Getty Images gugat kreator gambar AI Stable Diffusion karena mencuri asetnya
Getty Images mengklaim perusahaan induk kreator gambar artificial intelligence (AI) Stable Diffusion, Stability AI, karena telah mencuri aset foto dilindungi hak cipta milik mereka.
“Minggu ini Getty Images memulai proses hukum di Pengadilan Tinggi di London (Inggris) untuk melawan Stability AI atas klaim Stability AI telah melanggar hak kekayaan intelektual termasuk hak cipta terhadap kontek yang dimiliki atau diwakili Getty Images,” tulis keterangan resmi Getty Images pada Selasa (17/1).
Melansir The Verge (17/1), sebelumnya Getty Images telah memberi surat peringatan kepada Stability AI sebelum mengambil langkah hukum. Hal itu disampaikan langsung oleh CEO Getty Images, Craig Peters.
Stability AI dituduh mencuri, demi keuntungan finansial sendiri
Lebih lanjut, Peters mengungkapkan bahwa surat peringatan yang dilayangkannya terhadap perusahaan teknologi itu dilakukan akibat, “Stability AI menggunakan (produk) kekayaan intelektual —tanpa izin atau pertimbangan— untuk mendapat keuntungan finansial mereka sendiri.”
“Perusahaan (Stability AI) tidak menghubungi Getty Images untuk memanfaatkan materi kami atau kontributor kami,” alhasil Peters dan perusahaannya memutuskan untuk mengambil jalur hukum.
Akan tetapi, Peters mengungkap bahwa Getty Images tidak tertarik dengan ganti rugi berupa tunai atau bentuk material, ataupun harapan agar berhentinya perkembangan ‘AI Art’.
Bagi CEO Getty Images itu, lebih penting membangun sistem legal baru untuk mengatasi curi-mencuri gambar ini. Salah satunya lewat sistem pembayaran lisensi aset yang diambil dari Getty Images.
Baca juga: Produk AI Art digugat atas pelanggaran hak kekayaan intelektual
Spotify sebagai studi kasus untuk capai solusi pencurian aset ‘AI Art’
Kepada The Verge, Peters juga berpendapat bahwa kegelisahan kreator akan keberadaan ‘AI Art’ yang melanggar hak kekayaan intelektual mereka, sebenarnya serupa dengan apa yang terjadi di awal kemunculan layanan musik digital, seperti Napster dan Spotify.
Meski awalnya menuai kontroversi, “Spotify berhasil bernegosiasi dengan pemegang hak kekayaan intelektual — label dan musisi — untuk membuat layanan mereka.”
Peters menganggap hal itu sebagai salah satu bentuk menghargai keberadaan kekayaan intelektual.
“Anda dapat berdebat tentang apakah mereka (kreator) mendapat kompensasi yang adil atau tidak, tapi ini adalah negosiasi berdasarkan hak individu dan entitas,” ujar Peters.
Peters pun menambahkan, “Dan itulah, yang kami cari, daripada entitas tunggal yang mendapat manfaat dari punggung orang lain. Itu lah tujuan jangka panjang dari tindakan ini.”
Perlawanan Getty Images adalah gugatan kedua produk ‘AI Art’ dalam sepekan terakhir
Sebelum Getty Images, sekelompok seniman yang tergabung dalam ‘Stable Diffusion Litigation’ telah menggugat DeviantArt, Midjourney, dan Stability AI.
Gugatan itu atas dugaan pelanggaran hak kekayaan intelektual terhadap banyak karya seniman di seluruh dunia.
Melansir CBR (15/1), gugatan kepada ketiga produsen ‘AI Art’ itu pun telah diterima oleh United States District Court for the Northern District of California.
Ketiganya digugat atas tudingan pelanggaran hak cipta termasuk peniruan, pelanggaran Digital Millennium Copyright Act, pelanggaran publisitas anggota kelas, pelanggaran kontrak terkait Ketentuan Layanan DeviantArt, dan banyak pelanggaran UU persaingan tak sehat California, Amerika Serikat.