SM investasikan 1 triliun won untuk bangun pusat produksi di AS, Jepang, dan Asia Tenggara
Di tengah huru-hara soal sahamnya, SM Entertainment mengumumkan pada Kamis (23/2) bahwa mereka akan menyuntikkan dana sebesar 1 triliun won atau sekitar Rp11,5 triliun ke program yang memfasilitasi artisnya untuk maju ke pasar global serta membangun platform bagi penggemar K-pop.
Melansir Korea Times (24/2), rencana itu menjadi bagian dalam strategi ekspansi global dan investasi yang diumumkan oleh SM Entertainment di kanal YouTube sebagai bagian dari pengembangan SM 3.0.
Pasalnya, dalam video tersebut, perusahaan hiburan itu turut mengumumkan visi serta strategi lainnya untuk mengembangkan multi-produksi dan sistem, serta menggunakan hak kekayaan intelektual (intellectual property) artisnya untuk produk selain musik, seperti merchandise dan gim.
Baca juga: 7 alasan SM Entertainment menolak akuisisi HYBE
SM Entertainment akan membuat pusat produksi di luar negeri
Anggaran senilai Rp11,5 triliun tersebut juga akan digunakan untuk menciptakan pusat produksi di luar negeri seperti Amerika Serikat (AS), Jepang, dan Asia Tenggara.
Termasuk meluncurkan grup K-pop baru yang anggotanya ialah talenta lokal masing-masing negara.
Lebih dari itu, SM berencana untuk meluncurkan NCT Tokyo di pertengahan tahun 2023 ini serta grup K-pop Jepang dan grup asal AS di pertengahan tahun 2024 mendatang.
“Kami akan mengembangkan joint venture dengan Kakao Entertainment untuk mengembangkan pusat produksi global di Amerika dan akan mendorong akuisisi agensi bintang lokal untuk menstabilkannya dengan cepat,” ungkap SM dalam video YouTube yang diunggahnya.
SM Entertainment kemudian menjelaskan, “Kami tidak hanya akan memiliki artis Korea di Amerika, tapi akan mendebutkan penyanyi yang dilatih langsung di sana.”
Berdasarkan strategi itu, SM berjanji untuk membangun tujuh pusat multi-produksi domestik dan tiga pusat produksi luar negeri pada 2025 demi menghasilkan sekitar 260 miliar won atau Rp3 triliun penjualan.
Dilakukan untuk meningkatkan harga saham
Selain itu, SM Entertainment akan mencetak 1.8 triliun won atau sekitar Rp20,9 triliun penjualan dan 500 miliar won atau sekitar Rp5,8 triliun profit operasional di tahun tersebut.
“Tujuan kami adalah untuk membuat harga saham SM menjadi 360.000 won (Rp4 juta) per saham di tahun 2025,” ujar CFO Jang Cheol-hyuk.
Sebagai informasi, kini harga SM Entertainment berada di angka 123.600 won atau sekitar Rp1,5 juta.
“Kami akan berdiri sebagai perusahaan K-pop nomor satu melalui SM 3.0,” pungkasnya yang turut mengatakan bahwa ia berharap visi 3.0 tersebut dapat membantu menyelesaikan keraguan mengenai isu yang berasal dari struktur tata kelola perusahaan dan strategi jangka menengah dan panjang.
Sementara itu, SM membeli sebanyak 25.000 saham di perusahaan dari pasar saham lokal sekitar 3 miliar won atau Rp34,7 miliar dan dikabarkan akan segera membeli 31.194 saham lagi, sebagaimana dilaporkan oleh bursa lokal.
HYBE nilai SM Entertainment telah melanggar hukum
Pemegang saham terbesarnya sekaligus kompetitor perusahaan K-pop, HYBE, di sisi lain mengatakan telah mengirimkan surat terbuka kepada anggota dewan SM untuk memperingatkan perusahaan terhadap pembelian saham lebih lanjut.
“Tindakan membeli saham sendiri menggunakan dana perusahaan dalam jumlah besar tak dapat dilihat sebagai tujuan untuk mendukung harga saham dan meningkatkan keuntungan di kalangan pemegang saham,” ungkap HYBE yang menambahkan pembelian itu justru kecurangan yang dilarang hukum.
HYBE menjadi pemegang saham terbesar SM Entertainment usai mengakuisisi sebanyak 14,8% saham dari pendirinya, Lee Soo-man, di samping banyaknya kritik mengenai akuisisi dan merger keduanya.
Menurut kabar yang beredar, HYBE juga berencana untuk membeli 25% saham SM Entertainment dari investor lainnya untuk meningkatkan total saham yang dipegangnya ke angka 40%.