Kemenparekraf rilis “Peta Sambal Indonesia”, ada ratusan jenis dari Sabang hingga Merauke

Soroti ragam sambal nusantara, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) meluncurkan “Peta Sambal Indonesia”, hadirkan beragam jenis sambal dari Sabang hingga Merauke.

Diunggah melalui Instagram resmi Kemenparekraf pada Minggu (28/5), peta ini ditujukan bagi para pelajar mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) serta pecinta kuliner lainnya.

“Cek peta ini, deh! Ada sambal kesukaan kamu enggak, Sob?” buka tulisan dalam unggahan tersebut.

Rupanya,  unggahan tersebut bersumber dari penelitian Reggie Surya dan Felicia Tedjakusuma berjudul “Diversity of Sambals, Traditional Indonesian Chilli Pastes” (2022).

Kemudian, Kemenparekraf turut membubuhkan fakta sejarah tentang sambal yang ternyata telah ada di Tanah Air sejak abad ke-16 silam.

Bahan yang digunakan untuk sambal pun beragam, sejumlah cabai dalam sambal nusantara dipadukan dengan berbagai rempah mulai dari lada, jahe, hingga andaliman.

“Seiring berjalannya waktu, variasi sambal ikut berkembang dan membawa ciri khas daerahnya,” lanjut tulisan dalam Instagram Kemenparekraf.

Informasi dalam “Peta Sambal Indonesia” pun menelusuri berbagai provinsi di Pulau Sumatra, Kalimantan, Jawa-Madura, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, hingga Kepulauan Maluku dan Papua.

Baca juga: Bali bentuk Satgas Tata Kelola Pariwisata untuk awasi perilaku wisatawan

Dari sambal duo sale hingga sambal durian terdaftar dalam “Peta Sambal Indonesia”

Tidak tanggung-tanggung, pada “Peta Sambal Indonesia” tersebut, Kemenparekraf menampilkan 110 sambal yang berbeda dari Sabang hingga Merauke. 

Berikut adalah daftar persebaran sambal di Indonesia yang dikutip dari Kemenparekraf (28/5).

1. Peta Sambal Sumatra

  • Aceh: Asam udeung, asam teri

  • Sumatra Utara: Andaliman, natinombur, sambal tuk-tuk

  • Sumatra Barat: balado, petai, lado mudo, lado belimbing, teri lado, sambal uwok

  • Riau: Pilado lauwok, kunyit

  • Kepulauan Riau: Cencalok, lengkong, sambal 

  • Jambi: Tempoyak, salabance, sambal nio

  • Bengkulu: Durian, lecet, penghiau, lokan, picak, sambal piriak

  • Sumatra Selatan: Jokjok, kweni, sambal mangga

  • Bangka Belitung: Rusip, sambal asam

  • Lampung: Asam kembang, sambal seruit 

2. Peta Sambal Kalimantan

  • Kalimantan Utara: Sambal tudai 

  • Kalimantan Barat: Udang kering, kucai, sambal kepah 

  • Kalimantan Tengah: Lucung, sambal rimbang 

  • Kalimantan Timur: Asam binjai, gami, sambal ramania 

  • Kalimantan Selatan: Acan, cacapan, sambal habang 

3. Peta Sambal Jawa-Madura

  • Banten: Bajak, sambal buraq 

  • Jakarta: Belimbing wuluh, kemiri, dengkek, jahe, sambal bawang kucai

  • Jawa Barat: Cibiuk, cobek, goang, jengkol, kecombrang, leunca, oncom, sambal gandaria, sambal terasi

  • Jawa Tengah: Sambal goreng ati, krosak, megono, sambal kecap, kacang, pencit, tempe, tempe gembus, sambal tumpang

  • Jawa Timur: Sambal setan, belut, kluwek, sambal bawang, pecel, sambal petis

  • Yogyakarta: Sambal bacem, kalasan, krecek, kemangi, sambal tolo

4. Peta Sambal Bali-NTB-NTT

  • Bali: Bongkot, embe, serai, matah, nyuh, tuung, sambal uyah tabio 

  • Nusa Tenggara Barat: Beberok, cengkeh, parado, plecing, taliwang, sambal tota fo’o

  • Nusa Tenggara Timur: Sambal lu’at 

5. Peta Sambal Sulawesi

  • Sulawesi Barat: Sambal lawar kacci 

  • Sulawesi Selatan: Kaluku, katokkon, sambal tauco 

  • Sulawesi Tengah: Sambal duo sale 

  • Sulawesi Utara: Dabu-dabu, rica-rica, roa, cakalang, sambal tongkol

6. Peta Sambal Kep. Maluku-Papua

  • Maluku Utara: Sambal kenari

  • Maluku: Sambal pepaya

  • Papua: Sambal colo-colo

Mayoritas berbahan dasar cabai merah dan rawit, sambal Indonesia memiliki kepedasan tinggi

Lebih lanjut, keterangan dalam unggahan Kemenparekraf juga menjelaskan tentang bahan dasar sambal yang ternyata menjadi salah satu makanan terpedas dibanding hidangan Barat lainnya.

Pasalnya, cabai merah dan cabai rawit yang kerap digunakan sebagai bahan dasar sambal Indonesia, memiliki tingkat kepedasan yang cukup tinggi.

Jika dibanding dengan Jalapeno, cabai rawit lebih pedas berkali-kali lipat.

Cabai rawit sendiri memiliki ukuran kepedasan 175.000 SHU (Scoville Heat Unit), cabai merah yakni 30.000-50.000 SHU, Jalapeno 2.500-8.000 SHU, dan paprika 0-300 SHU.

Sebagai informasi, Scoville Heat Unit ialah tingkat kepedasan cabai yang diperkenalkan Wilbur Scoville. 

Skala SHU menunjukkan jumlah capsaicin, senyawa penghasil rasa pedas yang terkandung dalam cabai.