yang melayang.
Baca juga: Museum MACAN gelar pameran Erub Arts “Ghost Nets: Awakening The Drifting Giants”
“The Impossible Statue” dibuat menggunakan berbagai perangkat AI
Dalam pembuatannya, Sandvik bersama The A.I. Framework melatih perangkat kecerdasan buatan mereka dengan gaya berkarya dari kelima seniman besar dari lima abad terakhir.
Kekhasan gaya seniman yang diadopsi karya seni ai AI ini adalah pose contrapposto Michelangelo, penonjolan otot figur dan refleksi dari Auguste Rodin, hingga kesan expressionis dari Käthe Kollwitz.
Di luar itu, “The Impossible Statue” juga mengambil kreativitas Augusta Savage dan fokus pada momentum dan massa yang kerap ditampilkan Takamura Kotaro.
Mereka pun menggenerasi gambar dari berbagai perangkat AI yakni Stable Diffusion, DALL-E, dan Midjourney.
Hasilnya adalah figur androgini dengan kesan karya kontemporer yang mengadopsi praktik artistik seniman era Renaisans.
“The Impossible Statue” disinyalir terdiri dari sembilan juta poligon, 17 potongan baja terpisah, dan memiliki berat mencapai 500 kg serta berdiri setinggi 1,5 m.
Terlihat seperti proyek seni, patung AI soroti kemampuan manufaktur Sandvik
Rupanya, menurut Artnet, Sandvik sendiri merupakan perusahaan yang memproduksi metal-cutting dan menggelar proyek ini untuk memamerkan manufaktur yang diprogram komputer darinya.
Menurut Presiden Sandvik Machining Solutions Nadine Crauwels, patung ini membuktikan kemampuan perusahaan untuk mengembangkan efisiensi manufaktur, mengurangi limbah, dan memastikan kualitas produk terbaik.
Di lain sisi, dikutip dari Global Construction Review (5/5), direktur Tekniska Museet menyatakan, melalui pameran ini, “Misi kami adalah memperluas pemahaman tentang kemungkinan teknologi dan mendorong generasi mendatang untuk mengambil jalur karier STEM.”