Antara media dan medium seni rupa, ini penjelasan dan berbagai contohnya!

Pernah mendengar istilah medium seni rupa? Apa perbedaannya dengan istilah media seni rupa? Menurut TATE, kedua istilah itu memiliki definisi yang tumpang tindih, alhasil kadang seseorang kebingungan untuk membedakan arti keduanya. 

Lantas, apa saja perbedaan diantara kedua istilah ini? Serta apa saja contoh dari media dan medium seni rupa? Simak selengkapnya di artikel ini!

Baca juga: “The Theater of Me”, mengenal peran seni rupa melalui 30 tahun kekaryaan Agus Suwage

Pengertian media seni rupa

Media seni rupa adalah jenis dari sebuah karya seni. Bentuknya bisa beragam, mulai dari 2 dimensi, 3 dimensi, hingga mix media (media campuran).

Meski menurut penjelasan TATE, media juga dapat diartikan sebagai material dan proses teknis dari sebuah karya, istilah ini lebih sering diasosiasikan dengan istilah bentuk akhir dari sebuah karya. Dalam karya 2 dimensi, terdapat berbagai media seperti lukisan, cetak grafis, dan drawing. Sedangkan dalam media 3 dimensi, dikenal bentuk patung, hingga seni instalasi. 

Foto: Edvard Munch, “Two Women on the Shore” (1898) | THE MET

Contoh media seni rupa dan penjelasannya

1. Seni rupa 2 dimensi

Seni rupa 2 dimensi adalah komposisi karya seni rupa yang hanya memiliki tinggi dan lebar. Contoh seni 2 dimensi ialah lukisan, drawing dan seni grafis

Media lukisan merupakan hasil dari sapuan cat oleh kuas, pisau palette, sponge, semprotan, atau cara pengaplikasian lainnya di atas permukaan datar. Sedangkan drawing adalah teknik berkarya konvensional, yakni menorehkan gambar di atas permukaan datar, biasanya kertas. Karya drawing kerap dibuat menggunakan tinta berwarna, pensil, arang, atau kapur.

Di sisi lain, ada pula karya cetak seni grafis yang mencakup proses pemindahan dari satu permukaan cetakan ke permukaan lainnya, seperti kertas. Teknik dalam mencetak seni grafis pun sangat beragam, mulai dari cetak tinggi seperti cukil kayu atau lino-cut, dan cetak dalam atau yang dikenal dengan istilah intaglio print.

Foto: Pematung dan karyanya | Unsplash/Ilia Zolas 

2. Seni rupa 3 dimensi

Media selanjutnya, dapat ditemukan dalam bentuk 3 dimensi yang memiliki tinggi, lebar, serta panjang, dan kerap mengokupasi ruang. Di awal perkembangan seni rupa, seni 3 dimensi hanya meliputi patung (sculpture). Namun, menurut ART IN CONTEXT, perkembangan seni rupa modern di abad ke-20 melahirkan bentuk karya seni rupa 3 dimensi lainnya, yakni instalasi

Patung merupakan bentuk karya seni yang awalnya kerap dibuat menggunakan kayu atau batu-batuan. Selain kedua material itu, patung juga kerap berbahan logam. Ada berbagai metode dalam pembuatan media patung, yakni melalui cetakan, pahatan, modeling, las, hingga pirografi.

Sedangkan, seni instalasi merupakan kecenderungan karya 3 dimensi yang menggunakan material yang ‘tidak biasa’. Media ini berkembang atas keinginan seniman untuk membuat sebuah karya seni menjadi lebih aksesibel untuk publik luas. Biasanya, sebuah instalasi terbuat dari percampuran berbagai macam medium.

Baca juga: Setelah 20 tahun, rumah lukisan erotis House of the Vettii di Pompeii dibuka kembali

Pengertian medium seni rupa

Medium seni rupa, merupakan istilah yang erat dikaitkan dengan bahan dasar dan teknis pembuatan sebuah karya. Semisal, karya patung berbahan tembaga atau marmer; lukisan dengan medium cat akrilik di atas kanvas; serta drawing cat air di atas kertas. 

Contoh medium seni rupa dan penjelasannya

Foto: Master of the Codex of Saint George, “The Crucifixion” (1340-1345) | Britannica

1. Tempera

Tempera merupakan medium lukis yang telah digunakan sejak berabad-abad lalu. Medium ini kerap menjadi pilihan utama lantaran bahannya yang membuat cat ini cepat kering dan warnanya tahan lama. Tempera terbuat dari campuran kuning telur, minyak linseed atau putih telur dan minyak lainnya. 

Menurut ART IN CONTEXT, lukisan berbahan dasar tempera telah ditemukan sejak tahun pertama masehi, namun menjadi sangat populer digunakan sejak abad ke-12 hingga ke-15. Setelahnya, cat minyak lebih sering digunakan para seniman untuk berkarya. 

2. Cat minyak

Sejak abad ke-15, cat minyak mulai populer di Eropa. Cat ini berbahan dasar minyak dan pigmen dengan durasi pengeringan yang lebih lama dibanding tempera. Selain minyak linseed, cat minyak juga kerap dibuat dengan bahan dasar biji bunga popi, bunga matahari, safflower, kacang kedelai, dan walnut

Cat minyak menjadi populer di kalangan pelukis karena memberi lebih banyak waktu untuk mengutak-atik sapuan cat, akibat pengeringan yang lama. Sehingga, pelukis bisa membuat detail seperti cahaya dan bayangan dalam objek lukisan yang dibuatnya. 

Baca juga: Aliran seni rupa modern, berikut 5 contoh dan senimannya!

3. Pensil grafit

Pensil grafit adalah medium yang kerap digunakan dalam drawing. Menurut ART IN CONTEXT, pensil ini mulai populer digunakan para seniman Prancis sejak abad ke-17. Pensil kerap digunakan untuk membuat sketsa, memberi garis penjelas (outline), dan membangun bayangan dari sebuah gambar. 

Medium yang satu ini juga dianggap menjadi bahan yang paling sering digunakan para pemula, karena kemampuannya untuk dihapus. 

4. Etching

Etching merupakan teknik cetak seni grafis yang memanfaatkan reaksi kimia untuk membuat cerukan garis pada lembaran logam, dan kemudian diberikan tinta dan dicetak ke permukaan lainnya. 

Lembaran logam itu biasanya terbuat dari tembaga, namun menurut TATE, kini populer terbuat dari seng. Permukaan lembaran logam itu disapukan lapisan anti-asam, ditorehkan gambar, kemudian dicelupkan ke larutan asam. Setelahnya, lapisan anti-asam dihapus, tinta disapukan di atas permukaan lembaran logam, selanjutnya dicetak ke permukaan kertas atau medium lainnya.