Seni rupa dua dimensi: pengertian, medium, dan jenis lukisan
Seni rupa merupakan cabang kesenian yang menyajikan beragam bentuk karya dari teknik yang tak terhingga jumlahnya. Tiap media, material, dan teknik pembuatan karya seni rupa menjadi jembatan penyampaian ekspresi dan gagasan seorang seniman kepada audiensnya.
Tulisan ini akan menelusuri pengertian dari lukisan yang menjadi bagian dari karya seni dua dimensi, yang mana hanya memiliki tinggi dan lebar, tanpa panjang yang membangun bentuk meruang. Secara garis besar, lukisan merupakan metode berkarya dengan menghasilkan sapuan cat oleh kuas, pisau palette, sponge, semprotan, atau cara pengaplikasian lainnya di atas permukaan datar.
Lantas, bagaimana pengertian dari masing-masing media seni rupa ini? Apa saja jenis, teknik dan material yang digunakan dalam pembuatannya? Teluri penjelasannya dalam tulisan ini.
Baca juga: Antara media dan medium seni rupa, ini penjelasan dan berbagai contohnya!
Baca juga: Kenali 3 karya seni rupa modern Indonesia dan kisah menarik di baliknya!
Pengertian, medium, dan jenis lukisan
Secara umum, pengertian lukisan adalah sebuah bentuk ekspresi ide dan emosi yang dituangkan lewat kualitas estetika dari elemen-elemen seperti bentuk, garis, warna, tones dan tekstur. Seluruh elemen-elemen tersebut membangun sensasi kedalaman (volume), ruang, gerakan, dan cahaya dari gambar di atas bidang datar. Melansir Britannica, sebuah lukisan menjadi jendela pemisah antara yang nyata dengan fenomena khayalan dari visual lukisan.
Dalam kehidupan terdahulu, teknik melukis telah digunakan oleh banyak budaya tradisi yang digunakan sebagai persembahan, bagian dari ritual, jembatan edukasi, hingga sebagai dekorasi atau hiburan. Selanjutnya, seni lukis berkembang menjadi media berkarya para seniman, terutama setelah istilah ‘seni murni’ berkembang di sejumlah bagian Asia dan Eropa ketika Renaisans.
Pelukis ternama pada awal era lukisan kreatif tersebut awalnya berkarya dengan mengikuti permintaan patron, terutama gereja. Selanjutnya, perkembangan seni rupa modern menghadirkan generasi baru pelukis yang berkarya secara bebas, berdasarkan keinginan dan gagasan individu mereka.
Gaya lukisan di tiap wilayah di dunia pun begitu beragam, setidaknya laporan Britannica mencakup adanya gaya-gaya khas kesenian dari barat, Afrika, Asia Tengah, Tiongkok, Asia Tenggara, hingga Jepang. Namun secara umum, ada konsep dasar terutama elemen utama lukisan yang berkembang dalam praktik para pelukis dari masa ke masa.
Elemen utama lukisan
Berikut adalah beberapa contoh elemen dalam lukisan:
1. Garis
Garis merupakan gambaran linier sederhana yang telah hadir sejak lukisan zaman prasejarah di seluruh dunia. Tiap bentuk garis, seperti garis putus-putus, garis tanpa batas, hingga yang berliku-liku bahkan bergerigi memberi kontras pada visual sebuah lukisan. Garis pada lukisan memberi efek gerakan, ritme, atau penekanan pada visualnya.
2. Bentuk dan massa
Bentuk dapat terbuat dengan gaya organik maupun geometris. Sebuah bentuk berkisar pada permainan bentuk-bentuk seperti persegi, lingkaran, segitiga yang ketika disatukan, membangun sebuah komposisi. Dalam lukisan, kedalaman atau kesan massa dibantu oleh permainan warna, tone, dan tekstur.
Sebuah lukisan biasanya memiliki bentuk-bentuk yang lebih vokal dan menjadi pusat perhatian mata. Alhasil, area negatif antara bentuk dan massa dari sebuah lukisan dipertimbangkan secara rinci oleh para seniman untuk meningkatkan bentuk positifnya. Serupa dengan musik yang memiliki waktu interval, atau arsitektur bangunan yang memiliki fasad.
3. Warna
Warna menjadi elemen penting dalam lukisan lantaran sebagai wadah ekspresif utama dari para seniman. Alhasil, warna memberi kesan penting dalam narasi yang dibangun seniman. Dimensi utama warna dalam lukisan terbangun dari permainan hue (rona), tone (nada), dan intensitas sebuah warna. Merah, kuning, dan biru merupakan warna dasar, yang kemudian bisa dikembangkan menjadi jenis-jenis warna yang tak terhingga jumlahnya.
