Teater Abang None Jakarta lanjutkan kisah “Soekma Djaja” dalam pertunjukan terbaru
Teater Abang None (Abnon) Jakarta bersama Bakti Budaya Djarum Foundation akan mempersembahkan pertunjukan seni ke-14 bertajuk “Janji Soekma: Langgam Gambang Kehidupan”.
Pertunjukan tersebut merupakan sekuel dari pementasan teater “Soekma Djaja” yang ditampilkan satu dekade lalu, tepatnya pada 2013.
Oleh sebab itu, ceritanya akan melanjutkan kisah Lia, seorang perempuan generasi termuda di keluarga seniman Soekma Djaja yang berupaya memenuhi janji pada mendiang ayah angkatnya, Maman Djaja, untuk melestarikan warisan leluhur Gambang Kromong Soekma Djaja.
Produser dan Konseptor “Janji Soekma: Langgam Gambang Kehidupan” Maudy Koesnaedi mengungkapkan, pertunjukan ini merupakan wujud menepati janji untuk melestarikan kebudayaan Betawi yang diutarakannya 30 tahun lalu pada 1993 silam di malam final pemilihan Abang None Jakarta.
“Kurang lebih 30 tahun lalu, saya berjanji untuk membuat kegiatan yang melestarikan budaya Betawi kepada generasi muda. Setelah bertahun-tahun, saya akhirnya melahirkan Teater Abnon. Kali ini, saya mengambil tema setelah pandemi dan mengangkat kisah gambang kromong karena ini adalah tema yang belum pernah dibahas (di pementasan) sebelumnya,” ujar Maudy dalam konferensi pers, Kamis (21/9).
Untuk diketahui, gambang kromong merupakan orkestra Betawi, terdiri dari sejumlah instrumen musik tradisional yang dipadukan dengan alat musik Tionghoa.
Baca juga: Dibuka kembali dengan wajah baru, Galeri Indonesia Kaya hadirkan auditorium pertunjukan
Hadirkan cerita yang relevan dengan situasi terkini
Menariknya, meskipun melanjutkan kisah 10 dekade lalu, pementasan persembahan Teater Abang None Jakarta kali ini menghadirkan cerita yang relevan dengan kondisi saat ini.
Berlatar di masa pasca pandemi Covid-19, “Janji Soekma: Langgam Gambang Kehidupan” tak hanya mengangkat isu terkait pelestarian budaya Betawi, tetapi juga mengenai situasi berbahaya jika terlibat pinjaman online (pinjol).
Pasalnya, salah satu karakter dalam pementasan akan terjerat utang pinjol yang membuat Lia terancam harus menjual gambang kromong Soekma Djaja demi menyelamatkan rekannya.
“Teater ini tidak hanya membicarakan tentang gambang kromong, tapi juga kondisi masyarakat Betawi saat ini, di mana setelah pandemi berlangsung, banyak masyarakat yang terjebak dengan pinjaman online. Jadi (pementasan) ini juga merupakan bentuk Teater Abnon merespons situasi saat ini,” ujar Sutradara Wawan Sofwan lewat sebuah video yang ditampilkan di acara yang sama.
Adapun pementasan ini masih dibintangi oleh para peserta Abang None Jakarta. Fitria Aprilia kembali membintangi Lia bersama sejumlah peserta lain yang terlibat dalam “Soekma Djaja” 10 tahun lalu.
Pementasan ini akan terdiri dari 14 adegan dan persiapannya telah dilakukan sejak empat sampai lima bulan yang lalu. Kerennya lagi, para Abang None Jakarta yang ikut terlibat juga telah berlatih agar dapat memainkan gambang kromong.
Gandeng Kunto Aji untuk lagu temanya
Lagu “Selaras” milik Kunto Aji dipilih sebagai lagu tema untuk pertunjukan kali ini. Pasalnya, lagu tersebut menggambarkan kondisi pasca pandemi yang turut dicerminkan dalam pementasan “Janji Soekma: Langgam Gambang Kehidupan”.
Dalam tayangan video yang ditampilkan saat acara, Kunto Aji menjelaskan bahwa ia dihubungi langsung oleh Maudy agar lagunya dapat digunakan sebagai lagu tema pertunjukan.
“Cerita dalam pementasan ini relate dengan bagaimana kita melestarikan tradisi pada saat pandemi. Saya merasa ceritanya sangat bagus,” ujar Aji.
Ia kemudian melanjutkan, “Harapannya pertunjukan ini bisa jadi bagian dari menyadarkan generasi muda bahwa kebudayaan kita kaya dan penting. Karena siapa lagi yang bisa melestarikan budaya kalau bukan kita? Kita tidak boleh lupa akar budaya kita, asal kita, dan bagaimana kita bisa melestarikannya.”
Sebagai informasi, Teater Abang None Jakarta telah berdiri sejak Mei 2009 silam sebagai wadah ekspresi seni dan talenta dari Abang None Jakarta untuk melestarikan seni dan budaya Betawi.
“Janji Soekma: Langgam Gambang Kehidupan” sendiri akan dipentaskan pada 6-8 Oktober 2023 pukul 19.00 di Gedung Kesenian Jakarta. Jika tertarik, kamu bisa mendapatkan tiketnya seharga Rp155.000-515.000 melalui situs tiket.com!