Studio asal Bandung, Kolam Susu, garap animasi video musik “Fairytale” duo asal Jerman
Studio kreatif asal Bandung, Kolam Susu, menjalin kerja sama dengan duo musisi indie Jerman, Milky Chance, dan merilis animasi video musik “Fairytale” (2013).
Menurut keterangan resmi studio kreatif asal Bandung yang TFR terima, proyek ini menambah daftar garapan animasi video musik internasional studio lokal ini.
Pasalnya, Kolam Susu telah menggarap video musik “Bluebird” (2021) lantunan musisi nominasi Grammy, Cory Wong.
Karya itu pun mendapat banyak pengakuan internasional, salah satunya menjadi semi-finalis untuk Music Video Category di Flickers Rhode Island International Film Festival, Amerika Serikat.
Lantas, dalam proyek bersama Milky Chance kali ini, Kolam Susu menampilkan animasi ciamiknya dengan menggunakan pendekatan storytelling (bercerita) ala film pendek.
Baca juga: Kelompok seniman multimedia The Fox The Folks jadi juri di Tokyo Lights 2022
Berawal dari tugas personal visual artist Kolam Susu
Sebagai sebuah studio yang membawahi beberapa visual artist (seniman visual), Kolam Susu menyediakan program untuk mengembangkan kepiawaian artistiknya dengan menggarap video musik dari musisi pilihan mereka.
Kala itu, Ocha yang kemudian menjadi sutradara video musik “Fairytale” ini memilih lagu itu untuk memenuhi tugasnya.
“Pertama kali saya dengar lagu ini di 2016, semenjak saat itu setiap mendengarkan lagu ini selalu terbayang serangkaian visual, tetapi ide itu tidak pernah saya gambarkan,” jelas Ocha soal imajinasinya tentang lagu “Fairytale”.
Selanjutnya, pada 2021 ketika Kolam Susu memberi tugas untuk mengembangkan video musik, Ocha memilih salah satu lantunan dari Milky Chance tersebut.
Selanjutnya, bersama sang produser Aloysia Rarasningtyas, Ocha mengirimkan gambar konsep awal dan mengajak Milky Chance untuk berkolaborasi bersama Kolam Susu.
Tak disangka, hal itu disambut baik oleh duo musisi asal Jerman tersebut. Selanjutnya, Ocha dan Aloysia mengembangkan video musik dalam kurun waktu enam minggu.
“Proses produksi terjadi lebih cepat karena proses pre-produksi sudah terjadi di awal tahun 2021, sehingga semua ide sudah matang dan tinggal di-enhance,” jelas Raras, produser video lirik “Fairytale”.
Coming of age jadi tema animasi video lirik “Fairytale”
Perihal konsep di balik animasi garapannya, Ocha mengaku bahwa tema coming of age diterapkannya untuk “Fairytale” lantaran ada kesadaran soal, “gagasan growing up is a nightmare.”
Ide awal tersebutlah yang kemudian membuat video musik “Fairytale” dipenuhi eksplorasi visual terkait mimpi dan surealisme.
“Dalam worldbuilding animasi ini, kami bikin dunianya seperti dalam mimpi yang mungkin jadi mimpi buruk dengan adanya monster dan visual yang agak surreal,” lanjut Ocha menjelaskan hasil besutannya.
Baginya, video musik ini membawa cerita yang dekat dengan banyak orang, “yaitu perjuangan untuk mengalahkan monster-monster dalam diri untuk mendekatkan diri menuju kedewasaan.”
“Fairytale” merupakan proyek debut sang sutradara
Rupanya, video musik “Fairytale” ini merupakan karya debut Ocha sebagai sutradara.
“Awalnya saya belum terbayang proses end-to-end animasi dan menyutradarai sesuatu. Di sini saya memilih untuk memasukkan ke elemen storytelling, sebuah elemen yang tidak umum dalam sebuah video lirik independen,” imbuh Ocha.
Ternyata, gaya bercerita dalam “Fairytale”, diharapkan dapat menggugah penonton agar dapat merasakan sensasi menonton film pendek dalam bentuk video musik.
Sekilas tentang studio kreatif Kolam Susu
Studio asal Kota Kembang ini, adalah sebuah studio kreatif yang berfokus pada penuturan dan pengembangan narasi, dunia, dan karakter.
Sebelumnya, studio ini memroduksi konten kreatif di bawah nama 1% Studio, yang kemudian dikemas ulang menjadi Kolam Susu, yang terinspirasi dari lagu Koes Plus, pada 2021 silam.
Ternyata, menurut keterangannya, pergantian identitas itu dilakukan untuk mendorong daya saing dan merespons dinamika pasar, dengan tujuan menjadi salah satu representasi industri kreatif Indonesia di dunia.
Selama ini, studio kreatif Kolam Susu terus terlibat dalam sejumlah pengembangan judul orisinil melalui wadah LINE Webtoon. Salah satunya adalah dalam judul “Lara(s)hati” dan “Zona Maya”.