Di balik visual kunci Synchronize Fest 2024 bersama Cisarua Creative

Ditulis oleh Ardela Nabila | Read in English

Nama Cisarua Creative mungkin sudah tak asing lagi di industri kreatif. Kolektif yang telah malang-melintang dalam dunia seni dan desain visual ini kembali disorot usai terpilih menjadi kolaborator Synchronize Fest 2024.

Ya, kolektif beranggotakan enam pemuda yang bergerak sebagai seniman, desainer, dan ilustrator itu ditunjuk untuk menggarap visual kunci (key visual) Synchronize Fest untuk pertama kalinya.

Key visual meliputi ilustrasi yang secara konsisten digunakan sebuah merek untuk kepentingan branding ataupun pemasaran.

Bagi yang belum tahu, nama Cisarua Creative bukan diambil dari daerah asal para anggotanya.

Nama kolektif ini muncul sebagai respons atas fenomena patung macan “jelek” di Cisarua yang sempat viral. “Fun Follows Fun” menjadi semangat yang diusung untuk terus berani berkembang di zona yang tak melulu aman.

Maka, tak heran apabila pengolahan visual yang dihasilkan Cisarua Creative tampak jujur, berani, dan autentik.

Berbeda dengan desain masa kini yang serba minimalis dan sering kali berjarak dari kehidupan sehari-hari, Cisarua Creative justru mengangkat nilai lokal dari objek keseharian menjadi visual eklektik.

Keselarasan semangat dan selera humor organik Cisarua Creative dengan genetika visual Synchronize Fest yang fun, vibrant, playful, dan youthful itulah yang membuat kolaborasi kali ini menjadi spesial.

Adapun tahun ini Synchronize Fest mengusung tema “#TogetherBersama” dengan sudut pandang “Eclectic Kitsch” dalam risetnya.

“Ini adalah pertama kalinya Synchronize Fest bekerja sama dengan kolektif desain dan menerapkan pendekatan visual melalui riset. Kolaborasi ini terjadi secara organik, sebab mereka sebelumnya memang telah tergabung dalam tim kreatif kami,” ujar Art Director Synchronize Fest Saleh Husein kepada TFR.

Dipilihnya Cisarua Creative sebagai seniman kolaborator tahun ini juga tak jauh dari kemampuan mereka dalam menerjemahkan jati diri Synchronize Fest menjadi visual memukau.

“Kami sangat bangga dengan teman-teman Cisarua Creative, karena berkarya itu bisa dilakukan siapa pun. Tapi untuk berkarya yang relevan dengan semua festival, tidak semua seniman itu bisa. Mereka juga terbuka dengan konsep dan idealisme lain, sehingga semua proses komunikasi itulah yang Cisarua Creative terjemahkan,” kata Communication Director Synchronize Fest Aldila Karina.

Lahirkan visual ciamik usai riset panjang

Untuk menciptakan visual kunci tersebut, Cisarua Creative menyusuri sejumlah pasar di Jakarta guna menangkap dan mengumpulkan beragam elemen visual yang memiliki nuansa keberagaman dan identitas lokal.

Riset lapangan yang dilakukan di Pasar Santa, Pasar Baru, hingga Pasar Asemka itu mengusung “Vernacular Typography & Found Object” sebagai arahan artistiknya.

Melalui pendekatan teknis tersebut, Cisarua Creative mencoba menggabungkan sejumlah teknik kreatif untuk menciptakan aspek eklektik.

“Konsep pasar yang kami usung untuk Synchronize Fest 2024 sangat mewakili keseluruhan acara, di mana festival ini dikenal dengan crowd-nya yang seperti pasar dan pengunjung dengan karakter berbeda-beda,” jelas seorang perwakilan Cisarua Creative yang namanya tidak dapat disebutkan.

Ia melanjutkan, “Kita mengunjungi pasar-pasar tersebut untuk melihat beragam identitas visual di sana selama satu bulan. Ini adalah bagian dari journey kita dalam mengolah key visual Synchronize tahun ini.”

Penerapan konsep tersebut kemudian membawa mereka menemukan metode mixed media dalam pengerjaan karya visual, yakni dengan menggabungkan pola-pola analog.

Mulai dari vernacular, meme Internet, buku lirik jadul, koleksi label dan stiker, seni tipografi jalanan, hingga warna tinta fluorescent. Proses penggabungan hasil riset tersebut pun berlangsung cukup panjang dan memakan waktu hingga dua bulan.

Pasalnya, masing-masing objek yang dikumpulkan harus diseleksi kembali karena memiliki perbedaan karakter. Langkah ini menjadi penting untuk menciptakan harmoni, khususnya dalam hal pemilihan font untuk tipografi.

“Kumpulan tipografi yang kita dapat selama riset itu kita trace ulang dan dikumpulkan satu persatu untuk dijadikan font yang kemudian bisa diketik. Jadi huruf Synchronize tahun ini base-nya dari font-font itu. Begitu pula dengan komunikasi media. Kita juga memanfaatkan panel-panel di pinggiran pasar sebagai elemen pelengkap,” tuturnya.

Eksplorasi memang penting, namun mempertimbangkan aspek fungsi juga tak kalah esensial agar semua informasi yang diteruskan ke audiens dapat tersampaikan dengan jelas.

“Kami memiliki disiplin yang beragam, sehingga mixed media ini justru mempersatukan orang-orang di dalam kolektif kami. Ini juga selaras dengan tema ‘Together Bersama’ yang diusung,” terang perwakilan lainnya.

Anggota lain Cisarua Creative menambahkan, “Selain itu, DNA Cisarua Creative memang senang eksperimen dan mencoba hal baru. Metode ini cocok dengan narasi pasar yang isinya campur baur, beragam latar belakang dan kegiatan, yang akhirnya align dengan teknik mixed media tersebut.”

Semua elemen tersebut dicampur secara digital, menciptakan rasa beautiful chaos yang relevan dengan kehidupan masyarakat di Indonesia.

Nantinya, konsep dan metode ini akan konsisten diterapkan di berbagai karya visual lainnya yang akan terus dikeluarkan hingga festival ini berlangsung.

“Pendekatan visual dengan riset ini penting dan sangat menyenangkan. Dengan banyaknya festival musik saat ini, Synchronize Fest 2024 memiliki stand point yang menarik. Kami menyorot bagaimana hal lokal yang dekat dengan masyarakat selalu hadir dan menjadi tuan rumah,” tutup Saleh.


Artikel terkait


Berita terkini