Baru 10 bulan menjabat, presiden Zoom Greg Tomb dipecat tanpa sebab
Zoom telah memecat presidennya, Greg Tomb, yang mulai bekerja di perusahaan platform video conference tersebut sekitar 10 bulan lalu.
Dalam pengajuan kepada Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC), penghentian Tomb efektif pada Jumat (3/3). Dirinya akan menerima pesangon sesuai dengan pengaturan ketenagakerjaan.
Melansir Insider Business, pesangon tersebut akan dibayarkan setelah “pemutusan hubungan kerja (PHK) tanpa sebab” tersebut, sebagaimana dijelaskan dalam pengajuan kepada SEC yang ditandatangani oleh chief operating officer (COO) Zoom Aparna Bawa.
Pada pengajuan SEC Juni lalu, ketika Tomb bergabung, dikatakan bahwa ia akan menerima gaji pokok sebesar $400.000 atau sekitar Rp6 miliar, dengan target bonus tahunan 8%.
Perekrutannya juga termasuk hibah saham senilai $45 juta atau sekitar Rp690 miliar yang akan diberikan selama empat tahun. Terkait pemecatan ini, Tomb sendiri belum memberikan komentar apa pun.
Baca juga: Netflix pecat 150 pegawai untuk menghemat pengeluaran
Zoom belum berencana menggantikan Tomb
Sementara itu, belum jelas siapa yang akan mengambil alih posisi Tomb sebagai presiden Zoom. Pasalnya, menurut juru bicara perusahaan, Zoom tidak akan mencari pengganti Tomb dan menolak untuk memberikan informasi lebih lanjut.
Berdasarkan profil LinkedIn miliknya, Greg Tomb bergabung dengan Zoom dan menempati posisi sebagai presiden mulai Juni 2022.
Saat itu, CEO dan pendiri Zoom Eric Yuan mengatakan dirinya yakin Greg dapat membantu pertumbuhan bisnisnya.
“Greg merupakan seorang pemimpin yang sangat dihormati di industri teknologi dan memiliki pengalaman mendalam untuk membantu meningkatkan perusahaan di saat-saat kritis,” ungkap Yuan beberapa waktu lalu, dikutip dari BBC.
Sebelum bergabung dengan Zoom, Tomb bekerja di Google selama lebih dari satu tahun sebagai vice president of sales untuk Google Workspace, Security, dan Geo Enterprise.
Tomb juga pernah menjabat sebagai presiden di perusahaan perangkat lunak (software) SAP dan computer programming provider Vivido Labs.
Lebih dari itu, ia menjabat sebagai anggota dewan Pure Storage yang merupakan sebuah perusahaan teknologi.
Pemecatan Tomb buntut PHK massal
Kabar mengenai pemecatan Tomb muncul setelah Zoom mengumumkan PHK massal terhadap 15% atau sekitar 1.300 pegawainya pada awal Februari lalu.
Imbas dari keputusan tersebut, Yuan mengatakan akan bertanggung jawab atas kesalahan dan tindakannya.
Yuan akan memotong gajinya hingga 98%, artinya gaji yang ia peroleh tahun ini hanya sekitar $10.000 atau sekitar Rp153 juta.
“Kami tidak meluangkan lebih banyak waktu untuk menganalisis secara mendalam tim kami apabila ingin bertumbuh secara berkelanjutan,” kata Yuan.
Seiring dengan pemangkasan biaya akibat kemerosotan ekonomi, Zoom terancam tertinggal dengan pesaing lainnya seperti Google Meet, Microsoft Teams, dan Slack. Saat ini, Zoom tampaknya mencoba untuk melakukan diversifikasi.
Tahun lalu, platform tersebut mengungkapkan rencananya untuk mengintegrasikan fitur email, kalender, dan chatbot untuk membantu para penggunanya mengatasi masalah. Selain itu, Zoom juga tengah mengembangkan Zoom Sports.