5 kegagalan box office terburuk, terbaru film “The Flash”

Film besutan sutradara Andy Muschietti  yang dirilis pada 14 Juni 2023 lalu, The Flash sempat menjadi sorotan dunia sinema global lantaran gagal memikat penonton.

Bahkan, melansir Hypebeast, film tersebut disebut-sebut sebagai kegagalan box office terparah yang pernah dialami oleh genre film pahlawan super.

Tak heran, pasalnya, film yang dibintangi Ezra Miller ini hanya memperoleh pendapatan sebesar $55 juta atau sekitar Rp823 miliar dari bioskop seluruh dunia di hari pertama peluncurannya!

Namun, selain “The Flash”, ada banyak film lain yang bernasib sama. Beberapa di antaranya bahkan adalah film layar lebar yang dirilis di akhir tahun 90-an.

Lentas, apa saja kasus kegagalan box office terburuk yang pernah ada? Simak selengkapnya berikut ini, seperti dikutip dari Movie Web!

1. “John Carter” (2012)

Dengan estimasi anggaran hampir $350 juta atau Rp5,2 triliun, film science-fiction besutan Disney ini menjadi salah satu film dengan biaya produksi termahal yang pernah ada.

Namun sayangnya, “John Carter” yang menceritakan tentang petualangan intergalaksi dari kapten tentara tituler ini gagal mencapai target jumlah penonton untuk menutupi total biaya produksinya.

Kegagalan film ini disinyalir disebabkan oleh kesalahan dalam promosi, yang bahkan dinobatkan sebagai salah satu “kampanye pemasaran terburuk dalam sejarah film”.

Lebih jauh, salah satu kegagalan box office terburuk ini menyebabkan kepala Walt Disney Studio Rich Ross harus mengundurkan diri dari jabatannya, serta dua film berikutnya dibatalkan.

Baca juga: 7 rekomendasi film bertema multiverse seperti “Across the Spider-Verse”

2. “The Lone Ranger” (2013)

Sebelum “The Flash” dan setelah “John Carter”, ada film “The Lone Ranger” yang ternyata sudah mengalami masalah terkait anggaran dan produksi sejak awal dikembangkan.

Makanya, tak heran apabila film aksi yang diluncurkan pada 2013 silam ini masuk ke dalam daftar kegagalan box office terburuk.

Lagi-lagi, ini merupakan film produksi Walt Disney Pictures. Berbagai masalah terkait keuangan yang dialami film ini bahkan hampir menyebabkan produksinya dibatalkan.

Pasalnya, kemunduran jadwal produksi telah menyebabkan pihak studio mengalami pembengkakan pengeluaran mencapai $225-250 juta atau sekitar Rp3,3-3,7 triliun!

Setelah benar-benar mengalami kegagalan di pekan pertama penayangannya, sutradara Gore Verbinski dan produser Jerry Bruckheimer menuduh para kritikus mengabaikan kualitas film dan berfokus pada anggaran yang membengkak daripada film itu sendiri.

3. “The Flash” (2023)

Selanjutnya ada “The Flash”, film terbaru yang masuk ke dalam daftar kegagalan box office terburuk yang pernah ada.

Menurut laporan, film besutan Warner Bros. Discovery ini menggelontorkan anggaran sekitar $200-220 juta atau sekitar Rp2,9-3,2 triliun untuk produksinya, tetapi belum termasuk biaya pemasaran sebesar $150 juta atau Rp2,2 triliun.

Akan tetapi, per awal Juli ini, “The Flash” baru meraup pendapatan kotor sebesar $102 juta atau sekitar Rp1,5 triliun dari bioskop Amerika Serikat dan $248 juta atau sekitar Rp3,7 triliun secara global dalam tiga minggu penayangannya.

Baru sebulan sejak dirilis, film ini sudah dinobatkan sebagai salah satu kegagalan Warner Bros. Discovery karena menyebabkan studio tersebut kehilangan $200 juta atau Rp2,9 triliun.

Film ini makin mengecewakan buat studio lantaran Warner Bros. Discovery sebelumnya telah mengesampingkan film “Batgirl” demi mempertahankan “The Flash” karena optimis dapat menghasilkan banyak keuntungan.

Baca juga: Selain “Oppenheimer”, ini 7 rekomendasi film terbaik Cillian Murphy

4. “The 13th Warrior” (1999)

“The 13th Warrior”, yang menceritakan sekelompok Viking melawan musuh menakutkan, menjadi film lain yang masuk ke dalam daftar ini. 

Dibintangi Antonio Banderas sebagai penyair dan penjelajah istana terkenal bernama Ahmad ibn Fadlan, film drama fiksi sejarah ini diadaptasi dari novel berjudul “Eaters of the Dead” karya Michael Crichton.

Anggaran yang dikeluarkan untuk film ini pada awalnya adalah $85 juta atau sekitar Rp1,2 triliun, tetapi membengkak menjadi $160 juta atau sekitar Rp2,3 triliun.

Akibatnya, film ini harus menghadapi perjuangan berat untuk menutupi keuangannya di box office. Kegagalan box office terburuk ini menyebabkan beberapa aktornya pensiun sementara dari dunia akting.

5. “R.I.P.D” (2011)

Rupanya, salah satu film Ryan Reynolds juga pernah masuk ke dalam daftar kegagalan box office terburuk yang pernah ada, seperti film “The Flash”.

Sebelum sukses dengan “Deadpool”, Reynolds pernah berakting untuk film “R.I.P.D” yang berujung gagal total meskipun memiliki plot yang unik.

Sebagai informasi, film ini menceritakan seorang polisi yang meninggal dunia, namun tetap bertugas menjadi polisi di alam lain setelah kematiannya.

Film bergenre science-fiction ini memiliki sejumlah plot twist, tetapi tetap gagal menarik perhatian audiens. “R.I.P.D” hanya memperoleh $78,3 juta atau sekitar Rp1,1 triliun, sedangkan anggaran yang dikeluarkan mencapai $154 juta atau sekitar Rp2,3 triliun.

Sebelumnya, film ini sempat berhasil menduduki urutan keenam pada pekan pertama penayangannya, tetapi posisinya tergeser oleh film-film rilisan baru lainnya, termasuk “The Conjuring” dan “Red 2”.

Itulah lima kegagalan box office terburuk yang pernah terjadi di dunia perfilman, yang kembali disorot setelah film “The Flash” flop baru-baru ini. Apakah ada yang sudah pernah kamu saksikan?

Baca juga: 7 rekomendasi film Wes Anderson dengan rating tertinggi di IMDb