4. Tekstur
Tekstur yang dibangun lewat permainan berbagai medium lukisan mulai dari cat minyak, akrilik, tempera dan lainnya, membangun nuansa keseluruhan dari sebuah lukisan. Salah satu permainan tekstur yang paling mencolok dalam perkembangan seni rupa modern barat, ialah gaya pointilisme yang membangun visual lewat susunan lingkaran kecil dari totolan cat oleh kuas. Tekstur juga kerap digunakan untuk menggambarkan pola natural dari benda-benda di alam, seperti tekstur pada dedaunan, salju, hingga bulu binatang.
Baca juga: Aliran seni rupa modern, berikut 5 contoh dan senimannya!
Medium (material dan teknik) dalam seni lukis
Berikut adalah beberapa contoh material dan teknik yang digunakan dalam lukisan:
1. Tempera
Tempera merupakan jenis cat cepat kering yang umumnya dibuat dari kuning telur dan air. Selain kuning telur, tempera juga bisa dibuat dengan putih telur, getah, minyak linseed, atau dengan wax. Medium lukis yang satu ini populer digunakan dalam mural dinasti kuno Mesir, Babilonia, Yunani, dan Tiongkok. Selain itu, tempera juga kerap digunakan untuk melukis di ruang-ruang bawah tanah masa periode awal kejayaan gereja di barat.
Nama tempera, awalnya berasal dari kata kerja ‘temper’ yang bermakna, “membawa konsistensi yang diinginkan.” Namun, medium tempera tak lagi populer digunakan, lantaran kemunculan lukisan cat minyak yang lebih populer di kalangan seniman hingga hari ini.
2. Fresco
Fresco, yang dalam bahasa Italia berarti ‘segar’, merupakan medium tradisional untuk lukisan dinding atau langit-langit bangunan. Melansir Britannica, fresco merupakan medium tertua seni lukis yang bertahan dari lukisan gua era prasejarah dan semakin berkembang pada abad ke-16 di Italia, dengan kemunculan metode buon fresco.
Lukisan fresco menggunakan cat berbahan dasar air yang dilukiskan di atas plester yang masih basah. Teknik tersebut membuat lukisan fresco akan berada permanen di atas dinding karena melekat sempurna dengan lapisan plester dinding.
4. Cat minyak
Lukisan berbahan dasar minyak, atau yang kerap disebut oil painting, merupakan lukisan dengan cat berbahan dasar campuran pigmen warna dari minyak pengering. Medium ini menjadi populer hingga hari ini karena bisa menghasilkan harmoni nada dan warna yang mulus. Bahkan, cat minyak memberi keleluasaan bagi pelukis untuk membuat efek buram, transparan, hingga tembus pandang dengan variasi tekstur yang tak terhingga.
5. Tinta
Medium yang satu ini merupakan material yang populer dalam lukisan tradisional Tiongkok dan Jepang. Tinta dalam lukisan-lukisan itu biasanya diaplikasikan menggunakan kuas yang terbuat dari rambut serigala atau domba, di atas permukaan sutra atau kertas. Sedangkan dalam dunia seni barat, tinta sering digunakan untuk kebutuhan ilustrasi sastra dan pembuatan peta, dibanding sebagai medium lukisan.
Baca juga: Sukses tahun lalu, Art Jakarta Gardens edisi kedua kembali hadir Februari 2023
Contoh jenis-jenis lukisan
Berikut adalah contoh jenis-jenis lukisan:
1. Mural
Mural merupakan bentuk lukisan yang digambarkan langsung ke dinding. Selama sejarah dunia, mural telah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat kuno untuk mengekspresikan ide, emosi dan kepercayaan mereka yang dilukis dalam ruang bawah tanah, kuil, hingga makam. Sedangkan, mural dalam ranah arsitektur mulai populer di era Renaisans barat ketika Giotto, Masaccio, dan Fra Angelico membuat lukisan di interior bangunan.
2. Lukisan panel atau easel
Lukisan easel dibuat dengan menggunakan panel atau kanvas yang diletakkan di atas penyangga portable. Jenis lukisan ini baru populer sejak abad ke-13, dan gaya lukisannya berkisar pada still life, potret, dan lanskap.
3. Lukisan gulungan (scroll painting)
Scroll painting, merupakan bentuk yang kerap digunakan dalam lukisan tradisional Tiongkok dan Jepang. Berbentuk gulungan, lukisan ini biasanya menangkap visual panorama pemandangan sungai, gunung, hingga lanskap urban dan interior rumah.