CEO Nintendo Rusia gunakan perusahaan cangkang untuk jual gim
Nintendo telah memberikan konfirmasinya bahwa pihaknya masih mempekerjakan Yasha Haddazhi sebagai CEO Nintendo Rusia.
Sebelumnya, melansir Anime News Network, Nintendo membuat pernyataan kepada news outlet Eurogamer bahwa perusahaan tersebut telah memberikan kompensasi dan mengakhiri kontrak dengan pegawainya di Moscow, Rusia atas kesepakatan kedua belah pihak.
Namun, news outlet Rusia Kommersant melaporkan pada Rabu (12/4) lalu bahwasanya sebuah perusahaan cangkang (shell corporation) yang dibangun oleh Haddazhi, yakni Achivka, baru-baru ini menjual “Metroid Prime Remastered” di pasar Rusia. Sebagai informasi, perusahaan cangkang adalah perusahaan yang statusnya hanya di atas kertas.
Dalam laporan Eurogamer, Haddazhi telah mendirikan perusahaan tersebut di negaranya agar bisa mengimpor dan menjual gim Nintendo di tengah larangan penjualan resmi “Super Mario Maker” di sana.
Menanggapi hal tersebut, Nintendo meluncurkan keterangan dan mengatakan pihaknya “tidak terafiliasi dengan Achivka dan tidak terlibat dalam aktivitas impor di Rusia”.
Nintendo dalam keterangannya juga mengatakan akan meminimalisir kehadirannya di pasar Rusia dan akan terus memenuhi persyaratan hukum, kontrak, dan administrasi di negara tersebut.
Baca juga: Lihat potensi di dunia hiburan, Arab Saudi tingkatkan penanaman modal ke Toei dan Nintendo
Tentang CEO Nintendo Rusia, Yasha Haddazhi
Kontroversi Haddazhi rupanya bukan kali pertama terjadi. Pasalnya, dikutip dari IGN, pada 2018 lalu ia sempat diminta untuk turun dari jabatannya di Nintendo usai beredar footage yang menampilkan dirinya tengah melakukan kekerasan verbal kepada host streaming “Mario Kart”.
Ia juga pernah dilaporkan melakukan kekerasan pada karyawannya, khususnya kepada perempuan. Nintendo disinyalir telah menginvestigasi kasus tersebut.
Walaupun hasil dari investigasinya tak pernah diungkap ke publik, Haddazhi terus memimpin Nintendo hingga penutupan ritel Nintendo Rusia di tahun 2022 lalu.
Sebagai informasi, pada Maret 2022 lalu, Nintendo telah menutup layanan ritel daringnya, eShop, di Rusia.
Saat itu, dikatakan bahwa penutupan hanya akan dilakukan untuk sementara waktu. Belum disebutkan lagi kapan layanan tersebut akan kembali.
Penutupan tersebut dilakukan karena penjajahan yang dilakukan Rusia kepada Ukraina pada bulan Februari. Nintendo menjadi perusahaan gaming lainnya yang memperlambat atau menghentikan operasionalnya di sana.